Masa Orientasi

16 0 0
                                    

"woi masuk cepet!"

"udah lengkap belum semua bawaannya?!"

"mending jujur sekarang kalau ada yang belom lengkap!"

Bising suara yang tak asing dari kata "masa orientasi", tradisi ini masih terus berjalan dimasa yang sudah modern seperti saat ini. Banyak hal yang dirasakan ketika masa orientasi, senang karena pahitnya dapat dikenang dan juga benci karena isinya kebanyakan caci.

"eh lo udah lengkap semua bawaannya?" tanya Keira kepada salah satu mahasiswa baru yang belum ia ketahui namanya.

"Air gue kurang satu nih yang ukuran kecil" jawabnya dengan panik,

"gue bawa dua ni, satunya buat lo aja" jawab Keira,

"serius gapapa? nanti gue ganti ya uangnya, makasihh banget btw" jawabnya dengan lega karena akan bebas dari hukuman, sedangkan Keira hanya membalas dengan senyuman.

"btw nama lo siapa?" katanya sambil menjulurkan tangan kepada Keira.

"Keira, panggil aja Kei. Nama lo?"

"Nama gue Raffa, oiya lo asli sini?" tanya Raffa kepada Keira,

"iya gue asli sini, emang lo dari mana?"

"gue dari Surabaya Kei"

belum sempat Keira bertanya-tanya kepada Raffa tiba-tiba suara kakak tingkat mulai bising kembali.

"istirahatnya kelar ya, balik lagi kebarisan"

"sekarang gue mau cek satu-satu bawaan kalian"

Raffa adalah teman pertama Keira dikampus barunya, ia merupakan sosok laki-laki tampan dengan badan yang cukup tinggi dan bisa dikatakan kurus namun tetap ideal, Raffa memiliki logat medok yang sangat khas karena asalnya dari Surabaya.

"Raff" teriak Keira memanggil Raffa,

"iyaa kenapa kei?"

"kosan lo dimana, ayuk gue anter, tapi nongkrong dulu bentar mau ga?" 

"boleh si, tapi ga ngerepotin nih?"

"engga lah gue santai banget ko orangnya"

Setelah percakapan itu Kei dan Raffa langsung bergegas menuju sebuah cafe. Cafe itulah tempat pertama mereka bercerita dan lebih mengenal satu sama lain.

"Raff jadi cewe lo kuliahnya di Jogja?"

"ya gitu deh Kei, gue udah lumayan lama juga si sama dia"

"keren banget deh langgeng"

"kok ngomongnya gitu?" tanya Raffa dengan melirik Keira setelah ia menyicipi roti bakar yang ia pesan,

"Gue..."

baru saja Keira ingin melanjutkan ceritanya tiba-tiba ada teriakan yang sangat mengganggu kosentrasi mereka berdua.

"KEIIIRAAAAAAAA, LU GUA TELPONIN BRENGSEK!"

coba tebak siapa orangnya?, Dila, sahabat Keira paling posesif, tak usah heran kenapa ia bisa mengetahui keberadaan Keira saat ini, lokasi Keira selalu berhasil ia deteksi. Dila adalah sahabat Keira yang berhasil diterima di kampus yang sama dengan Keira.

"Heh! brisik banget! malu sumpah, orang pada liatin ih dil.. lu mah" respon Keira sembari memukul bahu Dila atas teriakan dasyat yang membuatnya menjadi sorotan utama di Cafe tersebut.

"Eh maaf.. lagian lu kenapasih telpon gue ga diangkat? lagian juga tumben banget gangajak gue pulang bareng? lagian susah banget apa angkat telpon? lu juga biasanya pegang hp terus? lu.."

ARAHWhere stories live. Discover now