▪︎▪︎▪︎☆▪︎▪︎▪︎
Setelah rapat dadakan yg membuat Ayako sedikit bingung itu,ia akhirnya menyadari apa maksudnya. Mungkin,Fukiko akan menemukan sebuah petunjuk mengenai cara menyembuhkan penyakitnya.
Penyakit yg ia derita semakin parah,kemarin ia melihat bagaimana Fukiko berubah menjadi seputih boneka porselen. Padahal albinisme itu adalah penyakit genetik.
Pikiran Ayako semakin berputar. Ia menatap pintu kamar Fukiko yg tertutup rapat. Kamar gadis itu baru saja dikembalikan seperti semula. Tak ada yg tau kapan pastinya,tapi setelah rapat tadi,kamar Fukiko sudah kembali seperti semula.
Ia masuk dan menemukan Fukiko sedang duduk dengan tenang sambil membaca buku. Tak menyadari keberadaan Ayako yg sudah ada disebelahnya. Fukiko baru menyadari ketika kasurnya berderit.
"Ah,Aya... ada apa?" Tanya Fukiko ringan. Ayako hanya diam sambil menengok isi buku milik Fukiko. Novel dengan genre kesukaan Fukiko,Sci-fi. Ayako tak terlalu suka membaca novel setebal itu,ia lebih memilih membaca komik.
"Apa kau besok mau ikut aku? Malam kok,ada acara yg disuruh Dad untuk hadir dan hanya aku sendiri perempuan yg ikut..."
Wajah Fukiko mengerut bingung. Ia besok tak ada pekerjaan apapun. Dan Ayako mengajaknya menuju sebuah pesta.
"Tapi,apa aku bisa kesana dengan penampilan seperti ini?" Ayako segera mengangguk dan masuk kedalam closet room milik Fukiko. 10 menit ia berkutat mencarikan gaun yg cocok. Dan mengeluarkan satu gaun tea-lenght. Berwarna hitam yg kontras dengan kulit putih pucat Fukiko. Dengan pita besar dipunggung sebagai hiasan sekaligus ikat pinggang.
Ayako memperkirakan sambil memanyunkan bibirnya lucu. Sedangkan Fukiko hanya bisa diam sambil menahan tawa. "Wajahmu lucu sekali... pff... maaf-maaf..." Ayako menyadari ekspresi lucunya dan langsung memasang cool seperti biasa.
"Kau pakai ini saja besok,bilang sama Kiyoko,oke? Jangan biarkan siapapun yg asing masuk..." Setelah berkata seperti itu,Ayako langsung keluar. Meninggalkan Fukiko yg masih menatap gaun itu.
Ia lalu kembali membaca bukunya lagi. Tenggelam dalam imajinasinya.
▪︎▪︎▪︎☆▪︎▪︎▪︎
"Kiyoko,apa kau yakin aku harus ikut malam ini?" Tanya Fukiko dan Kiyoko hanya balas menatapnya datar. "Mungkin kau bisa bertemu lebih banyak orang dan menanyakan tentang penyakitmu..."
Gadis itu hanya mengangguk pelan dan menatap dirinya di cermin. Wajah pucatnya terlihat datar,tapi banyak pertanyaan berputar didalam kepalanya.
Mereka sampai setelah beberapa menit melewati jalanan besar New York. Menuju tengah kota yg tak pernah tidur. Lampu terang menembus jendela mobil Rover hitam yg melaju sedang dijalanan ramai. Ayako dan Fukiko duduk tenang sambil menatap pemandangan diluar.
Begitu mereka berdua sampai,banyak orang yg menyambut mereka dipintu depan. Para kolega yg memiliki banyak wajah agar mendapat bagian yg mereka inginkan. Ada yg berpura-pura baik,berpura-pura simpati. Ayako sudah tahu bagaimana tindak-tanduk mereka semua. Ia membuka jalan dan menyuruh Fukiko berjalan dibelakangnya.
