9

1.3K 143 14
                                    

Makasih karena udah baca cerita ini ❤ Dan kalau ketemu Typo tolong di tandain yaaa. Atau kalau ceritanya mulai ga pas gituu juga tolong kasih tau yaa supaya aku bisa lebih baik lagi. Makasihh udah mau bantu pemula ini belajar🐒😆

Ada yang aneh disini. Batin Dami.

G-Dragon versi wanita itu lalu membenarkan posisinya dan menatap gadis di depannya dengan senyum manisnya. Senyum manis yang terlihat menyeramkan bagi Jiyong.

"Lisa-ya, tahun berapa Jiyong lahir?"

"Eh? 1988 bukan?" Lisa menatap Dami bingung. Bukankah harusnya Dami menjelaskan perkataannya sebelumnya? Lalu kenapa Dami malah menanyainya balik?

Jiyong menghembuskan napasnya yang sempat tertahan di tenggorokan. Dia benar-benar bersyukur karena sudah memberi tahu Lisa password apartemennya.

"881988. Ingat itu baik-baik. Itu password apartemen kita. Tanggal lahir ku." ucap Jiyong tepat setelah pria itu menutup pintu apartemen nya. "Um, kita bisa menggantinya dengan gabungan tanggal kita nanti setelah pulang berbelanja."

"Kita?" Ucap bibir tebal itu mencibir "Itu apartemen mu bukan kita! Dan tidak perlu di ganti! Aku bukan siapa-siapa mu!" Lanjut Lisa sambil berkacak pinggang dan menatap menantang pada pria yang mengangkat alis di depannya itu.

"Aku membeli mu kalau kau lupa,"

"Ya! Aku ini manusia! Mana bisa di labeli seperti itu! Aku akan mengembalikkan uangmu nanti lihat saja!"

"Ya, ya, ya." ucap Jiyong sambil mengibaskan tangannya "Mau jual ginjal untuk bayar itu? Separuhnya saja tidak sampai," Dengus Jiyong lalu merangkul bahu Lisa dan menariknya menuju lift di ujung lorong.

"Ya! Lepas! Aku bisa jalan sendiri!"

.

.

.

Setidaknya menjelaskan pekerjaannya pada Lisa lebih baik daripada jujur pada Dami tentang hubungannya dengan Lisa. Pria itu sangat mengenal Dami. Kakak perempuannya itu pasti akan menyuruhnya untuk melepaskan Lisa atau membawa Lisa dari apartemennya. Menjauhkan Lisa yang saat ini sepertinya sudah menjadi candu bagi Jiyong.

Wangi rambut Lisa masih berputar di kepalanya dan Jiyong ingin gadis itu tetap disisinya. Persetan dengan masalah mereka yang baru bertemu atau apapun itu. Lisa adalah fantasinya selama ini. Sebuah fantasi yang dulunya terlihat sangat tidak mungkin untuk terwujud di kehidupan seorang G-Dragon.

Yang Jiyong inginkan sebenarnya sederhana. Jiyong hanya ingin seorang gadis yang berani berkata tidak padanya. Seorang gadis yang berani mencibir padanya saat kesal. Seorang gadis yang hanya menjadi dirinya sendiri tanpa berusaha bersikap manis yang membuat Jiyong muak. Seorang gadis yang berani berteriak padanya. Seorang gadis yang hanya melihat diri seorang Kwon Jiyong tanpa melihat bayangan G-Dragon. Hanya itu.

Fantasi yang dulunya terlihat tidak mungkin sekarang ada di hadapannya. Jadi mana mungkin Jiyong bisa melepaskannya?

"Ah, sudahlah. Aku harus cepat kembali bekerja." Jiyong pura-pura melihat jam tangan lalu berdiri  menarik Lisa bersamanya. "Tolong ya, kirimkan baju selengkapnya untuk gadisku ini. Pakaian dalam juga. Kau sudah melihat tubuhnya jadi aku yakin kakakku yang cantik ini pasti sudah tahu ukurannya. Pilihkan juga model yang sesuai untuknya. Lingerie juga jangan lupa, hehehe,"

"Ya! Kwon Jiyong-ssi!" Teriak Lisa tidak terima. Matanya melotot tidak percaya pada pria yang sedang menarik dirinya. Bisa-bisanya pria itu meminta orang lain untuk membelikan pakaian dalamnya.

