Dia Kania | 4

14 2 0
                                    

.
.
.
🐥

H A P P Y R E A D I N G !

Sekitar 30 menit menempuh perjalanan akhirnya Kania dan Bunda Nara sampai di perumahan Elite bernuansa minimalist. Suasana yang nampak sangat nyaman dan jauh dari keramaian. Membuat siapa saja mungkin betah berlama-lama di kawasan ini.

 Membuat siapa saja mungkin betah berlama-lama di kawasan ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mini cooper Kania sudah memasuki gerbang rumah tersebut.

"Makasih ya Nia udah anterin Bunda"

"Sama-sama Bunda"

"Eh masuk yuk, sekalian main lah kerumah Bunda"

"Dengan senang hati Bun" sambil terkekeh Kania dan Bunda masuk kedalam.

"Assalamualaikum" ucap mereka bersamaan.
Rumah ini tampak sepi, sama seperti yang Kania rasakan setiap kali masuk kerumah nya. Nyaris tidak ada tanda-tanda kehidupan. Sambil berjalan dan terus berfikir, Kania seolah penasaran dengan penghuni rumah ini. Maksudnya orang-orang, anggota keluarga bukan penghuni tak kasat mata. Serem!

"Kania duduk dulu ya nak. Bunda keatas sebentar" Kania hanya mengangguk tanda mengiyakan.

Mata nya meneliti sekeliling rumah ini. Rasanya ah Nyaman! Selagi menunggu Bunda yang entah keatas itu kemana. Kania mulai kepo nih. Mulailah ia berjalan untuk sekedar melihat-lihat foto yang tersusun rapi di dinding. Ada foto keluarga disini, yang bisa Kania tebak itu pasti penghuni rumah ini. Ah orang maksudnya ya. Kania beralih pada satu foto anak berusia mungkin sekitar 12 tahun. Ia sedang berpose menggigit mendali emas dengan seragam bela diri persis. Kania mana tau itu olahraga apa pencak silat kah, karate kah, taekwondo kah dan sebagainya Kania ngga paham guys.

Tengah asyik melihat-lihat serta meneliti miniatur yang ada di atas nakas. Kania yang sedang berjalan sambil membenahkan kuncir rambutnya pun masih terlihat sangai. Kemudian jedai yang di pakai Kania jatuh ke bawah meja. Dan alhasil Kania menunduk kebawah meja

"Mana sih, ah kok nggak nemu" kesal habis meraba-raba kolong meja. Kania pun segera berdiri dan berbalik. Dan ketika itu pula, Kania kaget bukan main ketika kepala nya dengan rambut yang terurai bebas ini. Tiba-tiba menubruk dada bidang seseorang.
"Awww..." Kania meringis.

Harum maskulin yang menyeruak membuat Kania seakan terhipnotis dan. Ahhh jangan lupakan kepalanya sakit dong pasti habis nabrak. Itu dada ato beton sih. Lembek amat!
Kania sontak menggosok-gosokan tangan nya di kepala. Duh benjol gak nih.

Ia masih sibuk dan belum menyadari siapa pemilik dada bidang itu. Tiba-tiba saja dagu Kania ditarik utuk melihat keatas secara perlahan. Dan alangkah terkejutnya Kania mendapati seorang cowok gila handphone, batu berjalan, nyebelin, gak bertanggung jawab dan banyak lagi umpatan dari Kania untuk cowok yang berdiri di depannya dab menatapnya malas.

Kania masih cengo. Terkejut dia, terheran-heran.
"Udah liatnya?" Pertanyaan yang mampu membuat Kania memundurkan langkahnya. Menetralkan raut wajahnya. Dan juga harus bersikap biasa saja.

Dia Kania (NEW)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang