۞ « ᪥ » ۞
Bermula sejak dari detik itu,aku sering pergi ke bilik usang tersebut untuk melihat A'isyah melakukan rutin hariannya.
Tak pasti kenapa,tapi aku mahu mendalami agama itu.
Perlahan aku melangkah menyelusuri laluan koridor. Tak lain tak bukan untuk pergi ke bilik itu lagi.
Terdengar sayup-sayup suara A'isyah membaca satu kitab yang sering dibacanya selepas dia melaksanakan sollah itu.
Aku menolak pintu kayu itu perlahan. Kepala aku jengulkan sedikit untuk melihat A'isyah.
Seperti selalu. Dengan kain cotton yang menutupi seluruh badannya. Telekung. Now,I know the name. Hasil dari usaha aku yang sering melawat A'isyah.
Terdengar sahaja derap langkah kakiku,pantas A'isyah menoleh ke belakang. Senyum nipis aku berikan. A'isyah menepuk perlahan lantai di sebelahnya menyuruh aku duduk di situ.
" You want to know something Aurora? "
Aku hanya mengangguk. Bersedia menerima sebarang ilmu yang A'isyah ingin kongsikan hari ini.
" When you feel alone or feel like life is such a suck, don't think it's the end of your life. Believe that Allah is always with you. Be your friend and be your shoulder to cry. " Senyuman manis menghiasi wajah A'isyah.
Aku mengangguk tanda memahami.
☾︎ ♫︎ ☽︎
Kertas utusan akhbar lama berselerak di atas meja. Serabut. Sama seperti otaknya kini.
'Why ayahanda sorok semua benda ni dari dia?! This is impossible '
Terdengar pintu di tolak dari luar dan derap langkah kaki menghampiri.
" Hey dude. Apa yang kau cari tu? Aku call tak angkat. So I'm here. "
Hawkin menghampiri meja kerja.Sehelai akhbar yang terkoyak yang berada di atas meja dicapai.
" Oh god! This is insane! Emanuele Victor and Emanuele Lorenzo sebenarnya adik beradik tiri?! I can't believe this! "
Hawkin menghempas semula helaian akhbar itu ke atas meja. Nafas di hembus kuat.
" Whatevers you're thinking now Xander,please just inhale and exhale. It's gonna be alright. "
Tangan Hawkin ke atas dan ke bawah. Menunjukkan tarik dan hembus nafas.
Aku menjeling Hawkin sekilas. Annoying macam adik dia.
" I'm fine. " Aku mendesis perlahan.
Aku duduk di sofa berdekatan. Cuba bertenang.
" Actually,niat asal aku nak cari benda lain end up ada kejutan pulak untuk aku. "
"Nahh. It's not a big deal Xander. Apa yang nak kau kecoh kan sangat?"
" Shut up Hawkin. You're annoying ass. "
" Fine! "
" Alfonso! "
Laju Alfonso yang sememangnya berada di luar bilik masuk ke dalam.
" Principe. " Dia menunduk hormat.
" I want you to help me something. Find some truth. I want it as soon as possible. By hook or by crook you must get it. Understand?! "
Alfonso mengangguk laju seperti tiada hari esok.
Sedang aku leka menyemak kertas-kertas yang berselerak di atas meja,...
" Well-well. Look what you have done Xander. Are you trying to mess up with me? "
Serentak semua kepala yang ada di dalam bilik tersebut memandang ke arah pintu masuk.
Aku mula mendongakkan wajah.
" Suprise! " Dia menjerit riang kemudian ketawa terbahak-bahak.
" Laught when you can Victor. "
" Oh common Xander. Kau sambut kepulangan ayahanda kau begini? That's rude don't you think? "
" Whatever. " Aku mula berdiri. Mata tunak memerhatikan ayahanda yang semakin mendekat.
Setelah hampir 3 bulan dia berada di Filipina,akhirnya dia balik. Menyesakkan fikiran dan otak.
" You're touching my private stuff Xander. Prigione,Xander. Now! "
" But,..."
" I didn't want any objections my little Principe. "
Tawanya mula bergema. Psychopath.
💫💫💫💫
I don't hate you.
But I just loose all my respect.💫💫💫💫
♡♡♡♡
Do vote and comments ok. Love ya❤.
YOU ARE READING
𝕀𝕄ℙ𝔼ℝ𝕀𝔸𝕃
FantasyAurora : " Domini,you are a out of nowhere. I will never bow to you." Xander : " No one ever mess to my order. You're the one. Sorprendente!" " Once you walk in,you will never turn back,hun. " °°~°° Even though I try to forget about you,even I v...