10

2 0 0
                                    

Ira kembali hanyut dalam lamunanya. Kakaknya sedang pergi keluar. Hari ini libur, sedangkan Cinta sekarang ini tengah diluar kota.
Ponsel Ira berdering menandakan ada pesan yang masuk.

085xxxxxxxxx : Hallo, cantik, pasti lagi bosan yah?

Ira : ih, siapa sih?

085xxxxxxxxx: coba tebak 😊

Ira mengernyitkan dahinya, dan langsung meletakkan ponselnya diatas nakas. Diapun berjalan menuju balkon kamarnya. Baru beberapa langkah kakinya terhenti. Ponselnya berdering, menandakan ada panggilan masuk. Diapun berbalik dengan malas. Tanpa melihat layar ponselnya dia langsung menggeser tombol hijau.

"Halo, Assalamualaikum", Jawabnya sopan.

"Wa'alaykummussalam, cantik", Ucap seseorang diseberang dengan senyum menggodanya.

Ira segera menjauhkan ponsel dari telinganya, lalu melihat layarnya.

Oh my, ternyata orang sok kenal itu
Batinnya.

"Siapa sih?", Tanyanya ketus.

"Ketus banget sih cantik, kamu jadi makin cantik deh", godanya lagi.

Ira makin kesal hingga dia mematikan sambungan secara sepihak. Setelah itu dia kembali berjalan kebalkon kamarnya.

"Aaaaaaaaa", Teriak Ira seketika. Bagaimana tidak, dibalkonnya tiba-tiba ada lelaki yang tengah duduk menikmati jus jeruk yang disiapkannya tadi.

"Kak Bintang ngapain disini?", Teriak Ira. Sementara Bintang hanya tersenyum sembari menunduk. Dia tidak berani menatap Ira.

"Khem, pakai jilbabnya dulu sana?", Ucapnya tanpa menoleh. Seketika pipi Ira memanas, diapun berlari kedalam dan memasang jilbabnya asal.

"Sekarang jawab, ngapain kak Bintang disini. Inilan kamar cewek kak. Hargain privasi dong", Ira terus mengoceh, dan bukannya merasa bersalah, Bintang justru mencubit pipinya gemas.

"Ih, pergi gak!, Kalau bertamu tuh yang sopan dong. Jangan kayak gini", teriak Ira lagi. Bintang memang datang disaat yang tidak tepat. Suasana hati Ifa saat ini memang tidak baik. Dia salah membangunkan singa yang tengah tidur.

"Habisnya dari tadi kakak mencet bel gada yang bukain. Nah, kakak liat dibalkon ada makanan dan minuman tertata rapih, jadi kakak manjat deh", Jelas Bintang. Ira dibuat geleng-geleng kepala olehnya.

Duh cantik banget sih bidadari satu ini, coba dari dulu gue liatnya. Gak bakal gue biarin siapapun ngambil dia.

Batin Bintang dengan senyum yang sulit diartikan.

"Ngapain senyum-senyum?", Tanya Ira sembari menyipitkan matanya.

"Adadeh, kepo", Jawab Bintang sembari mencolek dagu Ira. Ira buru-buru menghapusnya.

"Udah aneh, sering seenaknya lagi", gumam Ira.

"Ngomong apa tadi?"

"Kapan kakak mau pergi, ini kamar cewek loh, pengertian dikit kek!", Ucap Ira sembari menegaskan beberapa kata. Bingang merasa tertampar dengan kata-kata Ira itu, yah dia memang salah karena memanjat kekamar anak gadis orang yang tengah sendirian dirumah. Tanpa berkata-kata lagi Bintang langsung melompat dari balkon Ira. Ira terkejut dan langsung melihat kebawah. Kaki Bintang mendarat sempurna diatas tramapolin yang sengaja ditaruhnya dibawah. Setelah itu dia melompat lagi ketanah dan bersiap untuk pergi.

"Balikin itu ketempatnya!", Teriak Ira sembari menunjuk trampolin dibawahnya. Bintang memejamkan matanya dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Sorry, lupa, hehe", Bintang nyengir kuda. Sementara Ira memotar bola matanya jengah.

Setelah Bintang pergi, Ira kembali kekamarnya dan segera menghempaskan tubuhnya diatas kasurnya yang nyaman. Sepersekian detik berikutnya matanya terpejam.

****
Matahari sudah hampir terbenam, semburat jingga sudah mulai terlukis disana. Faidz tengah duduk dipinggir pantai, menyingkir dari kerumunan dengan pakaian serba hitamnya yang tertutup. Dia memainkan botol minumnya yang airnya tinggal setengah. Tatapannya lurus kedepan memerhatikan matahari yang kini tinggal terlihat separuh.

"Cantik, sepertinya", gumamnya dengan senyum yang sedikit mengembang dari bibirnya, sembari memainkan jepitan kupu-kupu ditangannya.

"Sayang, ternyata kamu disini. Tau gitu kita barengan tadi", Ucap seorang gadis manja, yang bergelayut dilengan kekar lelaki itu. Faidz segara menyembunyikan jepitan itu. Dia tau bagaimana Lili. Dia akan mencari tau segalanya.

"Lepas!", Ucapnya dingin. Namun, gadis itu tak menghiraukan perlakuan dinginnya.

"Lili lepas!", Ucapnya lagi. Namun karena gadis itu masih bergelayut manja dilengannya dia berdiri dan menghempaskan tangan gadis itu. Dia lalu pergi dari sana tanpa menoleh kebelakang.

Lili adalah mantan Faidz saat SMA. Dulu Lili yang memutuskan hubungan mereka secara sepihak dan lebih memilih berpacaran dengan Samuel, sahabat lama Faidz.
Samuel tidak tahu jika Lili adalah pacar Faidz, makanya dia mendekatinya. Sekarang ini Samuel melanjutkan studynya keluar negeri dan memutuskan Lili sebelum berangkat. Samuel adalah tipe cowok yang tidak bisa LDR-an.

Setelah Samuel pergi, Lili kembali mendekati Faidz dan berharap balikan dengannya, namun, Faidz sudah tidak tertarik lagi dengan yang namanya pacaran. Lagipula dulu dia hanya jengah karena gadis ini terus mengejar dan menempel padanya, makanya dia jadikan pacar sebagai tameng agar tidak ada yang berani mendekatinya lagi. Karena Lili adalah salah satu cewek yang terkenal sadis disekolahnya dulu.

Faidz bukannya tidak tertarik pada perempuan. Hanya saja hatinya sudah terpaut sejak lama pada seorang gadis berambut panjang dengan jepitan kupu-kupu terselip dirambutnya.  Jepitan kupu-kupu itu satunya ada ditangan Faidz, dan satu lagi ada pada gadis kecil itu.

FaidzunWhere stories live. Discover now