Sebelum membaca cerita ini ada baiknya untuk vote+coment untuk kebaikan bersama
Happy Reading
😊😊Pagi ini Bara terbangun dengan wajah bahagia. Selama satu minggu dirinya menunggu kabar dari Andreas, dan betapa bahagianya Bara setelah semalam mendapat kabar tentang keberadaan Cerella. Temannya itu mengatakan akan menemuinya siang ini di Cafe miliknya untuk membahas mengenai kemana perginya Cere.
Bara yang sudah tiga hari ini pulang ke rumah orang tuanya ingin cepat-cepat datang ke cafenya, tak sabar ingin segera tau dimana keberadaan sahabatnya itu.
"Pagi, Ma." Sapa Bara sambil menuruni tangga menuju ruang makan.
"Pagi, tumben anak Mama mukanya berseri-seri banget. Padahal kemarin masih kusut kaya kain pel." Celetuk Renata yang melihat Bara duduk di kursinya dengan cengar-cengir tidak jelas.
"Keliatan banget ya, Ma?" Tanya Bara dengan wajah polosnya tak lupa senyum yang selalu tersungging di bibirnya.
"Iya lah cengar cengir gitu jelas Mama liat." Kata Renata, yang hanya dibalas senyum bahagia dari putranya.
Pagi ini Renata hanya sarapan bersama Bara sebab Mario, Papa Bara telah berangkat ke kantornya lantaran ada meeting mendadak dengan investor asing. Keduanya makan dengan sunyi sesuai adab yang sudah mereka terapkan dari dulu.
Setelah sarapan selesai Bara kembali ke kamarnya untuk sekedar berganti pakaian sebelum datang ke cafenya. Ketika sedang memasang jam di tangannya, mata Bara tertuju pada salah satu bingkai foto di dinding kamarnya. Senyum yang sejak tadi telah tercipta di bibirnya kini muncul kembali. Bahkan barisan gigi rapi miliknya sampai terlihat. Sesenang itu dirinya akan segera mengetahui keberadaan sahabatnya.
Setelah selesai Bara menyambar ponsel serta kunci mobilnya. Sambil menuruni tangga dirinya bersenandung dengan lirih. Sampai akhirnya di ruang tamu dirinya dikejutkan dengan kedatangan Sarah, Mama dari sahabatnya yang tengah duduk di sofa bersama Mama nya.
"Itu anaknya udah dateng." Kata sang Mama sambil menunjuk putranya.
"Loh Tante Sarah udah pulang?" Tanya Bara sambil mencium punggung wanita di depannya ini.
"Iya, Bar." Jawabnya sambil tersenyum.
"Ini Bar, Tante Sarah ke sini katanya mau menyampaikan sesuatu yang penting sama kamu. Kalau gitu kalian ngobrol aja ya, biar Mama siapin minum buat Tante Sarah."
"Nggak usah, Ta. Aku kesini cuma mau ketemu Bara dan ngasih ini." Sarah menggangsurkan sebuah kotak berukuran sedang ke arah Bara. Bara menatap Mama sahabatnya ini dengan bingung. Seolah bertanya, "ini apa Tan?"
Renata yang masih ada di sana juga merasa penasaran dengan kotak yang anaknya terima dari sahabatnya itu.
"Ini dari Cere buat kamu." Kata Sarah pelan. Mendengar nama Cere langsung saja membuat Bara tersenyum bahagia.
"Ini dari Cere, Tan? Cere sudah pulang dong? Saya ke rumah ya, mau-,"
"Bara! " Potong Sarah.
Saking senangnya, Bara sampai tak sadar telah bertanya panjang lebar. Dirinya menjadi tak enak dengan Tante Sarah.
"Maaf tante."Sarah menghembuskan nafas dengan berat, kemudian berkata. " Buka saja kotak itu, kamu bakal menemukan semua jawaban dari pertanyaanmu di sana."
"Kalau begitu tante pamit, semoga kamu bahagia ya, Bar." Kata Sarah sembari menepuk pelan pundak Bara. Bara merasa aneh, seperti ada hal ganjil di sini. Ia harus segera membuka kotak ini seperti yang Sarah katakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Venustraphobia (End) √
Lãng mạn"Cinta itu bukan seberapa sempurnanya dia dimata lo, tapi seberapa berharganya dia dihidup lo" ~Barata Nareswara~ Setelah peristiwa 7 tahun yang lalu, Barata Nareswara divonis mengidap Venustraphobia. Hal itu membuatnya jadi takut untuk bertemu den...