INOPINATUM

SATU

" Stupefy!  "

"Ma- maaf mengganggu mrs. [ Name ] olla ingin memberikan surat atas nama mrs. [ Name ] " ucap olla yang sepertinya agak takut kepada [ Name ] karena takut mengganggu latihannya.

[ Name ] membalikkan badannya, " terima kasih olla, letakkan saja di atas meja dan kau boleh pergi "

Dalam sekejap mata olla langsung menghilang dari pandangannya. [ Name ] menyudahi latihannya hari ini dan mengambil surat yang tadi di berikan olla-house elf  nya.

" Surat untukku? Tidak biasanya " sambil membalikkan surat itu dengan heran.  " Hogwarts?  " ucapnya bingung. " who is hogwarts?  Ahh...aku akan bertanya pada mom. "

[ Name ] masuk ke dalam rumahnya, dengan terburu - buru memasuki ruang makan dan langsung berdiri di samping ibunya yang sedang meminum teh nya.

" mom, aku baru saja mendapat surat dari hogwarts,  siapa itu Hogwarts mom? "  [ Name ] memberikan suratnya ke pada ibunya dan duduk di kursinya. Lalu dari arah taman belakang rumahnya sang ayah masuk dan ikut duduk.

" Kau mendapat surat dari hogwarts, dear?  " tanya ayahnya dengan lembut.  "Yes dad, who is hogwarts?  Aku baru mendengar namanya" balas [ Name ] bingung.

Kedua orangtuanya tertawa mendengar ucapan [ Name ].  Masih dengan sisa tawanya ayahnya menjawab,  "Hogwarts bukanlah nama orang, dear. Tapi Hogwarts adalah sekolah - - lebih tepatnya sekolah sihir. "  "Lalu kenapa hogwarts mengirimkan ku surat? Bukannya aku akan sekolah di beauxbatons dengan sister? "
" Tadinya begitu tapi sepertinya hogwarts menginginkan mu untuk bersekolah disana, tidak apa kan? Your brother kan juga bersekolah disana " ucap ibunya sambil tersenyum.

" No problem mom, but bagaimana kalau aku tak cocok berada disana, aku kan sedikit berbeda " ucap [ Name ] sambil menundukkan kepalanya.  Mengerti dengan kekhawatiran anaknya keduanya pun menghibur [ Name ] agar tidak usah khawatir.

" Sepertinya besok kita akan pergi ke diagon alley untuk membeli keperluanmu, dear. Sebaiknya kau bersiap untuk besok ."  "Ay - ay....captain! " balas [ Name ] lalu berlari menuju kamarnya.

[ Name ] pov...

Aku langsung masuk kedalam kamar dan membaringkan tubuhku di atas kasur sambil memikirkan kemungkinan - kemungkinan yang akan terjadi pada brother jika ia melihat ku di hogwarts. Ah kelupaan, Aku belum memperkenalkan diri ku.

Kenalkan nama ku [ Name ] laveau charlotte buckland, dilahirkan di keluarga yang ---yah agak terkenal, tidak maksudku sangat amat terkenal dan di hormati karena keluarga ku termasuk dalam jajaran bangsawan. Aku tiga bersaudara, kakak perempuan ku bersekolah di beauxbatons dan kakak laki - lakiku di hogwarts. Sejujurnya aku baru tau jika ada sekolah bernama hogwarts karena hanya beauxbatons yang sering aku dengar.

Aku keturunan atau campuran dari veela dan penyihir, jadi bisa dibilang aku penyihir dan juga seorang veela pureblood.  Mom ku seorang veela dan juga sorang penyihir ia jarang sekali keluar dari rumah kami karena dad  takut mom akan terluka.sedangkan ayahku seorang bangsawan terhormat dan seorang penyihir. Aku dan kakak perempuan ku juga terlihat sangat mirip dengan veela tapi kami masih bisa berwujud manusia, tapi kakak laki - lakiku tidak mendapatkan nya, malahan ia dominan mirip dengan ayahku.

Aku memiliki mata sebiru laut dari ibuku dan hidung yang bangir dari ayahku, { for the nose you can search on google }

Rambutku panjang se - pinggang dan berwarna silver keabuan. Terkadang akan muncul warna keunguan juga.

Juga di tambah dengan kulitku yang seputih salju.

Aku juga agak angkuh mungkin karena darah bangsawan yang aku miliki. Tapi mom and dad tak pernah mengajarkan tentang perbedaan darah dan melarang keras anaknya untuk bersikap sombong.

Aku juga tak pernah sekalipun keluar dari rumah, selalu berada di dalam rumah untuk belajar sihir bersama kedua kakak ku jika mereka pulang dan berkuda, memanah, dan beladiri bersama ayahku, itu adalah olahraga dari dunia muggle. Aku juga belajar menaiki sapu terbang bersama kakak laki - lakiku secara diam - diam karena jika ketahuan oleh orangtua ku mereka akan marah karena khawatir dengan ku.

Aku agak berbeda dengan kedua saudaraku, ibuku juga mengatakan bahwa aku itu spesial darahku sangat berharga, aku seperti bisa membaca pikiran mereka dan menggunakan sihir tanpa tongkatku. Dan masih banyak lagi keanehan pada diriku saat aku berumur 10 tahun. Tapi aku tak pernah menceritakan ini ke keluarga ku karena aku takut mereka akan memandangku aneh.

Aku bangkit dari kasurku dan berjalan menuju lemari untuk menyiapkan pakaian yang akan ku gunakan besok.
" Diagon alley,  aku tak sabar untuk kesana " ucapku sambil berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan tidur.

Tbc.......