06 • Dua kubu

49 6 0
                                    

"Tentang perasaan lo ke gue. Itu juga gak sadar?"

Alya diam mematung, bahkan sekarang terasa sulit mengartikan perasaannya pada Gavin, ia sangat senang namun di sisi lain juga kebingungan. "Lo murid baru di sini?" Alya bertanya untuk mengalihkan pertanyaan Gavin.

"Lumayan lah baru sepuluh hari."

Alya mengangguk mengerti. "Gue mau ngobrol sama lo lebih lama tapi ada tugas yang mau gue kerjain. Ketemu di kantin ya."

"Al," panggil Gavin.

Seseorang yang dipanggil oleh Gavin itu kini mengernyitkan alisnya.

"Sore ini gue mau ketemu, bisa?"

Alya segera mengiyakan ajakan Gavin untuk mempersingkat waktu, lagi pula Alya samgat merindukan Gavin. "Rumah gue masi yang dulu kok," jawab Alya.

"Iya gue tau." Gavin mengacak pelan rambut Alya.

Alya yang mendapat perlakuan seperti itu tidak sadar kalau pipinya bersemu merah.

***

"Bu Mitha, seperti yang sudah didiskusikan sebelumnya, kita akan mengadakan rapat selanjutnya pada hari jumat ini pukul dua siang. Saya berharap untuk mendapatkan konfirmasi anda melalui email mengenai ini, terima kasih."

"Baik, saya akan mengosongkan jadwal pada hari itu, terima kasih kembali." Mitha langsung menutup panggilan telepon. Mitha yang sudah penat dengan urusan pekerjaannya itu menyandarkan kepala di sandaran mobil, ia memijat sedikit pelipisnya yang pening tak lupa mengoleskan minyak angin.

"Istirahat aja bu, lumayan lama kalo jalanan macet kaya gini," ucap Samir, supir pribadi Mitha.

"Iya pak macet banget, hadeh Jakarta," keluh Mitha.

Kebiasaan Mitha saat sedang bosan adalah mendengarkan lagu untuk menenangkan sedikit otaknya. Ia mendengarkan lagu sambil membuka email dari para rekan bisnisnya dengan perlahan. Namun seketika ia terkejut melihat banyaknya email masuk dari Alya, putrinya yang ia tinggalkan selama bertahun-tahun. Mitha tidak ingin membuka email dari putrinya, namun karena dirinya dilanda rasa penasaran yang tinggi, Mitha membuka email tersebut dan membacanya pelan-pelan.

Mah, hari ini Alya belajar masak mie goreng jawa kesukaan mamah. Alya pengen sekali-kali mamah cobain masakan Alya. Ya walaupun ga seenak buatan Mamah sih, bumbu rahasianya kasih tau Alya dong. Bales email ini ya.

Alya habis belajar buat masuk univ yang Alya mau mah, Carla bilang dia mau satu univ sama Alya. Seneng banget ketemu Carla lagi biar aku gak repot-repot beradaptasi cari teman di kampus.

Kak Aldo masih suka balapan kaya dulu, Alya gak suka. Kalo Ka Aldo kenapa-napa yang jagain Alya siapa? Alya kan disini cuma punya Kak Aldo.

Hati Mitha merasa teriris membaca rentetan pesan dari putrinya, tetapi Mitha masih setia membacanya dengan tenang.

Kemarin malam papah nelfon Alya. Papah bilang kalau dia mau ketemu Alya, tapi Alya tolak karena Alya takut papah main tangan di depan umum lagi. Tapi Alya kangen papah, Alya harus apa mah?

Papah nelfon Alya lagi, papah bilang Alya anak gak berguna, bahkan dia sampai menyumpahkan Alya. Alya memang semenyebalkan apa sampai orang-orang benci Alya.

Berat badan Alya sekarang turun drastis padahal Alya suka ngemil, ngemilin mie hehe, maaf mah Alya masih suka masak mie tengah malem diem-diem bahkan kadang mie mentahnya aku remukin terus aku gado. Kalo ada mamah pasti ada yang ingetin aku.

Are You Okay? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang