Kemarahan

435 37 17
                                    

Fahima hanya terdiam tanpa berbicara sepatah kata hingga makan malam selesai, tidak ada yang perlu ditanyakan karena keluarga Michael telah mengentahui semua tentang gadis Bangka itu.

"Fahima, kamu tidak perlu khawatir, nenek dan mama kamu baik-baik saja." Nyonya Li mengusap kepala Fahima.

"Sayang, Mama dan Papa kembali ke Villa." Mama mencium dahi Michael.

"Jaga wanita kamu baik-baik." Tuan Hardianto tersenyum dan menepuk pundak Michael yang hanya diam dan memperhatikan wanita cantik di depannya yang masih duduk dengan kepala tertunduk.

"Pakai cincin ini!" Michael membuka kotak perhiasan dan mengeluarkan cincin berlian.

"Aku tidak mau!" Fahima menyembunyikan jarinya.

"Kenapa kamu terus menolak ku?" Michael menarik tangan Fahima dengan kasar dan meletakkan di atas meja yang telah dibereskan sehingga bersih dari sisa makanan.

"Aw, kamu menyakitiku." Fahima menatap Michael.

"Jika kamu menurut aku tidak akan menyakitimu!" Jari kekar Michael mencengkram tangan kecil Fahima.

"Kita tidak bisa menikah!" Fahima berusaha melepaskan tangannya.

"Kenapa tidak bisa?" Michael tidak melepaskan tangan Fahima sehingga semua orang melihat kearah mereka. Tidak ada yang tidak mengenal pria itu. Orang terkaya di Indonesia, wajahnya selalu tampil di majalah, Koran, tabloid dan televisi.

"Ikut aku!" Michael memasukan kotak cincin ke dalam saku jas dan menarik tangan Fahima dengan kasar masuk mobil.

"Aww." Fahima benar-benar kesakitan karena didorong paksa duduk di kursi penumpang.

"Jangan membuat aku marah!" Michael memasang sabuk pengaman pada tubuh Fahima sehingga wajah mereka sangat dekat. Wanita itu hanya bisa memejamkan matanya dan tidak begerak.

Michael mengendarai mobil sport hitam dengan kecepatan tinggi membuat Fahima ketakutan dengan hanya diam, jari-jari indahnya mencengkram sabuk pengaman dan mata terus terpejam, ia menahan perut yang terconcang ingin memuntahkan makan malam yang belum selesai di cerna oleh lambung. Salah satu tangan Fahima menutup mulut dan tangan yang lain menepuk paha Michael membuat pria itu melirik dan dapat memahami keadaan wanita di sampingnya.

Mobil sport hitam berhenti di pinggir taman kota, dengan cepat gadis cantik itu turun dan keluar, ia berjongkok di pinggir trotoar, mengeluarkan semua isi perutnya hingga tidak bersisa. Kepalanya pusing dan terduduk di atas aspal.

"Apa yang kamu lakukan?" Michael kesal melihat Fahima yang sangat suka duduk di sembarangan tempat.

"Bisakah kamu memberiku minum?" Wajah Fahima terlihat pucat, dengan cepat Michael mengambil air mineral dari dalam mobil dan memberinya kepada gadis yang telihat lemah. Fahima berkumur dan meneguk air hingga habis.

"Apa kamu mau membunuhku?" Fahima menatap tajam pada Michael.

"Itu hanya hukuman kepada kamu yang terus menolakku. Aku tidak suka penolakan apapun itu!" Michael menarik tangan Fahima dengan paksa agar pindah dari tempat itu dan masuk ke dalam taman kota.

"Kenapa kamu sangat suka memaksa?" Fahima kesulitan mengikuti langkah panjang pria itu.

"Duduk di sini!" Michael menekan tubuh Fahima hingga terduduk di kursi.

"Aww." Fahima benar-benar tersiksa sejak bertemu pria kasar dan pemaksa itu.

"Aku ulangi lagi! Aku tidak suka penolakan!" Michael menekan tangannya di kiri dan kanan Fahima mendekatkan wajahnya pada wanita yang semakin ketakutan.

Terjebak Miliarder PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang