~S E L A M A T M E M B A C A~_______
___________________
"Sial!" Gea mengumpat saat melihat matahari sudah bersinar terang diluar sana. Kekesalannya semakin meningkat, ketika menyadari ranjang disebelahnya kosong tanpa penghuni.Dengan gerakan cepat, Gea melompat turun dari atas tempat tidur lalu berlari menuju kamar mandi. Ritual pagi yang biasanya memakan waktu lama kini berlangsung sangat singkat, karena dia hanya membasuh wajah kemudian segera berpakaian. Hanya modal menyemprotkan minyak wangi ke seluruh tubuh, maka orang-orang tidak akan menyadari hal jorok tersebut.
"Mampus! Telat satu jam!" Gea menepuk dahinya cukup kuat setelah melihat jam tangannya. Mulutnya tak berhenti mengeluarkan umpatan dan sumpah serapah atas apa yang menimpanya pagi ini.
Kini, dia sedang berada didalam lift menuju ruangannya. Dalam hati, Gea selalu merapalkan do'a agar terhindar dari amukan si Bos. Walaupun hal itu mustahil terjadi, tapi tidak ada salahnya kan berharap?
Ting!
Belum sepenuhnya pintu lift terbuka, namun Gea sudah menerobosnya sambil berlari. Dia sudah tidak peduli lagi akan penampilannya yang semrawut. Biarlah itu menjadi urusan nanti, karena yang terpenting sekarang adalah hidup dan matinya.
Keadaan koridor tampak sepi karena semua orang sedang berkutat pada pekerjaannya. Hanya terdengar suara ketikan keyboard dan mesin fotocopy yang mengiringi setiap langkah Gea menuju tempat biasa dia mengerjakan tugasnya sebagai sekretaris.
Gea langsung menjatuhkan tubuh pada kursi kerjanya sambil berusaha mengatur napasnya yang memburu. Dia tersenggal-senggal disertai degupan jantung yang menggila, berdetak cepat seakan siap meledak.
Seperti tahu bahwa dirinya sudah datang, telepon dimeja Gea tiba-tiba saja berdering nyaring, mengintrupsi wanita itu untuk segera menjawabnya.
"Ke ruangan, sekarang!"
Tut...
Shit!! Tanpa babibu panggilan langsung diputus secara sepihak begitu saja, bahkan sebelum Gea sempat mengucapkan sapaan lewat suara merdu nan indahnya. Sungguh kegondokan yang haqiqi pemirsa...
Meski diliputi rasa kesal yang luar biasa, namun Gea tetap melaksanakan perintah sang atasan seraya tersenyum manis.
Kini, Gea sudah berada di dalam ruangan milik atasannya, setelah sebelumnya dia mengetuk pintu sebanyak tiga kali sebagai bentuk kesopanan.
Gea berdiri dihadapan seorang pria yang merupakan Direktur Utama diperusahaan tersebut. Tumpukan kertas sudah menjadi pemandangan biasa setiap dia memasuki ruangan ini.
Pandangan Gea jatuh pada papan nama yang diukir cantik dan diletakan diatas meja.
Adinata Baskara
Direktur UtamaSuara ketukan jari yang beradu dengan permukaan meja, segera menyadarkan Gea dari lamunannya. Wajahnya berdiri tegak sejajar dengan mata si bos yang menghunus tajam.
Seketika suasana berubah horor, membuat Gea tanpa sadar menelan salivanya lamat-lamat. Sumpah demi apapun, aura pria itu sungguh mendominasi sehingga untuk sekedar bernapas saja rasanya susah.
KAMU SEDANG MEMBACA
my hubby is PERFECT BOSS (TERBIT)
RomancePART TIDAK LENGKAP! SEBAGIAN SUDAH DI HAPUS! Menikah dengan seorang Direktur tak pernah menjadi salah satu impian dalam hidup seorang Gea. Memikirkannya saja tidak pernah apalagi sampai bermimpi. Namun seperti halnya takdir yang sudah di atur, ketid...