21

414 31 1
                                    

Matahari kini sudah naik pertanda pagi telah tiba dimana biasanya orang2 beraktivitas seperti biasa dan membuka mata namun sepertinya tidak untuk dua makluk adam ini, ya renjun dan juga kun yang masi asik bergelung di bawah selimut tanpa menghiraukan silaunya matahari

🍉🍉🍉

Saat ini mark dan yang lainya tengah berada di ruang rapat atas perintah nunanya itu atau mari kita sebut nara kakak tiri dari kun, ia kun punya saudara tiri anak kadung johnny

"ada apa kau memangil kami pagi2 begini nara nuna" ujar jeno yang masi asik bersandar di pundak jaemin

"chenle sudah bagun dan sekarang ia tengah berbicara dengan jisung, ngomong2 seperti yang ku perintahkan kemarin mana informasinya" ujar nara

"ini semua sudah ada di sini lengkap dan terpercaya" ujar mark sambil memberikan sebuah amplop pada nara

"kenapa ada di kamu harusnya kan di jeno" tanya nara

"kemarin sangking ributnya jeno pun memberikannya pada ku karena ia bilang tak kan mungkin baginya untuk memberikan amplop itu pada mu, padahal ma dianya aja yang lebay" ujar mark

" aku tidak lebay kok" ujar jeno tak terima

"sudah sudah lebih baik kalian diam dan tunggu aku akan menyusul jisung" ujar nara dan kemudian pergi

🏢🏢🏢

Saat ini renjun dan kun sudah berada di taman tempat dimana semua orang mengadakan piknik bersama dan itulah yang renjun dan kun lakukan mereka tengah piknik sekarang ini menikmati angin pagi yang sejuk dan sinar matahari yang cerah namu tidak panas dan kesunyian di sekitar mereka sungguh atmosfir yang tepat bukan untu bersantai

"jun kemarin ada yang ingin aku sampaikan" ujar kun memecah keheningan

"oh ya apa itu kau bisa menyampaikanya" ujar renjun sambil menatap langit yanh biru dengan awan putih yang menghiasi

"apakah kau mau menjadi kekasih ku" ujar kun membuat renjun menoleh

"apa" ujar renjun

"aku bertanya apa kau mau menjadi kekasih ku" ujar kun

"bukan maksudku kai serius" ujar renjun

"kau mau bukti akan ku buktikan" ujar kun kemudian ia berdiri dan berteriak

"HUANG RENJUN GUA MAU BILANG KALAU GUA SUKA AMA LU PLISS TERIMA GUA CALON SUAMI LU" ujar kun sambil berteriak membuat renjun tersenyum bahagia jujur selama ini ia tak
pernah di perlakukan bagaikan seorang kekasih yang sesungguhnya  selama hrvy menjadi kekasihnya ia tak pernah melakukanya ia hanya sibuk dengan pekerjaanya terus dan tak memikirkan renjun sedikitpun

"jadi lu mau kan nerima gua" tanya kun pada renjun membuat renjun pun berdiri dan berteriak

"IYA, GUA MAU NERIMA LU QIAN KUN" ujar renjun membuat kun terkejut ia pikir renjun akan menolaknya namun diluar dugaanya renjun menerimanya

"I love you" ujar kun sambil memeluk renjun

"I love you too" ujar renjun

"hey bukan kah ini aneh" ujar renjun tiba2

"aneh kenapa" tanya kun

"dulu kita itu kita sering bertengkar dan saling mengejek satu sama lain dan masalah pun sering terjadi karena kau yang tinggal di apartment miliku dan sekarang kita menjadi sepasang kekasih aneh bukan seakan semua ini sudah di rencana kan oleh tuhan" ujar renjun

"sesuatu itu kalau sudah di rencanakan oleh tuhan apa boleh buat lagi pula kan tuhan itu adil" uhar kun

"adil seperti apa" ujar renjun

"seperti ini dulu aku sempat berfikir kalau aku akan kehilangan seseorang yang paling ku sayangi di dunia ini karena seseorang itu adalah dia yang mengubah hidup ku yang gelap menjadi berwarna yang menyangiku sepenuh hatinya namun ku sia-siakan cintanya dan kasihnya itu aku tak pernah menganggap ia hidup dan tak memerdulikannya hingga saat aku merasa bahwa ia sangat lah penting di hidup ku namun ketika perasaan itu hadir kesialanku datang orang yang sangat ku sayangi itu mengalami kecelakaan membuatnya harus di rawat dirumah sakit aku pikir mungkin aku tak akan melihat ia lagi mungkin aku akan kehilang dia namun tuhan berkehendak lain aku dapat nelihatnya kini di sampingku bersama ku untuk selama- lamanya" jelas kun

"siapakah orang beruntung yang kau cintai itu" ujar renjun

"injunie namanya orang yang mengubah ku nenjadi seperti sekarang ini" ujar kun

"oh nama yang tak asing dulu seseorang pernah memanggil ku begitu ketika aku baru saja sadar daru rumah sakit namun aku tak ingat wajahnya seperti apa" ujar renjun

"sungguh kau mendengarnya" tanya kun

"mendengar apa" ujar renjun

"ah bukan2 apa-apa kok" ujar kun

"apakau bahagia denganku" tanya renjun

"sangat bahagia bagaimana dengan mu" ujar kun

"sangat mau berjanji" ujar renjun

"apa" tanya kun

"berjajilah untuk selalu ada bersama ku dan menemaniku hingga kita pergi nanti" ujar renjun

"tentu saja, aku berjanji" ujar kun






END
Hehehe akhirnya selesai juga ni book btw maaf kalau gantung dan ini chapter terakhir  setelah itu aku akan fokus ke book ku yang satunya soal epilog aku gak bisa buat karena aku yang sibuk dan juga aku kan buat book baru jadi aku mau fokus ke book itu dulu okay see you next time hope you enjoy


Benci Tapi Sayang  -Kunren (revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang