CHAPTER 21

1.8K 206 9
                                    

Win akhirnya membuka mata setelah seminggu tidak sadarkan diri.  Pada hari itu ia segera dilarikan ke rumah sakit kerajaan. Pengamanan ketat sudah disiapkan sesuai titah Raja.

Rasanya dingin sekali dan sepi, hanya terdengar suara alat-alat yg terpasang di dada dan tangannya.

'Eiden, Bright.. dimana mereka'

Ia berusaha bergerak tetapi rasanya sakit sekali. Ia melihat kesekeliling ruangan tidak ada siapapun.

"Eiden.. Bright.." win berusaha memanggil, air matanya mengalir.

Kemudian seseorang membuka pintu ruangan. Melihat Win yg sadarkan diri, ia segera berlari menghampirinya.

"Win, Win, kau sudah sadar" ucap Siwi.

"Dimana.. Eiden dan Bright?.... apa mereka baik-baik saja?" Meski sulit Win berusaha untuk bicara.

Siwi hanya terdiam menahan sedih. "Tenang saja, mereka baik-baik saja, pikirkan dirimu sendiri dulu, aku akan panggilkan dokter sebentar"

Dokter dan teman-temannya memasuki  ruangan Win. Siwi, Gulf, First ada disana. Semuanya menangis dan berusaha terlihat baik-baik saja. Setelah dokter selesai memeriksanya, ketiga temannya itu memeluk Win erat.

"Katakan padaku dimana Eiden? Aku harus menemuinya"

Ketiga temannya hanya terdiam menatapnya.

"CEPAT KATAKAN PADAKU. TADI AKU BERMIMPI BURUK SEKALI. AKU INGIN MELIHATNYA"

G: "Win tenangkan dirimu"

F: "aku akan membawa Eiden nanti, beristirahatlah"

Win meraih pergelangan Siwi. "Aku bermimpi terbaring di aspal yg dingin dan dipenuhi darah, Eiden tidak bernapas dalam pelukanku. Itu tidak benarkan? Aku hanya bermimpikan?"

S: "Win.."

G: "Aku akan menemanimu menemui Eiden"

F: "Gulf.." First menahan Gulf.

G: "Kita harus memberikan penghormatan yg pantas untuknya. Cepat atau lambat Win harus tau, ini sudah seminggu sejak kematiannya"

Walaupun sulit, kebenaran harus disampaikan. Win yg menyadari arti ucapan Gulf menangis sejadi-jadinya. Mereka akhirnya mengantar Win ke ruang mayat. Air matanya tidak henti-hentinya membasahi wajah pucatnya. Disana Eiden sudah terbujur kaku diatas meja besi.

Win mendekatinya perlahan, tidak percaya apa yg baru saja ia lihat. Ia memperhatikan setiap detail tubuh mungil itu, berusaha mengelak bahwa itu putri kesayangannya.

"Eiden.. Eiden.. jawab Papa nak.."

"Kenapa diam saja, biasanya putriku akan memeluk dan menciumku begitu aku panggil"

"Bagaimana aku hidup tanpa mu.."

"Maaf.. maafkan Papa nak.."

"Maafkan aku yg sudah gagal melindungimu"

:(

***

Win mengubur Eiden tepat disebelah kedua orangtuanya di Cina. Ini pemakaman keduanya, dan kali ini terasa lebih berat dari sebelumnya.

Ditambah sejak kecelakaan itu Bright menghilang entah kemana. Newwie berusaha keras mencari Bright dan melindungi Win. Newwie memerintahkan agar Win tetap didalam istana dan didekatnya, tetapi ia bersi keras untuk pulang ke mansion.

Seluruh Thailand memberitakan hilang nya Bright dan tragedi keluarga Chivaaree. Dan dimanapun orang-orang membicarakan Win, bahkan diistana sekalipun.

NEEDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang