Part 5

230 9 4
                                    

KLIK BINTANGNYA DULU GENKS ... 😊

-----

Vallery Pov

Aku menatap wajah Brian dengan mata yang berkaca-kaca, tanpa diduga Brian segera memeluk ku hingga tubuhku jatuh menindih dada Brian yang bidang. Deburan nafasnya yang memburu menjalar di puncak kepalaku, dan tubuhnya terasa hangat di setiap permukaan kulitku. Aku memejamkan mata merasakan kedua lengannya yang memeluk ku begitu erat.

"Liza maafkan aku, jangan tinggalkan aku" tubuhku menegang mendengar perkataan Brian, hatiku terasa tersambar oleh petir mendengar Brian mengucapkan nama wanita yang tidak aku kenal namun entah mengapa efeknya membuat seluruh hatiku terasa hancur. Tanpa ku sadari, air mata menjatuhi pipiku yang menyentuh dada Brian. Aku mendorong Brian dan bangkit, aku menatapnya dan ia pun menatap ku dengan tatapan terkejut.

"Va.. Vallery..?" ucap nya terbata-bata. Aku menyeka air mataku dengan kasar lalu pergi dari hadapannya. Aku menuruni tangga mansion miliknya dan berlari menuju mobil ku. Aku mengemudikan mobil ku dengan sangat cepat, ku sadari saat ini air mata berjatuhan membasahi celana jeans yang ku kenakan.

Ada apa dengan mu, Vallery? Kenapa kau menangisinya? Aku menepi ke sisi jalan, tak jauh dari sebelah kanan ku, aku mendengar deburan ombak dari pantai Los Angeles. Aku mencoba menenangkan hatiku yang terasa sakit tanpa ku tahui apa penyebabnya. Aku segera menelpon Ruberta dan memerintahkannya untuk membawa beberapa botol vodka yang ada di apartement ku. Tak lama berselang, Ruberta datang menggunakan taksi. Ia berjalan menghampiri ku yang masih berada di dalam mobil. Ia mengetuk pintu kaca mobil ku dan aku pun keluar. Aku berjalan menuju kap mobil ku tanpa menghiraukan kehadirannya.

"Ini pesanan mu" ucapnya seraya menyodorkan sebotol vodka padaku.

"Apa yang sedang terjadi dengan mu, Vallery? Matamu tampak bengkak" aku menenggak vodka yang ada di genggaman tanganku, menatap jalanan di hadapan ku yang sepi dan mendengarkan deburan ombak.

"Entahlah, aku merasa ada yang aneh dengan diriku" ucap ku jujur.

"Kau merindukan seseorang?" tanyanya seraya menyandarkan pinggangnya di samping ku

"No" jawab ku datar.

"Kau mempunyai masalah?" tanyanya kembali membuat ku berpikir.

"I don't know" ucap ku ragu mengingat bagaimana kejadian tadi.

"Kau, menangisi seorang pria?" tanyanya hati-hati dan itu membuat ku menegang. Dengan perlahan aku menoleh ke arahnya, dan tanpa diduga-duga air mata kembali melolos turun melewati pipiku saat aku menatap Ruberta. Ruberta terkejut seraya menutup mulut dengan kedua tangannya dan itu membuat ku kembali menangis terisak-isak. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan ku, aku hanya tidak suka mendengar Brian mengatakan kalimat itu padaku ketika aku berada di dalam pelukannya, aku merasa seolah-olah aku tidak diinginkan, aku tidak suka saat Brian menganggap ku sebagai wanita lain yang mungkin begitu berarti baginya.

"Siapa yang kau tangisi? Mengapa kau menangisinya?" tanyanya seraya memeluk ku, menenangkan ku dengan usapan tangannya di punggungku.

"Entahlah, aku tidak tahu, aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi padaku saat ini, aku tidak mengerti mengapa aku menangis" kata ku di sela-sela tangisan ku.

"Ceritakan apa yang terjadi" ucapnya seraya melepas pelukan kami lalu menatap wajahku dan setelahnya mengalirlah cerita itu. Ruberta diam menatap ku setelah selesai bercerita. Tatapannya seolah menusuk mataku. Sebuah pernyataan yang keluar dari mulutnya membuat tubuhku kembali menegang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Sexy PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang