Ini cerita tentang seorang anak manusia yang menjalani fasa kangen
Atau bahasa mudahnya rindu
Terhadap seorang anak manusia lainnya, yang ia anggap istimewa
Merindukanmu, membuatku merasakan seisi dunia hanya milikku
Langit yang terbentang luas seolah memanggilku untuk ikut terbang bersamanya
Bumi pula seolah merelakan kepergianku dan bersedia menjadi rumah tempatku berpulang.
Kini aku berada di pelabuhan
Pelabuhan ini terlihat sepi
Cuma diisi oleh satu kapal bernama kamu
Tapi bagiku, pelabuhan ini sudah cukup meriah.
Cukup cuma kamu menjadi penghuninyaTapi entah kenapa, senja yang selama ini aku banggakan, seolah menolak keras rinduku.
Ia bahkan menjadikannya sebagai satu leluconSaat itu, aku merasakan seolah seisi dunia menolak kehadiranku
Langit yang tadinya menjemputku terbang tiba tiba tanpa alasan menyuruhku pergi
Bumi yang tadinya menjanjikan bahagia seolah tak mau lagi menjadi rumah tempatku berpulang
Tuan/ Puan, pernahkah kau berfikir bahawa leluconmu itu sebenarnya melukai ku?
Aku bahkan tak mampu lagi mengukir senyum tipis
Jauh sekali menahan juraian air mata daripada menitis
Satu pertanyaan yang bermain di benakku, mengapa aku perlu merinduimu kalau aku ada Sang Pencipta yang memandangku penuh cinta?
Bunga Zuhri
