1]•☘️Gegar otak☘️

156 13 14
                                    

Cobaan apa lagi ini ya tuhan»

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cobaan apa lagi ini ya tuhan»

"Aku perlu gula pasir, bodoh! Bukan gula putih dengan gambar tebu sialan di bungkusnya! Sekarang sebelum tamu datang apa yang harus kulakukan!?"dia mengacungkan spatula di hadapanku dengan geram (terlihat dari pipinya yang gemetaran).

"Err... Kau tidak memberitahu—"

"Tentu saja aku tidak memberitahu merk-nya! Seberapa idiot dirimu sampai harus kuberitahu jenis gula yang akan kugunakan untuk membuat pancake? Kau keponakanku seharusnya kau tau bagaimana seleraku, Jenny. Aku tidak menyuruhmu menjual diri,atau menjual ginjalmu. Aku hanya membutuhkan gula pasir untuk membuat pancake-ku. Aku tidak mau mengecewakan tamuku dengan memberi mereka pancake yang berbahan gula dengan gambar tebu. Aku tidak mau seluruh masyarakat Banten berfikir jika aku adalah seorang pedagang yang memasak dengan menggunakan GULA PUTIH."

Aku yakin dia tidak di ajarkan mengejek dengan kata 'Pedagang' di kampung halamannya di Bandung.

"Uhmm... Tapi bisakah pakai gula yang ada, jika terpaksa dan melanjutkan kegiatan memasak itu? Hanya tersisa waktu 20 menit sebel—"

☘️•••☘️

Ketika aku tersadar di rumah sakit, mereka bilang bahwa wanita itu memukul kepalaku dengan spatula lalu–seolah penting untuk otakku yang gegar–menyambut tamunya dengan meriah. Bukankah hebat? Patut di contoh sekali!. Bahkan setelah membuat keponakannya tak sadar dengan benda keramat sialan itu, dia membuat siaran langsung Instagram!

Dan lihat! Dia bahkan memberiku coklat dan bunga.

Dasar wanita jalang.

☘️•••☘️

Aku memutuskan untuk pergi dari rumahnya dan mencari tumpangan menginap baru.

Ya. Aku menumpang menginap di rumah bibi setelah menyepakati perjanjian bahwa aku bisa tinggal di sana dengan syarat dia membantuku berbelanja.

Bagaimanapun aku harus tetap bisa kabur dari ayah. Dia dan ide gilanya mencoba untuk melakukan perjodohan sialan.

Aku tak keberatan tentunya jika ia menjodohkan dirinya sendiri bahkan dengan ayam Bu lurah.

Tapi kenapa harus selalu aku yang menerima konsekuensinya. Persetan dengan perjodohan. Aku masih SMA yang benar saja.

Ibu—bahkan dengan segala keidiotan dunia, dia hanya diam saja what the fucek?!. Aku tidak mengumpat ibu.

Bisa bisanya dia hanya diam ketika ayah berkoar-koar mengumumkan rencananya di depan keluarga saat makan malam.

Dengan gilanya, ketika di tanya alasannya dia hanya menjawab;
‘Ayah ingin segera menimang cucu’

Cih,kenapa dia tidak menyuruh Abang, atau Sinta-anak Bi ijah(pembantu) untuk segera menikah?

Bahkan sebagai gantinya ia bisa menimang botol Aqua besar.

C R A Z Y☘️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang