Ini malam Minggu pertamanya Gulf menginap di apartemen Mew. Besok dia ada jadwal senam ibu hamil, makanya dia terpaksa menginap kembali. Jumat kemarin Gulf sudah membeli ranjang baru, dan tadi sore ranjangnya sudah diantar dan dipasang di kamarnya Mew. Gulf sudah mencobanya tadi, ranjang pilihannya memang jauh lebih nyaman daripada milik Mew yang lama. Sekarang Gulf belum ingin tidur, dia masih menonton TV. Karena Mew juga belum pulang, dia sekalian menunggunya. Ada yang ingin dia diskusikan dengan Mew nanti.
Tee lewat di depan Gulf saat Gulf fokus melihat ke layar TV. Ketika fokus Gulf telah kembali, Tee lewat lagi sambil membawa air putih. Awalnya diabaikan saja oleh Gulf. Toh, Tee juga penghuni apartemen ini. Jadi, dia bebas jalan sana sini.
Lima menit setelah kejadian dua kali Tee lewat, Gulf mengganti channel TV. Sekarang Gulf nonton berita, ada banyak info yang disampaikan pembawa berita itu. Ada beberapa produk makanan baru yang ditemukan mengandung bahan pengawet berbahaya. Gulf harus fokus lagi karena bisa jadi salah satu barang itu di jual juga di super marketnya. Saat pembawa berita membacakan list produk berbahaya itu, Tee lewat di depannya lagi. Gulf masih mengabaikannya walau sedikit terganggu, tapi ketika dia kembali memelototi TV ke berita selanjutnya, Tee lewat lagi sambil membawa camilan.
"Tee!"
"Hn?" Tee berhenti sejenak untuk menanggapi Gulf.
"Kau bisa lewat belakang sofaku kalau mau ke dapur."
"Ok!" jawab Tee singkat kemudian pergi begitu saja.
Adik dengan kakak kenapa sama menyebalkannya? Coba Tee tak hamil karena Talay, Gulf sudah pasti nyaman menjalani hidup bertiga dengan Talay dan Fai di rumahnya. Sekarang baru beberapa kali menginap di apartemen ini, Gulf sudah merasa tak nyaman. Ada saja gangguan dari Mew dan Tee.
Gulf melupakan hal barusan. Dia juga sudah bosan menonton TV. Dia memilih istirahat saja di kamar. Dia juga bisa mengerjakan beberapa tugas kantornya sambil menunggu Mew. Di saat Gulf bersiap pindah dari depan TV ke dalam kamar, dua kali lagi Gulf mendapati Tee lewat, mau ke dapur. Pertama Tee mengembalikan gelas, lalu masuk kamarnya lagi. Kedua Tee mengembalikan piring wadah camilan tadi, lalu masuk kamarnya lagi. Kenapa tidak sekalian saja diambil lalu dikembalikan? Repot sekali jadi Tee.
Tapi sebodoh lah, itukan Tee bukan dirinya.
Baru duduk di ranjang barunya, Gulf mendapati pintu kamarnya diketuk. Tee muncul dari balik pintu itu.
"Phi, kau sibuk?"
"Tidak. Kenapa?"
"Anakmu ingin minum jus mangga dan makan wafer rolls."
Gulf mengernyitkan dahi. Anak yang mana?
Tee mulai aneh. Tadi mondar-mandir dan sekarang mengigau soal anak. Sudah tahu dia dan Mew menikah belum ada sebulan, tidur bersama palingan masih sekitar tiga kali. Itu pun tanpa kontak fisik. Terus Tee bilang anak, anak dari mana?
"Bisakah kau membelikannya di mini market dekat sini?" tanya Tee sambil berharap.
"Tee, daripada kau membicarakan yang aneh-aneh, lebih baik kau istirahat!" saran Gulf.
"Lalu membiarkan anakmu tak mendapat apa yang dia mau? Kau lebih suka anakmu ileran, P'Gulf?"
Tee makin aneh. Siapa pun juga tak mau anaknya ileran, tapi Gulf memang tak punya anak.
"Tee, aku tak punya anak dan tak berencana punya anak. Jadi kuperintahkan kau tidur sekarang juga!" Gulf menuding Tee agar pergi.
"Kau lupa telah menitipkan anakmu padaku?" kata Tee sambil menunjuk perutnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because Of My Brother's Fault
Fiksi PenggemarAdiknya Gulf menghamili adiknya Mew, tapi Mew dan Gulf-lah yang harus bertanggung jawab.