TENTANG ABIAN

442 28 1
                                    

Abian itu orangnya gak santuyan, bar barnya kelewatan, pecicilan lagi.

Liat semut bawa sebutir gula aja hebohnya udah kayak nemu harta karun.

Umurnya 17 tahun punya dua kakak, namanya Zyan sama Aska.

Hobinya rebahan, Cita citanya pengen jadi Ultraman supaya bisa menyelematkan dunia.

Tujuan hidupnya pengen masuk surga tapi kerjaannya ngeghibah Mulu.

Keinginan terbesarnya ngebanggain orang tua biar gak di sangka anak durhaka.

.

.

.

.

.

.

.

"ABANGGGGG"  Teriakannya menggema di  rumah yang mewah namun ilegan.

"AB.."

"Berisik babi"

Abian tersentak kala Zyan ----kakak pertamanya tiba tiba datang dari arah belakang.

"Kakak ngapain di sini? gue kan panggilnya abang bukan kakak"

"Emangnya siapa juga yang mau nyamperin lo, orang gue mau ke bunda"

"Bohong"

"Dih gue mah anak sholeh gak pernah bohong"

"Bacot, gak pernah bohong dari mananya"

"Emang gue gak pernah bohong, kapan emangnya gue bohong?"

"Pas kakak di suruh beli garam sama bunda, kakak bilang ke bunda harganya dua puluh ribu padahalkan harganya dua ribu"

"Gue khilap waktu itu" Balasnya Zyan cepat.

"Khilap kok berulang ulang"

"Lagian salah bundanya kenapa pake percaya sama gue"

"Lo nyalahin bunda? Gue aduin loh sama bunda"

"Aduan"

"Serah gue dong"

"Bodo"

"Dih ambekkan"  Ucap Abian saat Zyan pergi begitu saja.

"Mending gue ke kamar si tukang molor Aska"

.

.

Abian membuka kamar Aska yang tidak pernah di kunci itu kasar, ia mendengus kesal saat melihat sang kakak masih tertidur di ranjangnya, padahal jam sudah menunjukkan pukul 17.25. Kebo memang.

Sedetik kemudian Abian tersenyum jahil, ia masuk ke dalam kamar mandi dan keluar dengan gayung berisi air di tangannya.

Abian melangkahkan kakinya mendekati ranjang Aska lalu tanpa perasaan ia langsung menumpahkan air dalam gayung yang ia pegang itu tepat di wajah Aska.

Byurrr

" BANJIR BANJIR AYAH BUNDA TOLONGIN ASKA, ASKA GAK BISA BERENANG KAYAK IKAN CUPANG TOL..."

Tak

"Ahw" Ringis Aska saat gayung itu mengenai kepalanya, sedangkan pelakunya malah memandang Aska dengan wajah watadosnya.

Aska menoleh ke samping dan langsung menatap Abian tajam.

"Oh jadi lo dek dalangnya" Ujarnya sambil bangkit dari kasur.

"Hehe maaf bang, abisnya lo sih udah hampir magrib tapi masih tidur, gue kan sebagai adik yang baik berinisiatif untuk ngebangunin"

"Tapi gak gini juga kali, liat tuh kasur gue jadi basah gara gara lo" Balasnya kesal sambil menunjuk kasurnya yang basah.

"Kalau basah di panggang aja"

"Lo kira sate di panggang"

"Ih bang lo ngomongin sate, gue jadi pengen sate"

"Bodooo, gak peduli gue, mending lo keluar sekarang atau lo yang gue panggang"

"Kejam lo bang"

"IYA GUE EMANG KEJAM, MAKANYA SEKARANG LO KELUAR DARI KAMAR GUE ATAU LO BENERAN GUE PANGGANG"

"Iya iya gue keluar, bisa budeg gue lama lama denger teriakan lo"

"CEPET"

"Iya bang iya, lo kaya cewek aja teriak teriak Mulu"

"ABIAN"

"IYA"

Setelahnya Abian pun keluar dari kamar Aska, kini kakinya ia bawa melangkah menuju dapur. Disana Abian bisa melihat sang bunda yang sedang menemani Zyan makan.

"Makan kak?"

Uhuk

Uhuk

Zyan tersendak karna terkejut akan kedatangan Abian yang tiba tiba.

"Minum dulu kak" Ujar Dira memberikan air putih kepada anak pertamanya itu.

"Lain kali jangan gitu dek, kasian tuh kakaknya"

"Itu mah kakaknya aja yang lebay" Jawabnya yang kini sudah duduk di samping kanan sang bunda.

"LEBAY LO BILANG, GUE KESELEK GOBLOK"

"Tuh bun kakak lebay kan? Pake ngomong kasar lagi"

"Huss, kakak gak boleh ngomong kasar dong di depan adeknya"

"Tuh dengerin kak"

"Adek laknat lo"

Dira menggelengkan kepalanya melihat tingkah putra sulung dan putra bungsunya.

"Anak siapa sih?" Gumamnya sambil mengusak pelan rambut Abian.

"Anak bunda" Jawab Abian santai

"Kapan bunda ngelahirin kamu?"

"Haha mampus lo gak di aku anak sama bunda"

"Berisik lo kak"

"Jangan panggil gue kakak, lo bukan adek gue"

"Bajingan lo kak"

Zyan semakin menggencarkan tawanya saat melihat bagaimana wajah kesal sang adik yang terlihat sangat lucu. Sedangkan Dira hanya tersenyum tanpa menghentikan usapannya pada rambut Abian.

Hingga suara klakson mobil yang berbunyi di parkiran rumah membuat Abian tersenyum, karna itu berarti sang kepala keluarga atau ayahnya sudah pulang.

Abian bangkit dari duduknya dan menatap remeh ke arah sang kakak.

"Ayah udah pulang, gue bakal aduin lo sama ayah"  Ancamnya lalu pergi dari sana.

Zyan menghentikan tawanya setelah mendengar perkataan adiknya, ia melirik ke arah sang bunda. Sedangkan Dira yang merasa di lirik hanya menggedikkan bahunya.

"Bunda gak ikutan"

.

.

Di ruang keluarga, Hendra sedang berbicara dengan salah satu pembantu yang berkerja di rumahnya.

"Nyonya sama anak anak mana bi?"

"Nyonya, den Zyan sama den Bian lagi di ruang makan tuan kalau den Aska kayaknya masih di kamarnya"

"Oh yaudah, bibi boleh pergi sekarang"

"Saya permisi tuan"

Hendra mengangguk, saat ia hendak berbalik tiba tiba

"AYAHHH"

"Astagfirullah" Ucapnya kaget sambil mengelus dada

"AYAHH POKOKNYA ADEK KESEL SAMA BUNDA SAMA KAK ZYAN, MASA ADEK GAK DI AKUI ANAK SAMA BUNDA TERUS KAK ZYAN MALAH NGELEDEKIN ADEK LAGI"

"AYAH"

"AYAH, AYAH DENGERIN ADEK GAK SIH? ADEK TUH LAGI KESEL SAMA BUNDA SAMA KAKAK" Tanya Abian saat tak mendapat respon dari sang ayah.

"Kamu siapa ya?"

"AYAHHHHHH"

TENTANG ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang