3. Sahabat Suka dan Duka

24 5 6
                                    

"Sahabat sejati adalah orang yang selalu ada menemani disaat suka maupun duka, dalam tangis ataupun tawa, dan ikut merasakan saat kita senang juga menghibur saat kita bersedih"

     Aku membasuh mukaku dengan air dari keran. Kurapikan rambut panjangku. Disampingku, Fina tengah memoles wajahnya dengan bedak bayi. Ia memang sangat memperhatikan penampilan. Aku menatap pantulan wajahku di cermin. Tangis mama kemarin mengganggu pikiranku. Sebenarnya hal apa yang ditutupi oleh Mama-ku? Fina seolah tersadar dengan kelaluanku.

     "Lo ada masalah apa sih?" tanya Fina sembari menyudahi kegiatan dandannya, seakan tahu isi kepalaku. Aku beralih menatap Fina. Meneliti setiap lekuk gurat wajah itu.

     "Gue kepikiran deh sama nyokap gue." Aku menciptakan ekspresi cemas.

     "Emang nyokap lo kenapa?" tanya Fina dengan antusias.

     "Beberapa hari ini tuh ya gue liat Mama sering nangis. Pertama pas habis terima telpon, kedua pas habis ada tamu." jelasku panjang lebar.

     "Trus.. Trus..?" tanya Fina penasaran.

     "Pas gue tanya, Mama malah bilang  intinya, semua baik-baik aja. Gue yakin Mama pasti nyembunyiin sesuatu dari gue." ujarku dengan penuh keyakinan.

     "Udah.. Mungkin itu bukan masalah serius..? Mungkin aja temen nyokap lo itu lagi cerita yang sedih-sedih sampe nyokap lo nangis. Nyokap lo kan orangnya hati-nya lembut. Nggak tega kalo denger cerita-cerita yang sedih." kata Fina sembari meyentuh lembut pundakku. Mendadak suasana menjadi hening. Aku merenungkan perkataan Fina.

     "Iya juga sih ya.. Btw makasih ya lo selalu berhasil buat gue lebih tenang." kataku sembari tersenyum kepada Fina.

     "Iya. Gue akan selalu ada buat lo. Itulah gunanya sahabat. Selalu ada saat lo butuh seseorang untuk mendengar curahan hati lo. Rahasia-lo akan aman bersama sahabat." Aku terharu mendengar kaka-kata Fina.

     "Udah ah sedih-sedihnya! Mendeing kita ke kantin yuk! Laper nih." ajak Fina sembari menggandenf tanganku keluar kamar mandi.

     Aku berjalan menuju kantin bersama Fina. Tawa kami memecah keheningan. Gadis itu memang pandai menghiburku agar aku tidak terlalu larut dalam kesedihan.

     "Hey! Lagi ngobrolin apa nih? Kayanya seru banget?" tanya Bintang antusias yang tiba-tiba berdiei di depanku seolah-olah menghalangi jalanku. Aku mengernyit.

     "Kepo amat sih lo! Ini urusan cewek. Cowok nggak boleh tau!" katamu sembari mendekatkan wajah-ku ke wajah Bintang dengan mata melotot.

     "Ihh.. Serem banget sih ibu singanya?" ledsk Bintang semberi tertawa puas.

     "Iya nih! Trus Bintang jadi bapak singanya deh!" ledek Fina sambil tertawa lalu berlari ke arah kantin.

     "Eh! Fina, awas ya lo!" kataku kesal sambil mengejar Fina yang lari mendahuluiku.

     "Yola! Nanti kita pulang bareng ya!" teriak Bintang.
     "Iya!!" teriakku lebih keras lagi sambil berlari menyusul Fina.

**********

     Aku menunggu seseorang di sepan pintu gerbang sekolah. Aku mengamati setiap orang yang berlalu lalang keluar melewati gerbang itu. Tapi orang yang kutunggu tak kunjung keluaar. Sesekali aku menghela napas berat. Hingga aku bertemu dengan Fina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bintang KejoraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang