Setelah bel berbunyi mereka bergegas pergi menuju kantin.
"Kalian ini kalo jalan bisa cepat dikit tidak? Saya terburu-buru ini. Tau diri aja kalo kalian ber13, gausa ngeblok jalan dong." Pak sugeng tiba-tiba muncul di tengah2 mereka dan menerobos gerombolan agar bisa lebih dulu jalan di depannya.
"Kumis sewot mulu njing dari pagi, pms apa gimana?" kata Jagad sedikit berteriak. Untung saja Pak Sugeng tidak mendengar.
Setelah sampai di kantin mereka duduk di kursi yang berada di pojok. Seperti biasa kursi tersebut masih kosong walaupun mereka datang sedikit telat. Memang tidak ada yang mau duduk di tempat tersebut, takut katanya. Padahal mereka juga tidak meng-klaim kursi tersebut. Kalo kata Dino "Emang pada takut kenapa si? Kaya seakan-akan kita gangster sekolah aja yang biasanya ada di novel."
Mereka biasa pesan somay dan es teh. Sampai-sampai Bu Tiyem sudah hafal, jadi mereka tidak susah payah untuk antri.
"Eh gab, lo gimana sama Ragos? Udah ada kemajuan?" tanya Tara yang membuka perbincangan mereka.
"Gue masih deketin doang si. Kalo gue nembak diterima ga kira-kira?"
"Yaelah gentleman dong bro, coba aja siapa tau di tolak." Danu yang tiba-tiba berkata seperti itu langsung terkena tampolan dari Gabri.
"Bangsat jangan gitu dong. Yakinin gue kek."
"Ya makanya lo coba dulu nembak."
"Yaudah deh, ntar malming gue ajakin dia keluar."
"Yang ngebucin enak ye kalo malming ada yang diajakin jalan. Lah gua di ganggu in mulu sama ni curut." ucap Dino sambil menunjuk Dion.
Dion yang tak terima dengan perkataan Dino pun membantah, "Lo juga gangguin gue ya njing. Gue mau keluar sama gebetan jadi kaga bisa gara-gara lo."
"Halah gausah halu punya gebetan." Dino mengeluarkan smirknya.
"Oh liat aja ya besok waktu malming, gausah ngintilin gue lo." Namun setelah berkata seperti itu, Dion bingung. Sebenarnya ia juga tidak memiliki gebetan, jadi besok ia harus mengajak siapa untuk diajak malmingan.
"Heh kembar lo gelut mulu, liat noh Erpan yang hampir tiap malming kaga pernah keluar karena nge galau mulu." Jaki yang awalnya hanya diam pun ikutan nimbrung.
"Lo gausa buka kartu Jak, entar pada tau."
"Udah jadi rahasia umum kali kalo lo sadboi." ucap Jovan tiba-tiba.
"Jovan sekalinya ngomong emang bener ya."
Percakapan mereka masih berlangsung hingga bel masuk berbunyi. Tak jarang mereka membuat lelucon yang membuat Gabri, Nathan, dan Calvin bengek.
Part selanjutnya or 2 part lagi maybe bakalan muncul bucin2nya. Semoga suka ya😗
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF INDOMARK
FanfictionKisah 14 remaja yang ingin hidup dengan tenang namun selalu gagal karena ulah salah satu dari mereka.