CHAPTER 10

2.1K 253 6
                                    

"Selamat datang di mansion Chivaaree Tuan, rumah ini merupakan pemberian Yang Mulia Raja, disini ada 10 pelayan, 2 tukang kebun, dan 1 supir. Semua kamar ada dilantai 2. Untuk kamar nona Eiden masih dalam tahap konstruksi" jelas Khaotung.

'Hah Raja bahkan memberi nya rumah semewah ini' Win heran. Kemudian Khaotung mengantar nya ke lantai 2, Bright sedari tadi membuntuti mereka berdua.

"Ini kamar utama, Mr. Chivaaree menggunakan kamar ini, mungkin anda juga akan menggunakannya nanti" Khaotung melihat ke arah Bright menunggu konfirmasi.

"Masalah itu aku mungkin akan berdiskusi setelah ini. Bukan begitu Win?" Jawab Bright

"Ya, kita perlu bicara"

Lagi-lagi kamar itu bernuansa gelap. Win baru menyadari ternyata setiap sudut rumah ini memang berinterior hitam, memberi kesan kosong dan sepi. Tapi entah kenapa ia tidak merasa keberatan dan nyaman, Eiden juga terlihat baik-baik saja dengan rumah ini.

 Tapi entah kenapa ia tidak merasa keberatan dan nyaman, Eiden juga terlihat baik-baik saja dengan rumah ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mr. Metawin izin saya memperkenalkan pelayan yg akan mengasuh nona Eiden" seorang pengasuh berwajah ramah masuk ke dalam kamar.

"Namanya Love, ia cukup berpengalaman merawat bayi, dan ia orang yg lembut, Mr. Chivaaree sendiri yg memilihnya, saya harap nona Eiden nyaman bersama nya"

"Aku mohon bantuannya untuk menjaga Eiden, dia anak nya tenang" Win tersenyum menyambutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku mohon bantuannya untuk menjaga Eiden, dia anak nya tenang" Win tersenyum menyambutnya.

"Salam kenal Tuan, saya merasa beruntung menerima tanggung jawab ini"

Kemudian Love membawa Eiden ke kamar tamu untuk beristirahat. Win lega akhirnya ada yg membantu nya mengurus Eiden.

"Mau bicara di ruang kerja ku, Win?"

"Baiklah"

***

"Win, aku punya beberapa kondisi soal pernikahan kita"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Win, aku punya beberapa kondisi soal pernikahan kita"

"Aku siap mendengarnya"

"Pertama kau akan punya tugas baru soal rumah ini: keuangan rumah tangga, pekerja, dan perawatan rumah akan menjadi tanggung jawab mu. Khaotung aku utus menjadi butler mu,  aku akan membawa salah satu prajurit kerjaan untuk jadi asistenku. Dan semua pengeluaran keuangan rumah aku yg akan membayarnya, kau hanya perlu mengaturnya"

"Saya akan menjelaskan mekanisme nya lebih lanjut Mr. Metawin"

"Oke aku terima tugasnya, aku senang kau yg akan membantu ku Khaotung"

"Kedua, karena aku terlibat dalam pemerintahan, akan banyak social event, jika ada undangan untuk hadir kau tidak perlu datang, acara seperti itu merepotkan, namun kita akan datang sekali untuk mengumumkan pernikahan kita"

"Tuan, soal pernikahan anda, sudah banyak rumor tersebar di kerajaan, namun sejauh ini belum ada media massa yg berani membicarakannya. Semua orang penasaran siapa yg telah meluluhkan hati Special Knight Kerajaan" jawab Khaotung malu-malu.

"Haaaaaah.. biarkan mereka bergosip, selama gosip itu tidak membahayakan Win aku akan diam. Apa kau keberatan Win?"

"Aku setuju dengan mu, kita biarkan saja"

"Kemana pun kau dan Eiden pergi Khaotung akan ikut dan dengan pengawalan ketat. Aku harap kau mengerti Win, aku jg punya banyak resiko soal pekerjaanku. Apa boleh?"

"Oke, terima kasih Bright. Ada yg ingin aku tanyakan"

'Bagus, dia sangat memikirkan keamanan ku'

"Ya?" Bright antusias.

"Apa kau berfikir ini adalah pernikahan sungguhan?"

"Kalau menurut mu bagaimana?"

"Aku sudah sangat merepotkan mu Bright, aku tidak ingin mengambil kebebasanmu, aku tidak keberatan jika kau menginginkan kontrak dan kompensasi"

"Khaotung, tinggalkan aku bersama Win"

"Baik tuan"

"Boleh aku jujur Win"

"Ya"

"Aku ingin ini sebagai pernikahan sungguhan, saling menemani dan membantu satu sama lain, lagipula aku tidak ingin repot-repot mencari pasangan lain"

Win tidak habis pikir dengan jawaban Bright, jadi mereka benar-benar menikah??? 'Aaaaa bagaimana iniiii'

Win berusaha menjawab setenang mungkin, padahal jantungnya sudah hampir meledak.

"Aku setuju selama kau memegang janji mu. Kau masih ingatkan apapun yg terjadi jangan mati dan jangan tinggalkan aku sendiri. Hanya itu permintaan ku"

"Aku akan selalu mengingatnya"

Bright memberikan senyum penuh arti kepada Win. 'Ya tuhan apa benar hidupku akan baik-baik saja mulai sekarang, apa boleh aku bergantung dan hidup bahagia bersama nya'

"Terima kasih Bright, kau sangat menolong" Win membalas senyum Bright

"Kalau begitu kita akan tidur sekamar mulai sekarang"

"Ap.. apa?"

"Kau tidak keberatan kan? Kau bilang syaratmu hanya 1" kini Bright mulai menggoda Win.

"Akkh, aku menyesal sekarang"

'Sial, aaa bagaimana ini, aku malu sekali membayangkan tiap hari aku akan tidur dan bangun dengan nya'

"Ada sesuatu yg harus ku urus, mungkin aku akan pulang besok pagi, istirahat lah dan buat diri mu nyaman"

Bright mendekat kehadapan Win, perlahan ia merapatkan jarak diantara mereka.

"Sampai jumpa, Winn" Bright mencium pipi Win.

"Heyyy, jangan menggoda kuu" Win sangat malu, belum cukup tadi Bright menggoda nya sekarang ia malah mencium nya. Bright pergi meninggalkan Win yg sudah merona di ruangan itu.

Malam nya Win tidur bersama Eiden di kamar Bright. Hanya mereka berdua.

"Eiden sayang, semoga kamu betah ya nak dirumah ini, anak kesayangan papa"

Eiden mulai ribut dengan kata-kata bayi nya, mengobrol dengan Papa nya itu.

"Sementara kamu bobo sama papa ya nak, Papa janji akan melindungi kamu apapun taruhannya"

Keduanya tertidur lelap dalam selimut tebal, malam itu cukup dingin daripada biasanya. Dalam gelap seseorang membuka pintu dan mendekat, memperhatikan dua orang yg terlelap tersebut.

***

NEEDEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang