Bugg
Bugg
"Maafin jisung bang, jisung ga sengaja numpahin minuman abang"ringis jisung
Namun orang yang dia panggil abang itu sama sekali tidak menggubris omongan jisung
Dia masih setia memukul badan jisung menggunakan balok kayu besar yang tersedia digudang
"Bang arkan maafin jisung bang"
"Sakit?"
Jisung mengangguk sembari memegang pundaknya yang mungkin memar karena ulah kakaknya
"Masih sakit mana sama bunda gue?"tanya kakaknya yang membuat jisung terdiam
"Kenapa lo diem, ga bisa jawab?"
"Udah gue bilangkan lo itu anak pembawa sial! ayah aja bencikan sama lo?"
"Maafin jisung bang"ucap jisung tidak berani menatap abangnya(?) Itu
"Jisung, kamu dimana"
"Kecuali dia, lo guna guna kakak gue ya? sampe dia sayang banget sama lo?"ucap abangnya sembari menendang tubuh jisung yang terduduk dilantai
"dekkk, kamu dimana si?"
"kalo kakak sampai tau, lo tau konsekuensinya kan?"
Jisung mengangguk lalu keluar dari gudang melewati pintu sedangkan kakaknya tadi keluar lewat jendela yang mengarah ke halaman depan rumah
Setelah jisung keluar dari dalam gudang dan menutup pintu gudang seseorang menyentuh pundak jisung yang membuat jisung meringis kesakitan
"Jisung, kamu kenapa?"
"Gapapa ka"
Tanpa menghiraukan jawaban sang adik, kakaknya langsung membuka seragam sekolah jisung guna melihat kondisi pundak adiknya itu
"Gapapa gimana? Ini memar, kamu ngapain tadi digudang?"tanya kakak
"Jisung nyari meja ga kepake ka buat naruh buku buku, malah kejatohan kayu hehe"alasan jisung
"Lain kali kalo ga bisa panggil kakak aja ya sung"ucap kakaknya sembari mengobati memar jisung
"Hm iya ka mark, makasih ka"
"Hm? Ngapain makasih"tanya kakaknya lalu jisung menggeleng
━━✥❆✥━━
"Arkan mana?"tanya ayah sembari mengoleskan selai diroti tawarnya
ya, semenjak sang bunda pergi semua yang ada dirumah menjadi sedikit dingin kecuali sang kakak pertama dan si bungsu
ayah yang awalnya penuh dengan candaan candaan yang membuat seisi rumah tertawa kini berubah menjadi seorang yang pendiam namun tegas tanpa canda tawa sedikit pun
dulu setiap pagi saat mereka bangun dari tidur mereka, mereka langsung pergi ke arah dapur dan disana banyak hidangan masakan buatan sang bunda lalu mereka berkumpul untuk sarapan
berkumpul setiap sarapan itu sudah menjadi rutinitas dikeluarga andara namun sekarang suasana berubah sangat sangat berbeda tidak ada lagi hidangan dari sang bunda, berkumpul saat sarapan, canda tawa
sekarang ayah mereka selalu pergi kekantor sangat pagi, terkadang juga ayah mereka melewatkan sarapan pagi bersama anak anaknya dan memilih sarapan dikantor
"gatau yah"balas mark
"Ayah berangkat dulu mau meeting"ucap ayah lalu diangguki oleh mark
"Hati hati yah"ucap jisung
KAMU SEDANG MEMBACA
Eccedentesiast
Teen Fiction[On Going] Jisung orang yang menyembunyikan kesedihannya dibalik senyumnya