Michael Mencari Fahima

447 38 23
                                    

Leo mencari Fahima hingga ke tempat parkir tetapi ia tidak menemukannya, hingga ia mendengarkan ponselnya berdering, panggilan dari Fahima.

"Fahima, kamu dimana?" tanya Leo menjawap panggilan dengan nada khawatir.

"Salam dulu, Tuan Leo." Fahima tertawa.

"Maafkan aku, assalamualaikum dan jangan panggil aku Tuan ketika tidak di hotel!" Leo duduk di atas bagian depan mobilnya.

"Waalaikum salam.' Fahima tersenyum.

"Kamu dimana?" Leo mengulangi pertanyaannya.

"Maaf, aku langsung pulang, kamu tidak perlu memberi gajiku untuk hari ini," ucap Fahima.

"Apa yang terjadi?" tanya Leo lagi.

"Tidak ada apa-apa, bisakah kita bertemu?" tanya Fahima pelan.

"Tentu saja, apa kamu di rumah?" tanya Leo.

"Tidak, aku di pantai seberah hotel Paraday," jawab Fahima.

"Tunggu aku di sana." Leo mematikan ponselnya dan masuk ke dalam mobil, ia tidak tahu Michael terus memperhatikan dirinya.

"Hmm, sepertinya wanita itu terlalu special untuk Leo. Apa mereka sepasang kekasih?" Michael tidak bisa mengikuti Leo karena ia tidak membawa mobil ke Bangka.

Mobil putih milik Leo keluar dari kawasan hotel Paraday dan menuju pantai Montain yang ada di sebelah hotel tempat ia bekerja. Leo mengendarao mobil dengan perlahan agar ia bisa melihat Fahima. Pria itu tersenyum, seorang gadis dengan gamis berwarna merah jambu berdiri di tepi pantai dengan tas punggung berwarna merah dan hijab panjang yang melambai-lambai tertiup angin.

Leo memarkirkan mobilnya dan dengan cepat berlari kearah Fahima, ia sangat senang bisa bertemu dengan wanita itu dengan hanya berdua saja. Ada banyak pria yang berharap bisa menjadi pasangan wanita berhijab dan cantik itu.

"Pantai masih sepi." Leo berdiri di samping Fahima.

"Terima kasih sudah datang." Fahima tersenyum.

"Kita adalah teman sekolah dari dulu dan hingga saat ini, aku akan selalu ada untuk kamu." Leo memiringkan kepalanya untuk melihat wajah cantik Fahima.

"Besok, aku akan pergi ke Serang." Senyuman di wajah Fahima hilang, ia seakan tidak bisa meninggalkan mama dan neneknya.

"Untuk apa kamu pergi ke Serang? Apakah tugas guru?" tanya Leo.

"Ya." Fahima duduk di atas pasir pantai yang putih dan bersih.

"Ini pertama kalinya kamu pergi ke luar Bangka, dan pertama kali naik pesawat terbang. Apa kamu takut?" tanya Leo lembut.

"Aku tidak takut, Allah akan selalu menjagaku." Fahima tersenyum.

"Lalu, kenapa kamu terlihat ragu? Apa kamu mau aku temani?" Leo tersenyum.

"Aku memikirkan mama dan nenek, sebenarnya aku butuh bantuan kamu." Fahima menunduk.

"Katakan saja, aku akan membantu sebisaku." Leo menatap wajah cantik itu dengan lembut.

"Aku akan pergi selama dua bulan dan gajiku akan terpakai untuk kehidupanku di sana." Suara Fahima semakin pelan.

"Hey, aku tidak suka melihat dirimu ragu." Leo mengangkat tangannya ingin membelai kepala yang tertutup hijab tetapi tidak ia lakukan karena, Fahima tidak akan suka itu.

"Apa aku boleh meminjam uang untuk menutupi kebutuhan mama dan nenek selama aku di Serang?" Fahima mengangkat wajahnya dan melihat kearah Leo sekilas, wanita itu tidak akan menatap lawan jenisnya dengan lama.

Terjebak Miliarder PosesifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang