Seeing You on the Blue Sea (I : The Sunken Ship)

1.5K 162 26
                                    

Satu kali peluit dibunyikan adalah pertanda bila sebuah bahtera akan segera berlabuh. Jangkar diturunkan, turis-turis disambut antusias oleh portir di pintu keluar. Pada musim panas, Port Karol akan dibanjiri pelancong. Orang-orang datang untuk menikmati vitamin D, membakar kulitnya sampai ke titik eksotis.

Sebagai daratan yang langsung berhadapan dengan Aradean Sea, distrik ini memiliki bentang pantai yang indah. Semenanjung Bleu menawarkan suasana tenang dan bersih. Ombaknya yang lembut, air birunya konon bisa dipakai untuk berkaca.

Orang-orang biasanya duduk di tepi pantai sambil melihat gerombolan burung bermigrasi. Penduduk sekitar akan menawarkan jasa pijat, dan bagi pecinta menyelam, tempat ini adalah surga. Lautnya yang dangkal membuat ikan-ikan kecil gampang terlihat, jadi tidak perlu berenang ke kedalaman.

"Setelah tiga kali putaran kau naik ke atas lalu kibaskan ekor dan turun. Hari ini banyak tamu penting, jadi kau harus melakukannya dengan baik, mengerti?"

Gadis berambut panjang mengangguk. Tuan Danzo menyesap cerutu, dia sempat menoleh ke belakang sebelum akhirnya berpisah selepas memasuki pintu utama. Pria tua itu menuju geladak tengah, sementara Hinata mengekor seorang remaja yang menjinjing dua tas besar. Pemuda bertindik tersebut membimbingnya menuruni anak tangga.

"Tch, kenapa begitu banyak wanita cantik yang tertarik dengan pria tua?" Konohamaru menggerutu. Namun, volume suaranya cukup tertangkap baik oleh indra pendengaran Hinata, yang kemudian membuat wanita berkulit putih itu mengerutkan kening.

Tertarik? Ayolah, bekerja di sini juga terpaksa. Siapa yang mau menyelam berjam-jam dengan kostum yang membuat sulit bergerak?

Hinata menghela napas. Rasanya ingin mencubit anak kecil itu atau menjitak kepalanya sekali.

Panjang cerita bagaimana dia bisa bergabung dengan klub sirkus. Rasanya, seperti memaksa menggali mimpi buruk yang ingin dilupakan.

"..."

Hinata melirik Konohamaru yang mempersiapkan peralatan untuk acara nanti. Ia melihat bagaimana peluh membanjiri pelipis anak 13 tahun itu, padahal udara tengah dingin karena awan mendung.

Hinata jadi teringat bagaimana dia dijual oleh bibinya untuk melunasi hutang kepada rentenir. Gantinya, dia diperjual-belikan sebagai budak. Mulai dari pembantu di rumah besar, serabutan di rumah makan, hingga petugas kebersihan umum. Yang terakhir adalah pertemuannya dengan Danzo di malam penuh salju saat ia hampir mati karena kelaparan.

Bibir tipisnya hanya bisa tersenyum sumbang tatkala mengingat masa itu. Hinata berkata dalam hati, mungkin, jika hari itu dia mati, dia tidak perlu bertemu dengan malaikat yang membawanya terjatuh ke neraka.

.

.

I See U on the Blu See

Ditulis untuk NarutoBirthdayEvent oleh Naruhina Fanbase

.

.

"Kak? Oi kak?!" satu jentikan di kening membuat Hinata tersadar, "kau melamun, huh?"

"A-ah, tidak!"

"Aku sudah selesai. Bisakah kau membayarku sekarang? Kapal akan berangkat sepuluh menit lagi, jadi aku harus segera turun."

"O-ooh ... sudah selesai ya? A-haha aku tidak menyadarinya." Hinata melirik ke arah barang-barangnya yang ternyata sudah tertata rapi. Termasuk kostum dan atribut yang akan dia pakai telah Konohamaru siapkan di atas meja.

Seeing You on the Blue SeaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang