tiga

170 24 2
                                    













sinar matahari memasuki celah-celah jendela kamar lelaki choi. namun sang pemilik kamar masih sibuk bergelung dengan guling dan selimut tebalnya. sudah hampir siang tapi lelaki itu tak berniat untuk bangun sedikit pun.

brak!!

pintu kayu itu dibuka kasar oleh seseorang yang masuk kamar dengan tergesa-gesa.

“demi tuhan, choi jongho!”

choi yena, kakak perempuan jongho satu-satunya menggeleng karena mendapati lelaki yang lebih muda satu tahun darinya itu masih terlelap dengan indahnya.

“heh! bangun woy udah siang!”

yena mengguncang-guncang kasar bahu adiknya itu, tapi yang dibangunkan tetap asik bergelung dengan mimpinya.

“jongho! woy, bangunnnnn!”

“jonghooooooooooooo...”

jongho menggeliat karena merasa terusik dengan suara yena yang seperti kaset rusak ditelinga-nya, terlalu berisik.

“gue masih ngantuk bangsat!” umpat kasar si lelaki dengan suaranya yang serak, efek baru bangkit dari alam mimpinya.

“udah siang bego, jangan mentang-mentang lo libur bisa enak-enakan molor!”

jongho lempar bantal ke wajah kakaknya, “berisik, keluar lo!”

“jongho anjin—”

belum selesai yena melanjutkan umpatannya, ponsel jongho berdering dengan nyaring.

yeosangie is calling...

jongho menyambar ponsel yang ia taruh diatas nakas, segera mengangkat panggilan dari sahabat tersayangnya.

“halo, yeo.”

“jjong, uhuk...”

suara batuk terdengar dari seberang sana.

“lo kenapa?” tanya jongho.

“nggak tau bangun-bangun tenggorokan gue sakit banget, terus kepala gue pusing.” jawab yeosang dengan suaranya yang terdengar lirih dan lemah.

“lo sakit?!" jongho panik.

“mau demam kayaknya sih.” yeosang berbicara sambil merengut kesal, ia paling tidak suka kalau sudah sakit seperti ini.

jongho langsung panik, terlihat dari raut wajahnya yang tampak khawatir.

“dirumah ada siapa?” di sebrang sana yeosang tidak menjawab pertanyaan jongho, yang terdengar hanya helaan nafas berat milik yeosang. jongho menjadi semakin panik, “yeosang? are you okay?”

“gue susah ngomong bego, tenggorokan gue sakit.”

gerutuan yeosang dengan suara seraknya membuat jongho meringis. ya mau bagaimana lagi kan dia panik.

“iya maaf maaf, gue kerumah lo sekarang.” jongho menutup sambungan telfonnya sepihak.

yena yang melihat kepanikan adiknya hanya memandang dengan tatapan yang sulit diartikan. diotaknya seperti sedang menyimpulkan berbagai teori yang membingungkan.

iya, teori hubungan adiknya dan yeosang.

“kak, gue ke rumah yeosang dulu.”

tanpa memperdulikan yena yang masih terdiam dihadapannya, jongho langsung pergi begitu saja tanpa membereskan ranjangnya yang masih berantakan ataupun mandi terlebih dahulu. bahkan lelaki choi itu masih mengenakan kaos lusuh dan celana pendek selutut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐟𝐫𝐢𝐞𝐧𝐝𝐳𝐨𝐧𝐞 - 𝐣𝐨𝐧𝐠𝐬𝐚𝐧𝐠Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang