2. Aku Bukan Anak Kecil Lagi!

31 12 2
                                    

"Aku tahu kekawatiranmu terhadapku. Aku tahu kau sayang aku. Tapi aku mohon, aku ingin kau menganggapku dewasa. Aku bukan anak kecil lagi yang hanya bisa menangis. Sekarang aku telah beranjak dewasa. Aku bisa mengerti bahwa engkau ada masalah. Kumohon ceritakan padaku, agar aku bisa menjagamu, Mamaku tercinta"

Hari ini mungkin hari kesialanku. Sepeda yang kunaiki untuk berangkat ke sekolah, ban-nya bocor ditengah jalan. Aku mendengus kesal. Aku takut nanti terlambat sampai ke sekolah. Aku pun terpaksa tetap berjalan melanjutkan perjalananku sambil menuntun sepedaku.

Saat dijalan, tiba tiba ada yang menghampiriku dari belakang. Aroma ini begitu familiar di hidungku. Aku menengok ke belakang. Ternyata benar saja! Orang yang dalam pikiranku itu ada dihadapanku saat ini. Dia adalah Bintang!

"Yola! Sepeda lo kenapa?" tanya Bintang dengan khawatir.

"Ini sepeda gue ban-nya bocor.." kataku dengan wajah sedih.

"Hah?! Yaudah sini gue boncengin! Sepeda lo taruh sini aja. Nanti sepeda lo biar diambil sama tukang bengkel sepeda langganan gue." Ujar Bintang panik.

Aku pun bergegas menaruh sepedaku di pinggir jalan. Lalu aku berangkat sekolah dibonceng oleh Bintang. Bintang melajukan sepedanya dengan kencang. Aku dan Bintang takut kalau nanti kita terlambat samapai ke sekolah.

**********

Aku dan Bintang berjalan berdampingan di koridor sekolah dengan langkah tergesa-gesa. Hampir semua sepasang mata tertuju pada kami. Aku tak menghiraukannya. Yang terpenting, aku dan Bintang tidak terlambat sampai ke sekolah.

Kami berjalan menuju kelas. Sesampainya di kelas, kami disambut oleh Fina.

"Ciee .... Ada yang baru jadian nih.." Fina meledekku sembari tertawa pelan.

"Siapa yang jadian..?" tanyaku seakan tidak tahu siapa orang yang dimaksud Fina.

"Ya ini.. Yang berangkat sekolah bareng." Ujar Fina sambil mengacungkan jari telunjuknya ke arah aku dan Bintang.

"Eh.. Asal lo tau! Sepeda gue tadi ban-nya bocor dijalan. Untung aja ada Bintang. Kalo nggak, bisa-bisa gue nggak bisa sekolah hari ini!" Jelasku panjang lebar.

"Berarti, Bintang itu pahlawan yang dikirim oleh Tuhan untuk jagain lo dong!" Ledek Fina lagi.

"Apasih lo Fin! Nggak jelas banget deh." kataku sambil mendengus sebal.

Aku melangkah menuju mejaku. Aku pun duduk di bangku ku sambil memasang wajah cemberut.

**********

"Mau pulang bareng nggak lo?" Bintang menawariku tumpangan.

"Menurut lo..?" tanyaku sambil melengos.

"Yaudah, gitu aja ngambek. Yuk pulang bareng gue." Ajak Bintang sembari menunjuk ke arah tempat boncengannya.

Aku pun duduk di boncengan dan pulang bersamanya.

Dijalan, aku memandangi punggung Bintang. Bintang itu sempurna banget ya! Udah baik, ganteng, pinter, suaranya bagus lagi! Bener-bener perfect! Dilihat dari belakang aja udah keliatan ganteng. Batinku.

Bintang KejoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang