Golek jodho aja mung mburu endhahing warna, pala karma aja ngece-ngeceh banda. Begitu kata petuah Jawa jaman dulu yang sering kudengar dari beberapa cerita yang kutemui dibeberapa buku petuah - petuah Jawa jaman baheula.
Petuah tadi memiliki arti, mencari jodoh itu jangan hanya karena rupa yang menawan, waktu pernikahan jangan hanya menghamburkan harta benda.
Sederhana namun bermakna, juga tak berarti untuk kalangan anak muda jaman sekarang yang memang pandangan pertama mereka tertuju pada fisik; wajah dan tubuh. Maunya sih langgeng tapi kalo awalnya seperti itu apa boleh buat, rupa dan bentuk tubuh seseorang itu tidak menetap sifatnya, perubahan akan terjadi.
Hah, aku pun menghela nafas setelah menutup halaman kesekian dari buku petuah yang memang sudah kuno but, make sense.
Minggu pagi diakhir bulan April cuaca bisa dikatakan mendukung; terik matahari berlindung dibalik lembutnya awan juga angin sepoi yang memang membuat siapapun seketika timbul perasaan malas.
Aku pun memilih untuk mengunjungi salah satu cafe bergaya homie dengan desain minimalis tapi ketika kaki melangkah masuk pengnjung dapat merasakan aura yang sangat berbeda dari tampak luar.
Terdiri dari dua buah lantai, lantai satu lebih tertuju kepada pengunjung yang sudah berkeliuarga terutama pasangan muda karna dilenkapi dengan beberapa permainan anak.
Lantai dua sayap kanan, dilengkapi dengan sofabed disuguhi pemandang langit Jakarta yang penuh dengan asap. Oh, nice view batinku.
Sementara bagian sayap kiri dilengkapi dengan pintu kaca pada beberapa bagian, mungkin ditujukan kepada pengusaha muda yang akan melakukan pertemuan penting.
Akupun melangkahakan kaki menuju sayap kanan dengan pemandangan langit Jakarta seperti yang kubilang tadi.
Memesan segelas avocado milkshake without sugar mengingat berat badan yang sangat bersahabat juga ditemani dengan onion ring yang dilumuri dengan saos dan juga sedikit mayonise.
Tidak membuat berat badan bergeser kekanan, kan?
Sembari menunggu pesanan kudatang. Aku membuka bumble, dengan sedikit pemahaman aku pun membuka ikon chat dan timbul beberapa chat yang mungkin masuk dari semalam.
20 likes you
8 interested with you
5 chat's
Setelah memilah yang mana yang harus ku likeback, aku pun langsung menuju pada chat yang yang masuk.
Elang : Hai! Salken ya. aku Elang.
Skip.
Saputra : Senyumnya manis, mbak. Boleh bagi wa nya?
Skip.
Asa : How?
Aku pun langsung teringat pada chat terakhirku dengan Asa, berakhir tanpa balasan dariku.
Dengan pertimbangan yang sudah kupikirkan semalaman, aku pun menyetujui ajakannya.
Yah, siapa tahu rezeki.
Bianca : Oke. Saya di Ramah Tamah sekarang, join?
5 menit berlalu, tidak ada tanda yang menunjukkan pesanku dibalas.
Makanan didepanku sudah habis aku pun memutuskan untuk beranjak pulang, sebelum bunyi pesan masuk mengurungkan niatku untuk pulang.
Asa : Oke. I'll be there in five minutes.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASA NYA BIANCA
Chick-LitNggak semua orang yang mainin dating app itu masuk dalam kategori desperate people. Berani bilang Bianca desperate berarti menyetujui persyaratan kebiri.