•Part 23• Bunga Chamomile

252 88 56
                                    

Now playing | Sule, Nathalie Holscher - Satu Di Hati

Now playing | Sule, Nathalie Holscher - Satu Di Hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tuh masih bertanya-tanya soal cowok. Apa dia harus terus diikuti kemauannya kalau kita sayang sama dia?

***

"Pergi engkau, Miska! Aku tidak sudi menatap wajahmu di rumahku! Huh!" usir Ririn.

"Oh, kumohon jangan usir aku! Aku masih mau tinggal di sini!"

Jika kalian bertanya siapa orang yang sedang melakukan dialog di dalam kelas itu, mereka adalah Razeta dan Ririn. Ya, memang mereka tidak saling berteman dekat, namun mereka harus melakukan drama ini untuk tugas Bahasa Indonesia.

"Eh, huruf zet! Mana ada dialog begitu di Cinta Fitri! Sotoy lo!" celetuk Arvenila mengejek gaya Razeta ketika bersandiwara di depan teman-teman kelas mereka tanpa malu.

"Ish! Kamu nggak usah ikut campur! Bilang aja kamu iri karena gak dapet peran Miska, wlek!" Razeta menjulurkan lidahnya mengejek balik Arvenila.

Arvenila tertawa kecut. "Dih, sori, ya. Gue mending dapet peran jadi kurcacinya Snow White daripada dapet peran jadi Miska kayak lo! Norak banget!"

Razeta maju ke depan Arvenila. "Ih! Kamu jangan solimi, ya!!!"

"Solimi, solimi, soleha!" jawab Pipin di belakang Arvenila dengan lantang. Bagus sekali, Nak.

"Kamu diem, ya, Pipin!" Razeta menunjuk wajah Pipin dengan kesal. Dia kan nggak cari agar-agar dengan Pipin! Eh, maksudnya cari gara-gara.

"Lho, kenapa? Mulut, mulut gue. Terserah gue dong," ujar Pipin sambil memakai pensil alis miliknya.

"Teman-teman!"

Unggul, yang menjabat jabatan sebagai sekretaris di kelasnya baru saja masuk ke dalam kelas dengan napas tersengal-sengal. Karena melihat tingkah Unggul yang sedang panik, Arvenila langsung berdiri dari bangkunya.

"Heh, Unggul! Ngapain sih lo kayak gitu? Ada apa?" tanya Arvenila dengan tidak suka.

"Bentar, atur napas dulu," balas Unggul. Dia kemudian mengatur napasnya dan mulai pelan-pelan untuk berbicara. "It-itu! Lilly!"

"Hah? Lilly kenapa?" tanya Arvenila yang sudah mulai panik mendengar ucapan Unggul.

"Di-dia--"

"ANJRIT LO! NGOMONG TUH YANG CEPET KAMPRET!" Arvenila menggebrak mejanya dengan kesal.

"Sebentar dong! Ini aku atur napas dulu!" sentak Unggul. Dia kan masih mau atur napas dulu! Arvenila juga tidak sabar karena Unggul tak kunjung menjelaskan apa yang terjadi.

ArionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang