Prolog

1.3K 84 0
                                    

Manusia diciptakan secara berpasangan.

Kalimat di atas adalah hal yang pastinya sudah sering kita dengar dari bibir ke bibir. Sudah bukan fenomena aneh lagi jika kita menemukan banyak orang di sekitar yang yakin bahwa mereka akan menemukan pasangan hidup di esok hari. Walaupun tidak diketahui kapan, siapa, bagaimana caranya, ataupun di mana akan bertemu, tetap saja hal ini tidak menghilangkan angan-angan masyarakat terhadap penyataan tersebut.

Dunia telah membuat sebuah sistem di mana manusia memiliki dua hal penting pada tubuh yang akan menjadi penunjuk mengenai pasangannya kelak atau bisa disebut dengan 'Soulmate'. Mata dan detak jantung, kedua bagian ini saling bekerja sama. Jika diumpakan dalam sebuah peristiwa, apabila manusia pergi ke hutan lalu tersesat maka mata dan detak jantung berperan sebagai kompas dan peta—diharapkan bisa membantu dalam mencari jalan keluar.

Apakah hanya itu saja? Tentu tidak.

Ketika seorang insan sudah menginjak umur yang telah ditentukan oleh semesta, mereka akan memiliki dua mata dengan corak berbeda. Manik kanan berwarna asli sedangkan manik kiri memiliki warna milik Soulmatenya. Sebagian besar manusia akan mempunyai dua warna yang masing-masing sangat kontras, sebagai contoh yaitu biru dan cokelat ataupun kelabu dan hijau. Namun, tidak jarang juga ada yang perbedaannya bahkan tidak begitu terlihat, misal kedua bola mata memiliki warna abu-abu tapi yang membedakan adalah gelap maupun terangnya corak tersebut.

Untung saja dewi fortuna sangat berpihak pada manusia sehingga ada satu cara lain yang bisa mereka jadikan penentu. Jantung seseorang akan berdetak sama cepat dengan milik Soulmatenya. Jika melambat, maka yang lain juga ikut berdegup pelan. Jika dipenuhi adrenalin, juga akan berdetak cepat. Bisa saja misal, A sedang mengikuti pelajaran olahraga yang mengharuskannya berlari sejauh satu kilometer, jantung berdegup sangat cepat sementara B—Soulmatenya—tengah mengerjakan ulangan di kelas mendadak juga ikut terengah-engah layaknya sehabis berlari memutari lapangan. Sering terjadi, tapi hal ini sudah biasa ditemukan.

Lantas, bagaimana jika jantung salah satu di antara kedua insan berhenti berdetak karena ajal telah menjemput?

Di kondisi seperti inilah manusia akan mengatakan bahwa dunia bukan tempat yang adil. Karena nyatanya jika hal itu benar-benar terjadi, maka jantung dari pasangan insan tersebut juga akan berhenti berdetak. Bahkan tak jarang juga ketika malaikat pencabut nyawa telah selesai bekerja, kondisi sepasang manusia ini belum pernah bertemu atau mengetahui bahwa mereka adalah Soulmate. Begitu miris dan menyedihkan. Namun, semua itu tidak langsung terjadi. Ada jeda 12 jam sebelum akhirnya kedua insan akan saling bertemu di alam yang berbeda.

Sistem Soulmate memiliki efek yang amat terasa bagi kehidupan manusia itu sendiri. Ada yang menerima dengan sangat ikhlas, ada juga yang tiap harinya merutuk kepada Tuhan karena sudah membuat alam semesta berperilaku seperti ini. Perasaan senang akan datang pada insan yang telah menemui Soulmatenya, sesuai harapan. Kesedihan akan melanda jika seseorang telah kehilangan sang Soulmate akibat sakit yang dideritanya, semakin merana karena setelah itu ia tahu bahwa tak lama lagi detak jantungnya juga akan ikut berhenti berdegup. Tak ada hal yang bisa mereka perbuat saat segala gejolak tersebut terjadi.

Manusia pun mau tak mau menyerahkan semua pada takdir...

... dan membiarkan mata serta hati bekerja dalam menentukan perjalanannya.

IN THE EYE OF A HEARTBEAT • offgun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang