Sekar berdiam di kamar sambil mengintip dari balik pintu. Di luar pondok sampai halaman ramai dengan orang-orang yang berkumpul.
Besok pernikahannya dengan Kamandanu akan dilangsungkan. Jadi, keluarga lelaki itu datang dari desa untuk bertemu dengan keluarganya sambil membawa seserahan.
Wajah Sekar terlihat begitu ceria sekalipun seluruh tubuhnya dilumuri bedak, semacam penghalus kulit dari leher hingga ke kaki.
Bedak itu terbuat dari beras yang dihaluskan. Ditambah dengan rempah-rempah yang berbau harum. Kata ibunya, biar Kamandanu semakin kesengsem kepadanya di malam pertama nanti.
Sekar bersemu merah mendengar itu. Bayangan nanti akan berduaan dengan sang suami membuatnya tak sabar menunggu hari esok. Di mana mereka akan mengucapkan janji sehidup semati dalam ikatan yang sah.
Terdengar suara yang begitu riuh di depan. Entah apa yang mereka bicarakan. Sekar pernah mengikuti acara midodareni salah seorang teman. Semacam silaturahmi antara kedua keluarga untuk saling mengenal satu dengan yang lain.
Sekar memilih untuk menutup pintu dan berbaring di ranjang. Pondok sudah ramai dengan keluarga yang datang menginap sejak beberapa hari yang lalu. Namun, mereka tidur di kamar berbeda. Sebagian mah tidur di ruang tamu karena sempit.
Sekar memang dibiarkan tidur sendirian karena kamar ini sudah dihias sedemikian rupa. Kain-kain satin menutupi seluruh dinding kamar. Juga aneka bunga yang diletakkan di sudut ruangan.
Ada beberapa hadiah yang diletakkan di dalam sebuah keranjang. Sekar akan membukanya besok.
Di keraton sendiri, penjagaan semakin diperketat. Prajurit diberdayakan dua puluh empat jam secara bergantian. Pasukan ditambah dua kali lipat, terutama akses di pintu gerbang. Acara ini akan dibuka untuk umum. Setiap orang yang akan masuk dan keluar diperiksa dengan ketat.
Para sesepuh selalu mengkhawatirkan ada penyusup atau perampok di setiap adanya keramaian, karena itu lumrah terjadi. Banyak yang menginginkan nyawa raja. Baik itu dari musuh yang terang-terangan atau diam-diam.
Prajurit ditempatkan di setiap sudut. Besok setelah pernikahan dilangsungkan, pintu gerbang akan dibuka dan penduduk boleh melihat kedua mempelai bersanding di pelaminan.
Sekar, si anak kusir kuda, kini akan menjadi istri dari panglima tertinggi di keraton. Betapa bangganya dia menyandang gelar itu.
Lama berbaring membuat matanya terpejam. Sekar merasa melayang dalam mimpi indah saat terdengar suara ketukan di jendela. Gadis itu bersungut dan menerka siapa yang malam-malam begini berani datang dan mengganggu.
"Kar!"
Sekar terbangun dan duduk sambil memijat kepalanya yang berdenyut. Dia masih belum sepenuhnya sadar, sehingga matanya masih terpejam.
"Kar. Buka!"
"Siapa?" tanya gadis itu.
Ada rasa takut yang menyusup ke dalam hati Sekar. Siapa tahu itu orang jahat yang ingin mencelakai. Ada banyak kejadian calon pengantin wanita yang diculik saat malam pernikahan. Lalu ditemukan di semak-semak dalam keadaan kritis karena diperkosa.
"Ini aku," jawab suara itu.
Sekar berjalan ke arah jendela dan membuka daunnya. Dia menutup mulut saat melihat ada sosok lelaki bertopeng berdiri di baliknya.
"Ini aku."
Penutup wajah dibuka. Tampaklah Kamandanu sedang tersenyum menatapnya.
"Kangmas," kata Sekar dengan senyum malu-malu. Dia menunduk memilin ujung kemban. Kebiasaannya kalau sedang gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Sang Pangeran [Tamat]
RomanceKisah seorang gadis yang menjadi selir dari seorang pangeran muda, Raden Wijaya. "Maaf, Raden. Tapi aku tidak bisa menerimanya. Aku mencintai laki-lain lain." Sekar "Kita memang bersahabat sejak kecil. Tapi statusmu sekarang adalah selirku. Jadi aku...