"Kalian langsung pergi? Lisa-ya, ayo minum kopi bersama nanti sore." Ajak Dami menghentikan Jiyong yang ingin melangkah pergi meninggalkan ruangan itu. Dia masih ingin menanyai Lisa. Mengenal lebih dekat gadis manis itu. Dami masih curiga pada hubungan yang sedang di jalin oleh Jiyong.

"Ck, dia hari ini menemaniku. Lain kali saja, aw! Lisa!" Jiyong mengusap kepalanya yang dipukul oleh gadis di sampingnya. Hell! Beraninya!

"Dasar tidak sopan. Maaf Nonna, bagaimana jika aku menghubungimu nanti?" Tanya Lisa dengan senyum manisnya. Sementara Dami tertawa dan mengangguk-angguk, dia benar-benar menyukai Lisa.

Jiyong memasang ekspresi tidak percayanya. "Jika aku tidak sopan lalu bagaimana dengan kelakuanmu yang memukul kepala orang lain, hm?"

"Ugh, aku suka adik iparku," Seulas senyum lembut terbit di wajah Dami. "Aku suka yang ini, Ji. Sangat." lanjut Dami sambil mengedipkan sebelah matanya pada Jiyong.

"Aku juga. Nah, sekarang biarkan kami pergi kak, sampai jumpa,"

* * * * *

Idol? Lelaki di kotor di sebelahnya? Lelaki yang memiliki kumis jenggot? Lelaki yang mandinya dua hari sekali jika perlu ini? Ya! Yang benar saja!

Lisa menarik rambutnya sendiri dengan gemas. Bagaimanapun dirinya berusaha untuk tidak memikirkan Jiyong, tetap saja otaknya memaksa untuk berpikir.

"Ya! Aku tidak tahan lagi!" Teriak Lisa lalu keluar dari kamarnya dan berlari cepat ke arah studio kecil milik Jiyong yang ada di apartemen itu.

"Jiyong-ssi!" Teriak Lisa ketika dia membuka pintu dan menampilkan lelaki yang saat ini tengah duduk di depan komputernya dan menatapnya dengan wajah bingung. Sejenak Lisa diam memperhatikan ruangan bercat putih yang memang pertama kali dia lihat ini.

Ada keyboard, drum, gitar, komputer, dan....

Lukisan Mesum

Wajah Lisa memerah.

"Apa?" Tanya Jiyong dengan alis terangkat, lalu matanya menoleh kearah pandangan Lisa. "Ah... Mau seperti itu? Sini kupangku," Jiyong tersenyum manis dan menepuk-nepuk pahanya.

"Jiyong-ssi!"

Jiyong mendecak, senyum di wajahnya tergantikan dengan wajah masam khas dengan bibir yang maju beberapa senti, "Oppa. Sudah kubilang dari tadikan panggil aku Oppa. Mau apa kau kesini? Rindu?"

"Boleh Lisa masuk? Ada yang ingin kutanyakan.... "

"Penting?"

"Um, mungkin?" Jawab Lisa ragu. Jujur saja sebagian dari dirinya masih berteriak menyuruhnya untuk tidak bertanya dan masuk lebih jauh pada kehidupan lelaki yang sudah menampungnya itu.

Jiyong mengangguk-angguk, lalu berdiri dan berjalan menuju Lisa yang berada di depan pintu "bicara diruang tamu saja bagaimana? Sambil menonton tv. Ah, dan kupaskan aku apel ya?" Ucapnya sambil lalu. "Di kulkas banyak camilan, ambil yang kau suka dan bawa juga kesana."

"B-baiklah," Jawab Lisa sambil memperhatikan pria dengan tatto itu pergi lebih dulu tanpa menoleh padanya. "Moodnya mengerikan astaga."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MaybeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang