"Mew!"
Mew baru saja memarkirkan motornya, kemudian bergabung dengan Tum dan Tonie di bengkel.
"Bagaimana pesananku, sudah kau belikan?" tanya Tonie antusias dengan rencana barunya.
Idam-idaman Tonie dari dulu adalah memakai motor gede. Niatnya sudah terlaksana, tapi sampai sekarang Tonie belum bisa leluasa memakainya. Motornya masih disembunyikan di bengkel Tum, sementara Tonie sedikit demi sedikit membujuk orang tuanya agar memperbolehkannya naik motor. Untuk memberikan surprise pada kekasihnya, Tonie bermaksud memodifikasi motornya sebelum ditunjukkan pada Gulf nanti.
"Aku sudah pesan, tunggu mereka mengirimkan barangnya saja."
"Kira-kira kapan motor itu akan siap kubawa keluar?"
"Dua minggu paling lama, dimulai ketika barangnya datang," jawab Tum mewakili Mew juga. "Kalau memang ingin mencobanya, kenapa tak kau pakai sekarang saja."
"Tidak bisa. Aku ingin memberikan kejutan untuk kekasihku. Aku mau dialah yang kuboncengi pertama kali." Tum dan Mew sama-sama mengedikkan bahu. Mereka paham, kalau soal cinta memang sulit dipaksa.
"Ya, ya, ya. Semua demi kekasihmu!" tutur Tum mencoba menghentikan Tonie yang akan pamer kekasih.
"Selama aku kenal kalian, belum pernah aku melihat kalian membicarakan soal kekasih," ejek Tonie. "Jangan-jangan kalian tidak pernah jatuh cinta."
"Jatuh cinta?" tanya Tum sambil adu pandang dengan Mew. "Tentu saja kita pernah jatuh cinta. Kalau soal kekasih kita memang tak punya kekasih, kita kan sudah menikah," jawab Tum menunjukkan kalau dirinya dan Mew lebih unggul dari pada Tonie.
"Kalian sudah menikah?"
"Kami bukan tipe lelaki yang suka berlama-lama pacaran. Kalau kau kapan akan menikahi kekasihmu?" Tum saling melempar kode dengan Mew. Tonie telah masuk perangkap mereka. "Kuberitahu kau, dulu Mew pernah punya kekasih yang sangat cantik, baik dan pengertian. Setahun mereka pacaran, tapi hubungan mereka berakhir begitu saja dengan alasan kekasih Mew bosan menunggu dinikahinya."
"Yang benar?" tanya Tonie. Dia khawatir kalau ternyata Gulf juga bosan menunggu untuk dinikahinya. "Kekasihku tidak seperti itu."
"Kau cuma belum tahu saja. Seseorang bisa menjadi sangat bosan kalau terlalu lama menunggu," tambah Tum.
"Kekasihku memutuskanku lalu menikah dengan orang lain." Mew memang tak pandai berakting, tapi kalau untuk membumbui cerita orang lain, dia bisa melakukannya. "Aku menemukan kekasih baru dan agar dia tak meninggalkanku karena terlalu lama menunggu kunikahi, jadi sebulan kemudian kunikahi dia."
"Kalau aku, saat jatuh cinta pada pandangan pertama langsung kulamar dia. Seminggu kemudian kita menikah."
Tonie jadi galau mendengar cerita Tum dan Mew. Keduanya sudah menikahi kekasihnya dalam waktu singkat, lalu bagaimana dengannya? Tonie dan Gulf berpacaran sudah beberapa tahun, kalau Gulf bosan dengannya lalu minta putus tamatlah riwayat Tonie. Tidak mungkin dia sanggup mencari orang lain. Lagi pula dia sudah telanjur cinta mati dengan Gulf, apa bisa digantikan orang lain?
"Jadi aku harus menikahinya?"
"Tentu," jawab Tum.
"Secepatnya!" tambah Mew sambil adu senyum dengan Tum.
Saat itu ponsel Mew berbunyi menandakan sms masuk. Setelah Mew memeriksa, pengirimnya belum bernama tapi Mew ingat itu nomernya Gulf. Mew membuka isi pesan itu dan membacanya. Gulf memaki-maki Mew, menyumpahi Mew karena dianggap kabur saat mereka hendak mengklarifikasi hubungan mereka. Gulf juga menuntut Mew datang ke rumahnya dan kalau Mew tak segera datang, Gulf mengancam akan memorak porandakan apartemen Mew.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of My Brother's Fault
FanficAdiknya Gulf menghamili adiknya Mew, tapi Mew dan Gulf-lah yang harus bertanggung jawab.