"Duduk saja di meja ini,aku harus mengurus sesuatu..." Setelahnya,Fukiko ditinggal sendiri di meja yg berada tepat ditengah. Pandangannya langsung menuju panggung yg berada tepat di garis pandangannya.
Hidung Fukiko mencium berbagai bau feromon ditempat ini. Membuatnya..... kesal. Ia harusnya bersyukur karena rata-rata aroma feromon ini milik Alpha. Tapi,ada rasa iri muncul di sudut hatinya,yg tak ingin ia akui.
Seseorang menepuk bahunya dan membuatnya berpaling cepat. Gadis itu menghela nafas lega setelahnya. Ternyata itu Hange,dokter yg pernah merawatnya dulu.
"Ternyata benar,apa yg terjadi pada kulitmu? Efek samping dari obat atau?"
Hange duduk didepan Fukiko dan membuat gadis itu menengok kanan-kiri sebelum menjawab pertanyaan Hange.
"Entahlah,tapi aku merasa lebih baik sekarang...." Mata Hange menganalisa seluruh tubuh Fukiko. Lalu ia tersenyum konyol.
"Tapi.... Kau lebih cantik versi seperti ini,terlihat seperti baru diupgrade.... Oh,aku lupa sesuatu.... Levi akan menghabisiku kalau aku terlambat... Dah,Fukiko...."
Fukiko hanya bisa melambai pada Hange yg berlari kecil melewati orang-orang yg terlihat jengkel padanya. Kalo ini,suara Ayako memasuki pendengarannya. Fukiko berbalik dan melihat Ayako melambai padanya. Isyarat untuk mengikuti.
Ia segera mengikuti Ayako yg menghilang dibalik pintu. Begitu ia masuk,matanya menangkap kalau ini bagian belakang gedung. Hanya ada satu lampu remang berwarna kuning tepat diatas pintu tadi. Ia melihat Ayako yg terlihat sedang berbicara dengan seseorang.
"Ini,adik kembarku... Angel..."
Hange menatap Fukiko seperti biasa dan menjabat uluran tangan darinya. Ia terlihat professional dengan pekerjaannya. Ayako sebenarnya bertugas mengantar sebuah paket obat yg dibuat oleh Kuroo. Fukiko tak ingin tahu obat apa itu.
Tapi,sepertinya Ayako agak curiga karena tahu apa isinya.
"Untuk apa kalian membeli obat ini? Bukankah ini sudah diblack-list di New York?"
Hange menatap Ayako dengan wajah santai. Lalu membuka kotak itu,menunjukkan sebotol kecil obat yg berwarna bening keemasan.
"Ini obat untuk penelitianku... Kuroo tak mengatakan apapun ya? Obat ini agar para Vampire bisa berjalan dibawah matahari... Juga agar mereka bisa menahan rasa haus darah..."
Setelah penjelasan singkat itu,Hange menyerahkan segepok uang 100$ pada Ayako yg langsung memgantonginya. Lalu berpamitan dengan singkat. Fukiko menatap Ayako seperti meminta penjelasan...
"Well,kalau kau ingin penjelasan lebih rinci,saat pulang nanti,Dad akan menjelaskannya padamu..."
Mereka berdua pulang dan Fukiko berjalan dengan perasaan aneh. Untuk apa obat itu sebenarnya,kalau untuk Vampire'kan,warnanya bukan seperti itu. Entahlah...
"Dad?"
Ia tak sengaja mendengar suara aneh dan mulai penasaran. Ia tahu seharusnya tak melakukan ini. Tapi... bukankah itu suara seseorang mendesah?
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
La Mia Famiglia (Ultimate Anime Mafia AU x Reader)
FanfictionOne and another path... Hanya sebuah cerita 2 orang gadis kembar yg sangat berbeda dalam berbagai aspek... Dicintai dan menjadi ratu disebuah keluarga Mafia... But,Their story its not that simple... Memilih menjadi bebas atau menjalani semua kehidup...