4

126 28 4
                                    


"Appa? Kenapa disini?"     Junhyung si bocah usia enam melangkah tergopoh-gopoh keluar dari kamar menghampiri mereka  dengan wajah sembab khas bangun tidurnya. Jemari mungilnya tak henti mengusap sebelah mata yang tampaknya masih sulit terbuka karena kantuk yang menerpa.

"Siapa yang bilang mimpi bertemu Appa setiap malam?"      Pria Kim menjawab dengan gurauan seraya merentangkan kedua tangan menyambut pelukan hangat putra semata wayangnya.       "Jagoan kecil Appa, apa kabar?"

"Tidak baik!"     Seraya bergelayut manja dalam dekapan sang ayah, bocah itu menjawab ketus dengan bibir kecil yang memberengut lucu.       "Appa pulang tidak memberitahu Junhyung. Tidak masuk kekamar Junhyung dan menciumi pipi Junhyung sampai bangun."

Maka kedua pria dewasa terkekeh bersama menyaksikan keluguan bocah usia enam disana.         "Maaf sayang, semalam pesawat Appa mendarat saat waktu sudah larut, jadi Appa membayar taksi saja untuk pulang karena tidak ingin mengganggu tidur jagoan kecil Appa."

"Tetap saja!"

"Ssstt, mau tahu rahasia?"       Bisikan yang sejatinya tidak terlalu pelan itu mampu menarik atensi Junhyung untuk sepenuhnya menatap wajah sang ayah dengan raut penasaran khas anak-anak. Bahkan jika harus jujur, Jungkookpun mampu mendengar meski jaraknya berdiri tidak begitu dekat dengan mereka berdua.        "Appa takut hyung galak mengamuk kalau mengganggu jam tidur Junhyung."

Sesaat kedua alis bocah itu menyatu menandakan bahwa dirinya tengah berpikir keras mencerna ucapan sang ayah.      "Maksud Appa, Jungkookie?"         Disini Junhyung diam-diam menyetujuinya. Sebab dirinyapun beberapa kali menerima omelan dan bentakan Jungkook karena tidak menurut.

"Ssstt, pelan-pelan."

"Aku mendengar pembicaraan kalian, hey."       Jungkook yang sedari tadi sibuk menyiapkan susu sereal; sarapan favorit Junhyung, menyahut dengan nada galak yang dibuat-buat untuk mendramatisir keadaan.         "Berani mengataiku galak, ku tendang dari rumah ini."

"Jungkookie, jangan tendang Appa dari sini,"      si bocah usia enam menyahut begitu cepat. Raut mukanya galak kala menatap kearah pria muda yang setiap hari berada disisinya.           "Jangan jahat dengan Appa, nanti kalian tidak bisa menikah."

Ucapan frontal yang keluar dari bibir polos bocah usia enam itu nyatanya mampu membuat kedua pria dewasa disana terkejut hingga nyaris tersedak ludah mereka sendiri. Terlalu terkejut bahkan keduanya tak pernah sekalipun berprasangka kalimat itu akan keluar dari bibir Junhyung begitu entengnya.

"Menikah?"      Taehyunglah yang lebih dulu bersuara. Dengan kening berkerut dan tatap mata yang tiba-tiba tidak fokus karena cukup terkejut saat mencoba mencerna ucapan putranya.        "Siapa yang akan menikah? Jungkook akan menikah?"        Tiba-tiba saja kerongkongannya terasa pahit. Asam lambungnya naik menjadikannya menggelegak mual.

Ada rasa sedih, kecewa dan ketidak relaan membayangkan pria yang bertahun-tahun menjaga putranya bersanding dengan orang lain. Siapa? Ia berpikir dalam hati. Seseorang macam apa yang mampu merobohkan dinding pertahanan Jungkook yang ia tahu begitu kuat dan kokoh untuk diterjang sembarang orang. Dan seingatnya, pria itu masih menerima bahkan membalas ciumannya seperti biasanya. Tampak natural penuh damba dan tidak ada yang berubah.

"Junhyung! Bukankah kita sudah sepakat merahasiakan hal ini berdua?"      Jungkook menyahut dengan nada penuh peringatan diawal kalimat. Tidak ingin bocah enam tahun itu bicara lebih banyak lagi tentang bualan-bualan malam mereka. Rahasia pria, katanya.

Maka, Taehyung diseberang hanya menunduk seraya menata napasnya. Berusaha mengembalikan fokus dan menghilangkan beberapa skenario yang secara sialan dan tanpa diminta, secara tiba-tiba tersusun dalam otaknya. Rasa putus asa menyimuti dirinya kala putra semata wayangnya bahkan terkikik kecil dan memberi anggukan setuju kala Jungkook memperingatinya untuk menjaga rahasia berdua.

Taehyung pikir, haruskah ia membeli beberapa hadiah untuk Junhyung secara diam-diam agar bocah enam tahun itu bersedia menceritakan rahasia prianya suka rela? Sebab ia tahu, bertanya secara langsung pada Jungkook bukanlah ide yang bagus. Tetapi Taehyung tidak bisa menahan rasa penasarannya lebih lama.

Pasangan Jungkook, seperti apa? Apakah ada seseorang yang jauh lebih sempurna dari dirinya?








•••

To be continued

Heartbeat  [kth+jjk]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang