Masa Orientasi 2

12 0 0
                                        


Dila terbangun dari sofa rumah sakit dan terkejut ketika melihat jam yang telah menunjukan pukul 07.15 pagi. Dila langsung merapihkan tasnya dan berlari sembari memesan ojek online tanpa memikirkan penampilannya saat ini. Ia berusaha menghubungi orang yang sekiranya dapat membantunya.

"aduh gue harus telpon siapa buat ngabarin ini"

"aduh udah jam segini, hp pasti udah pada dikumpulin"

"sumpah kenapa harus kaya gini sih"

"OIYA, gue tau harus kabarin siapa"

batin Dila selama diperjalanan menuju kampusnya sembari menahan tangis karena masih shock dengan kejadian semalam, ia juga tidak tinggal diam, ia terus mencari kontak orang yang dapat menolongnya melalui grup angkatan.

"semua hp kumpulin!"

"cepetan, awas aja ada yang ketawan"

Dila terus mencari seseorang untuk meminta pertolongan tapi apa daya jam sudah menunjukan pukul 07.30 dan ospekpun sudah dimulai.

Dila terus mencoba menelpon Raffa, namun tetap saja usahanya tidak membuahkan hasil, Raffa tidak mengangkat telponnya.

"Ah brengsek udah jam segini lagi!, gamungkin ada yang pegang hp", batin Dila diperjalanan sambil terus memukuli hp yang ia bawa dan air mata terus mengalir, ia sudah membayangkan akan dihakimi oleh banyak kakak tingkat tanpa mengetahui alasannya terlebih dahulu. "ah engga, engga, ga akan dimarahin kok dil tenangin diri lo dil. Lo gasalah, semuanya musibah", ucap Dila menenangi dirinya sendiri.

"oke semuanya langsung baris sesuai jurusan", 

"Heh ini hp siapa bunyi mulu, ngaku, udah gue bilang matiin masih aja ya ngeyel. Maju kedepan ini hp siapa", kata salah satu kakak tingkat sembari mengangkat telepon genggam tersebut agar dapat dilihat oleh semua mahasiswa baru.

"Kak, maaf itu hp saya, tadi saya dari toilet jadi belum sempat mematikan hp kak", jawab Raffa dengan mengangkat tangan dan kepala menunduk. Raffa langsung mematikan hpnya tanpa melihat pesan dan miss call dari siapa yang membuatnya dipanggil kedepan oleh kakak tingkat.

"iya gapapa tapi lain kali kalau ada perintah tolong diperhatiin ya. Oke semua kita lanjut ya, sekarang bakal gue absen satu-satu", jawab kating tersebut.

"Ataya Rizky"

"Azza Rhima"

Kating menyebut nama satu persatu, namun seketika ada salah satu panitia ospek berteriak dan meminta tolong.

"woi yang cowo tolong bantu woi"

"gc cepetan angkat ke puskesmas kampus"

seketika asal suara itu langsung menjadi pusat perhatian semua mahasiswa dan dosen-dosen yang sedang melaksanakan tugasnya.

"HAH?! DILAAA?" teriak Raffa sembari keluar barisan agar dapat memastikan apakah itu benar-benar Dila atau bukan.

"heh lo kenal sama anak itu?" tanya salah satu kating dengan panik karena kondisi Dila yang sangat mengaggetkan.


"ii.. iya kak saya temennya, saya boleh bantu dia ga kak? atau ikut nemenin ke puskesmas karena disini yang kenal sama dia cuman saya dan Keira. HAH OIYA KAK, KEIRA JUGA GAADA DISINI! kayaknya ini ada sangkut pautnya kakk" Raffa langsung meminta izin kepada kating tersebut dan kating itu langsung mengembalikan hp Raffa lalu mengantar Raffa kepada Dila dan memberi informasi kepada panitia ospek mengenai Dila, Keira, dan Raffa.

Raffa terkejut ketika melihat kondisi Dila, bajunya penuh cipratan darah namun anehnya tidak ada luka ditubuhnya. Dila pingsan setelah turun dari ojek online, mukanya pucat dan badannya sangat dingin. Panitia benar-benar panik karena kondisinya sangat mengkhawatirkan, karena itulah mereka mengizinkan Raffa untuk ikut mendampingi Dilla, setidaknya ada satu orang yang mengenalnya.

ARAHWhere stories live. Discover now