"Lho mas mau kemana ?" New bertanya pada Tay yang memakai jas kerja di hari libur seperti ini."Mas ada urusan bentar di kantor dek, maaf ya mas tinggal dulu, bentar aja kok" Tay sebenarnya tidak rela, harus meninggalkan keluarganya saat hari libur seperti ini.
"Yahh, mas kan udah janji mau nemenin aku sama anak - anak ke supermarket" New mencebikkan bibirnya, Tay berkata akan menemani ia memilih bahan makanan, dan sekarang apa yang terjadi ? Dia akan ditinggalkan lagi.
"Maaf banget hin, mas udah ditunggu banyak orang, nanti ya begitu selesai mas jemput kamu di sana, okey" Setelah itu Tay mengecup kening istrinya lalu melangkah keluar rumah.
'huft' New menghela nafasnya kasar, dia jadi tidak mood melakukan apapun.
"Buna"
"Kenapa nanon ?" New berjongkok, menyetarakan tingginya dengan anak bungsunya, lalu mengusap rambutnya pelan.
"Ayah kok pelgi duluan ?" Kata Nanon dengan cadelnya.
Frank, kembaran nanon yang sedari tadi melihat percakapan antara Nanon dan bundanya, ikut mendekat dan menanyakan hal lain.
"Kok kita ditinggal buna ?" Frank menunjukkan wajah pias karena ditinggal ayahnya.
"Hiks, kok ayah hiks ninggalin adek huaaa" Nanon pun menangis dengan keras, mengira jika ayahnya pergi meninggalkannya.
Frank yang melihat kembarannya menangis ikut menangis juga dengan keras.
"Huaaa ayah kok hiks pelgi"
"Aduh, engga sayang, ayah ga pergi" New bingung harus menjelaskan apa pada anak - anaknya.
Si sulung yang melihat para adiknya menangis, ikut mendekat lalu bertanya.
"Bunda, ayah kemana ?" Pluem bertanya sembari membantu New menenangkan adik - adiknya.
"Ayah ada kerjaan sebentar, jadinya ayah pergi ke kantor, sst udah ya udah nanti ayah pulang kok" New berusaha menenenangkan anaknya.
Tangan kanan memeluk frank, sementara tangan kirinya berusaha membuat Nanon mendekat ke arahnya.
"Huaaa adek juga hiks mau jalan - jalan, hiks tapi hiks ayah pelgi sendili" Nanon memeluk New dan menenggelamkan wajahnya.
"Kakak hiks juga mau pelgi huaa" Frank malah menangis semakin keras.
Haduh, kalau begini New yang pusing kan, Tay Tawan itu benar - benar.
"Ayok jalan - jalan dulu sama bunda ya, nanti kalau ayah udah selesai, ayah nyusul kita" New berusaha berdamai dengan anak - anaknya.
"Hiks, benelan ? Nanti ayah nyusul ?" Nanon mengangkat wajahnya, memperlihatkan hidungnya yang terdapat sedikit ingus dan matanya yang berair. Frank pun juga menunjukkan ekspresi yang sama.
'duh kok anak anakku lucu begini sih'
"Iya, sekarang Nanon sama kakak Frank siap - siap dulu ya, jangan nangis lagi, masa mau jalan - jalan malah nangis sih" New mengusap kepala anak kembarnya bergantian.
"Yeayy jadi pelgi, ayo kak kita ganti baju" Frank dan Nanon berlari menuju kamar mereka.
"Abang ganti baju juga gih, kita belanja ber empat dulu aja ya, nanti ayah nyusul" New mengusak rambut anak sulungnya.
"Okey bunda"
.
.
.
.
.Mereka ber empat sudah tiba di supermarket.
Pluem yang bertugas mendorong Troli dan mengambil barang - barang yang bundanya katakan, lalu memasukkannya ke dalam troli.
Sementara New menggandeng kedua anak kembarnya di tangan kanan dan kiri, agar mereka tidak berlari ke sembarang arah lalu menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] Say Love
FanfictionCinta bisa menjadi hal yang menyenangkan sekaligus menyakitkan . . . . It's drable .