Kepergian Diego berhasil membuat sosok Jilan Aninda terpukul. Selama satu tahun setelah kepergiannya, Jilan selalu dihantui perasaan rindu kepada sahabatnya itu. Tak jarang hal itu menjadi alasan seorang Jilan lebih sering menangis dalam kesendirian...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ArdanJe.2024 _____________________
Mentari pagi hari ini tidak segan untuk memamerkan sinar yang lebih terang dari biasanya. Begitupun dengan senyum Jilan yang berseri-seri sedari dirinya berkacak pinggang di depan kaca dan tidak berhenti memuji penampilannya hari ini.
"Wow! Gue cantik banget anjir?" kagum Jilan pada dirinya sendiri.
"ADEK, CEPET TURUN SARAPAN!" teriak Kiky, mama Jilan.
Hal seperti ini sudah biasa terjadi di rumahnya setiap pagi. Selain mengerjakan pekerjaan rumah, Kiky juga selalu direpotkan untuk mengurus kedua anaknya dan suaminya, Fiki. Namun, Kiky tidak pernah menjadikan hal tersebut sebagai beban.
"IYA MA, JILAN TURUN NIH." saut Jilan yang mulai keluar dari kamarnya.
Keadaan di meja makan seperti biasanya, hanya terdapat kedua orang tuanya dan Arje, kakak laki-laki Jilan.
Kedatangan Jilan, membuat Kiky mengalihkan atensi pada putrinya, "Kamu ini, bisa nggak sih kalau udah waktunya sarapan langsung turun tanpa perlu mamah teriakin?" omel Kiky pada putrinya.
"Ya Allah ma, namanya juga cewek. Jilan tuh perlu memastikan, kalau penampilan Jilan benar-benar on point."
"Halah, punya pacar kan lo dek? Makannya kalau dandan lama" ucap Arje, kakak laki-laki Jilan dengan cuek dan kembali melahap roti selai coklatnya.
"Sotoi lo bang. Sorry aja nih ya, gue mah anti pacaran, emangnya lo?" bantah Jilan sebagai bentuk pembelaan yang tidak mendapatkan respon apapun dari Arje.
"Mau gimanapun, kamu itu udah besar dek. Harus bisa jadi pribadi yang lebih dewasa dan mandiri." ucap Kiky memberikan pengertian kepada Jilan sambil tersenyum manis.
"Iya ma, Jilan usahain. Biar besok-besok mama nggak perlu ngehabisin suara mamah buat manggil Jilan."
"Kamu juga mas, dibiasain kalau pagi itu minum air putih dulu." ucap Kiky kembali mengingatkan suaminya yang tidak suka minum air putih.
"Bukannya nggak mau. Tapi, aku kalau habis gosok gigi terus minum air putih itu mual, kaya orang hamil."
"Ya kalau gitu, kamu sehabis bangun tidur langsung minum. Jangan nunggu habis mandi."
"Tambah aneh mah, rasa airnya jadi gurih karena kalah sama rasa iler papah." Fiki kembali memberikan jawaban sebagai bentuk pembelaan yang hanya mendapatkan gelengan kepala dari Kiky.
"Udah siang nih, berangkat yuk." ajak Fiki pada Jilan, karena Arje mendapatkan jadwal kuliah siang hari ini.
***
Setelah dilaksanakannya upacara hari Senin, akan diadakan pembukaan kegiatan MOS (Masa Orientasi Siswa) oleh ketua OSIS. Di sinilah, di lapangan utama tampak ramai siswa baru kelas 10 yang berbaris rapi mendengarkan pembukaan dan arahan.