Bab 3.Permainan gila

33 0 0
                                    

Pov Rani.

Aku bingung dan sedih.
Menyesali yang telah terjadi. Aku terlanjur melangkah terlalu jauh melakukan hubungan yang tidak seharusnya kulakukan.
Bagaimana jika aku hamil?
Menikah dengan Mas Anto? Bagaimana status Mas Anto? Duda satu anak yang belum punya surat cerai? Yang baru pisah ranjang?
Bapakku sudah mencium hubunganku dengan Anto. Pasti Mbak Lusi sudah membahasnya bertiga dengan Mas Budi suaminya.
Aku pasrah saja bagaimana nanti, mengikuti takdir yang digariskan Tuhan padaku.

Malam ini aku resah, malam minggu sendirian di kamar. Kucoba telpon Mas Anto yang katanya gak ke mana-mana karena takut motornya ngadat dan baru besok akan ke bengkel. Berarti ada di kostnya dong. Kutelepon Mas Anto tapi tidak diangkat. Berkali-kali aku hubungi tetap tidak diangkat, sedang apa nih orang, pikirku.

Yah, ya udah. Mending tidur saja walau masih jam 21.00
Namun mata tak kunjung terpejam. Aku tetap memikirkan Anto

Anto sekarang sepertinya jarang mampir ke bagian produksi tempatku kerja. Sementara Anto bagian pengepakan barang.
Tak jauh sebenarnya jaraknya dengan tempatku. Namun kalau tidak janjian juga susah.
Aku merasa agak beda saja sikapnya akhir-akhir ini
Kadang kirim pesan kabar baik dan sibuk ikut lembur, cuma begitu.

Dua kali malam minggu terlewatkan tanpa Anto.
Semakin mendekati akhir bulan, aku semakin berdebar. Takut kalau yang kutunggu tak kunjung datang.
Namun aku pasrah dan ikhlas.
Karena semakin aku memikirkan malah jadi semakin stress.
Dan jika stres bisa mengganggu hormon dan malah tidak keluar haidnya.
Harus tetap tenang santai, kalau memang tidak hamil, ya, akan tetap keluar tamu bulanannya, aku menghibur diri sendiri.

Ya, aku sempat baca artikel seperti itu. Stress membuat haid mundur, bahkan terganggu.
Benar saja hari ini badanku terasa pegal semua. Pinggang sakit, dada terasa bengkak, ingin makan yang pedas-pedas. Apakah aku ngidam? Apa ini tanda-tanda akan hamil?
Atau ngidam?
Emang aku hamil kok ngidam? Orang ngidam itu juga hamil dulu baru ngidam.
Dan ngidam itu kalau hamil sudah dua atau tiga bulan, Hi Hi yang aku tau begitu.
Tapi aku tetap tersenyum walau khawatir, karena aku merasa ini bukan ngidam. Besok saja aku mau beli tespac untuk memastikan ini semua. Aku mulai lebih tenang kemudian tertidur.

***

Pov Anto.

Hari ini aku bahagia. Ponselku baru.
Aku meminta Sulis untuk membelikan HP baru yang jatuh ketika kami pacaran di kamarnya.
Karena asyik memadu cinta dengan tetanggaku itu, ponsel yang  kutaruh didekat kasur jatuh.
Sulis sangat memanjakanku dia mau mengganti ponselku.
aku sengaja pilih yang canggih. Sulis perempuan bahenol adalah tetanggaku yang akhir-akhir ini selalu mengejarku.
Sejak aku diam-diam menanggapi rasa perhatian Sulis, ternyata keberuntungan berpihak padaku.

Tanpa malu-malu Sulis mendatangi kostku. Mengajak berkencan lalu kami berhubungan layaknya suami istri. Maklum Sulis seorang janda dan aku duda.
Bisa dibayangkan betapa kami betul-betul pasangan gila yang saling membutuhkan pelampiasan ranjang.
Bukan seperti Rani, yang baru begitu saja sudah nangis, marah-marah.

Dengan Sulis selain servis yang memuaskan juga berkantong tebal.
Punya mobil yang dipakai untuk membawa dagangan kaos dan baju dari Tanah Abang.
Buka toko baju di depan rumahnya.
Beberapa dagangannya juga dijual secara online.

Hubungannya denganku hanya untuk iseng.
Suka sama suka. Tanpa ada ikatan. Dan itu yang aku cocok, yang aku suka darinya.
Lama-lama aku jadi malas dengan Rani, yang mulai menuntut minta dikawini.
Bagaimana ini?

Dengan mamanya Indri mantan istriku saja belum selesai masalahnya.
Malah ini harus berurusan dengan Rani minta dinikahi. Wah..!
Orangtuanya minta bukti surat cerai. Waduh, ribet.
Pusing jadinya !
Menghindari Rani adalah cara terbaik.

Terjerat HasratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang