8

1K 125 27
                                    

"Perempuan gila!" Bentak Jiyong pada kakak perempuannya yang sedang memelototinya. Tangan kakaknya itu masih memegang tas branded yang baru saja saja di pakainya untuk memukuli Jiyong.

"Berkaca dulu sana!" ujar Dami balas membentak. "Kau tau aku bahkan kabur dari meeting ku karena mendapat kiriman rekaman cctv mu yang hendak memperkosa gadis malang ini?!"

"Aku tidak mungkin melakukan itu." gerutu Jiyong lalu memalingkan wajahnya pada Lisa yang saat ini sedang menatapnya bingung. Harus Jiyong akui gadis itu sangat menggemaskan bahkan dengan jejak air mata yang tersisa di wajahnya.

"Aku tidak melakukan apapun padamu kan Lisa-ya?"

Lisa memberengut dan menatap Dami .

"Ya! Jangan mengancamnya begitu!" Teriak Dami dan memberikan satu pukulan yang manis lagi dengan tasnya pada Jiyong.

"Ah! Astaga! Apa aku mengancamnya? Aku bahkan tidak membawa pisau!"

"Kau mempelototinya!"

"Aku hanya melihatnya! Harusnya dia bersyukur mata indah ku ini menatapnya dengan jarak yang dekat,"

"Mata indah gundul mu! Mata penjahat yang ada!"

"Ya! Kwon Dami!"

"Ya! Kwon Jiyong!"

"Berhenti!!!" Pekik Lisa pada akhirnya. Gendang telinganya bisa pecah.

"Apa?!" sahut Dami dan Jiyong bersamaan sambil melihat kearah Lisa yang ternganga mendapat respon unik dari dua manusia di depannya.

"Kalian memang saudara," gumam Lisa sambil mengedipkan matanya.

"Auh, kiyowo..." Gemas Dami lalu menarik tangan Lisa agar menjauh dari Jiyong "Tega-teganya kau melecehkan gadis semanis ini Kwon Jiyong! Aku akan mengadukan mu pada Eomma!" bentak Dami.

"Sudah ku bilang aku tidak! Kemari Lisa-ya. Wanita itu lesbi!" pekik Jiyong lalu ikut menarik tangan Lisa yang bebas.

"Sembarangan! Rekaman itu sudah jelas! Mau ku berikan pada Dispatch dulu baru kau mengaku, hah?!"

"Mwo?!" Pekik Jiyong, "Kakak macam apa kau ini? Bisa-bisanya menghancurkan karier adiknya sendiri!"

"Aku itu kakak yang baik makanya aku harus menghentikan perbuatan mu!"

"Memangnya apa yang ku perbuat?!"

"Masih tidak mau mengaku! Korbannya saja sudah di depan mata! Dasar penjahat kelamin!"

"Mwo?!"

"Sudah... Lisa bilang sudah!" Bentak Lisa lalu menghentakkan tangannya dari kedua kakak beradik itu. "Lisa tidak di lecehkan! Setidaknya belum! Jadi jangan bertengkar!"

"Hiks! Sakit," Isak Lisa sambil memperhatikan kedua tangannya. Tangan kanannya terlihat bekas kuku yang lumayan dalam walaupun tidak berdarah dan tangan kirinya yang memerah bekas cengkeraman Jiyong.

"Ya! Kau melukainya Jiyongie!"

"Anni... Kau yang melakukannya!"

"Kalian berdua yang melakukannya!" pekik Lisa menghentikan pertengkaran yang sepertinya akan berlanjut lagi itu. Menatap mereka berdua dengan alis menekuk yang membuatnya terlihat semakin menggemaskan alih-alih menyeramkan.

"Aigoo. Manisnya... Dimana kau mendapatkan kekasih sepertinya, Ji?" tanya Dami lalu menangkup kedua tangan Lisa dan mengajaknya duduk. Kakak perempuan Jiyong itu lalu memanggil karyawannya untuk membawakan es batu untuk luka Lisa.

Sementara Jiyong meneguk ludahnya memperhatikan makhluk manis yang sedang duduk berdua dengan kakaknya itu.

Jiyong masih bingung. Lisa seperti kotak misteri yang begitu menarik rasa penasaran Jiyong. Beberapa saat yang lalu dia merasa Lisa bukanlah gadis yang berbeda yang selama ini di carinya. Lalu sekarang saat mendengar ratapan Lisa, rasa penasaran Jiyong kembali membuncah.

"Apa kau bukan orang Korea? Wajahmu sangat cantik. Jadi model We Done mau ya? Bolehkan Ji?" tanya Dami.

"Bukan... " Lirih Lisa sambil menatap ke bawah enggan menatap Dami. Kepalanya masih di penuhi dengan perkataan Dami yang mengira ia adalah kekasih Jiyong. Itu membuatnya tidak nyaman bagaimanapun juga mereka tidak ada hubungan apapun. Dan mana mau Jiyong dengan gadis sepertinya. Dari rumah dan juga pakaian pria itu serta fakta jika kakak pria itu bahkan memiliki butik saja sudah menjelaskan jika Jiyong adalah orang berada.

"Lalu darimana? Darimana kekasihmu berasal, Ji?" tanya Dami penasaran menatap adiknya yang salah tingkah. "Ya! Kau tidak tau darimana dia berasal? Jangan bilang kau memang berniat melecehkannya? Seperti kasus... Ya! Tidak kan Jiyongie?" tanya Dami syok sambil menatap kedua manusia itu bergantian.

"Maafkan aku Nonna, sebenarnya aku... "

"Dia kekasihku. Buktinya dia tinggal di apartemen ku sejak kemarin. Dan tadi kami sedikit bertengkar. Hanya itu. Karyawan mu saja yang berlebihan," Sela Jiyong bertepatan dengan karyawan wanita kakaknya yang masuk membawa es batu untuk Lisa. Wanita itu langsung pergi melihat tatapan kesal Jiyong.

"Lalu kenapa kau tidak tau darimana dia berasal? Kemarikan tanganmu manis. Siapa tadi namamu? Lisa?" Dami lalu meraih tangan Lisa dan mulai mengompresnya.

"Iya namaku Lisa. Sebenarnya aku bisa sendiri, um... "

"Panggil aku Dami-Eonnie. Dan biarkan aku yang melakukannya. Jangan menolak, aku bisa tersinggung."

Lisa tersenyum manis. Lalu matanya bergulir menatap Jiyong yang sedari tadi menatapnya. Mengangkat sebelah alisnya, Lisa benar-benar tidak habis pikir dengan tingkah Jiyong. Bisa-bisanya pria itu bertingkah seenaknya tanpa bicara dulu padanya.

"Asalmu darimana Lisa-ya?" tanya Dami.

"Thailand," Sahut Jiyong berbekal info yang didapatnya saat sedang bertengkar dengan Lisa tadi. Matanya masih setia memandangi wajah Lisa. Menikmati segala ekspresi yang dibuat gadisnya. Gadisnya? Sejak kapan Lisa menjadi gadisnya?

"Ah. Thailand... Tapi, kau bahasa Koreamu lancar sekali sayang?"

"Ibuku orang Korea," sahut Lisa sambil menyelipkan anak rambutnya. Tingkah malu-malunya benar-benar membuat Dami gemas hingga ia memekik dan meminta Jiyong segera membawa Lisa ke rumah mereka.

"Berapa lama kalian berkencan Lisa-ya?"

"Satu tahun." jawab Jiyong cepat sambil menampilkan senyum iblisnya pada Lisa yang menatapnya kesal.

Satu tahun gundulmu! Bertemu saja baru kemarin. Batin Lisa

"Mwo?! Dan kau tidak mengenalkannya padaku sama sekali? Ya! Kwon Jiyong!"

"Ck! Kau saja yang tidak bertanya. Dan jangan berpikir untuk membuat rancangan proyek dengannya tanpa izinku! Kau hanya akan membuatnya menjadi kelinci percobaanmu. Aku tidak suka."

"Tapi dia cantik! Sayang sekali jika... "

"Sekali tidak tetap tidak. Lisaku akan tetap dan terus berada di rumah." sela Jiyong lalu ikut duduk dibelakang Lisa dan memeluknya posesif. Mengabaikan Lisa yang menegang karena perlakuannya.

Dami mencibir adiknya itu, lalu memandang Lisa dengan tatapan kasian miliknya. "Kasian kali kau sayang. Pasti sulit memiliki hubungan dengan idol aneh seperti pria ini bukan Lisa-ya?"

"Idol? Siapa?" Tanya Lisa bingung sementara Dami kaget, Jiyong mengutuk dalam hati.

Hai guys. Sebelumnya aku minta maaf karena jarang update bahkan hilang beberapa saat. Aku nulis sesuai mood dan juga situasi di real life. Maafkan dan mohon di mengerti, ya? Semoga kalian suka sama book yang kutulis ini :)

MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang