Chapter 03

56 21 42
                                    

"Ngapain liatin gue? Gue setuju kok, namanya aneh sih, tapi gue yakin belum ada yang punya jadi kita ga di bilang copy paste" jelas Jingga dan membuat helaan napas lega dari mulut Gilang.

Setelah pembagian kelompok, mereka diberi tugas untuk pensi. Masing-masing kelompok harus menampilkan satu seni, mereka tengah bingung siapa yang akan mewakili kelompok ini. Tak mungkin Gilang si bobrok, Nanad si tomboy, Vani sang pemalu, dan Ali? Mungkin jika boleh melakukan ceramah ia akan maju tapi kalau beginian dia mundur. Seketika mata mereka langsung menuju pada gadis yang dari tadi asik dengan dunianya sendiri. Sadar akan tatapan teman-temannya Ara pun mengangkat kepalanya.

"Kenapa liatin gue? Udah dapat yang mau wakilin?" Tanya Ara. Dengan semangat mereka menganggukkan kepalanya. "Siapa?" Tanya Ara lagi.

"Lu!!" Jawab mereka serempak.

"Ha?! Gila kalian? Ga mau ah" tolaknya.

"Ra, siapa lagi yang mau maju? Ga ada yang bisa di harapkan kecuali lu disini, mau ya Ra?" Bujuk Jingga.

Karna tak tega pada mereka Ara pun mengangguk dengan lesu. Setelah 2 tahun tak tampil, sekarang ia harus melakukannya lagi. Ara terus berdoa dalam hati semoga ia bisa dan tak pingsan diatas panggung nanti.

***

"Beri tepuk tangan untuk perwakilan dari the angel's" teriak sang MC. "Oke selanjutnya kita sambut penampilan Ara dari pongot friends!!!" Tepukan riuh dari para penonton mulai terdengar saat Ara menaiki panggung.

Ara mulai memetik gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu.

Ku hampirii
Jalan yang kita lewati
Setiap hari kita disini
Ku menanti hadirmu tuk kembali
Hanya kenangan yang tersisa disini

Setiap bait di lantunkan Ara dengan menghayatinya. Semua yang ada disana pun terpana mendengar suaranya.

Namun skarang kau tlah pergi
Dan ku yakini kau tak kan kembali

Ara membayangkan semua kisah indah bersama sahabatnya dulu. Setiap detik yang mereka lewati. Semua memori itu bagai short movie di hadapan Ara saat ini.

Mungkin hari ini
Hari esok atau nanti
Berjuta memori yang terpatri
Dalam hati inii

Ara merindukan sahabat-sahabatnya yang dulu. Sahabat-sahabatnya yang selalu ada bersamanya. Sahabat yang tak pernah meninggalkannya. Namun itu semua tinggal kenangan yang harus Ara kubur.

Mungkin hari ini
Hari esok atau nanti
Tak lagi saling menyapa
Meski ku masih harapkan muu

Ara membayangkan kejadian dimana ia di acuhkan, ia di campakkan, seolah mereka tak mengenal Ara.

Ku menanti hadirmu tuk kembali
Hanya kenangan yang tersisa disini
Namun sekarang kau telah pergi
Dan ku yakini kau tak kan kembali

Jujur saja Ara merindukan mereka semua. Ara rindu candaan mereka, Ara rindu ocehan mereka, Ara rindu semua tentang mereka.

Mungkin hari ini
Hari esok atau nanti
Tak lagi saling menyapa
Meski ku masih harapkan mu

Sesungguhnya hatiku
Tak sanggup menerima
Dan lupakan segalanya

Tanpa sadar Ara menangis di tengah nyanyiannya. Semua orang kaget olehnya, tapi mereka pikir Ara hanya terlalu menjiwai lagunya. Padahal, gadis itu sedang mengingat kisah pahitnya.

Mungkin hari ini
Hari esok atau nanti
Berjuta memori yang terpatri
Dalam hati ini

Mungkin hari ini
Hari esok atau nanti
Tak lagi saling menyapa
Meski ku masih harapkanmu
Meski ku masih harapkanmu

Woo-oohh
Kurelakanmuu...

Lagu selesai, Ara turun bersama dengan tepukan riuh dari penonton. Dia menghapus air matanya agar tak satu pun orang tau ia sedang bersedih.


***

Hai hallo senja double up gayss. Jangan lupa voment ya gayss

~senja

RAPUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang