A k a r /Bobrok semua!/

4 0 0
                                    


Plagiat harap minggir 🔪🔪🔪

Seorang remaja tampan kini sedang berbaring di ranjang empuknya. Ia menatap langit-langit dilamarnya dan menghembuskan nafasnya halus. Remaja itu Akbar, si cold boy.

Akbar memejamkan matanya sesaat, dan bangkit dari ranjangnya itu. Lalu ia berjalan mendekati sebuah bingkai foto yang sudah berumur. Jika dilihat dari covernya, mungkin foto itu sudah 5 tahun yang lalu. Dimana masa lalu terlah berlalu.

Akbar mengelus bingkai itu dengan lembut dan menatap seorang gadis yang berada di bingkai tersebut.

"Dimana kamu sekarang Mora? Apakah kamu masih ada? Ataukah enggak sudah tiada?" Gumam Akbar pelan.

"Tapi tidak mungkin, bukankah kamu sudha berjanji tidak akan meninggalkanku? Mana janjimu itu?" Ungkap Akbar.

"Lo disini itu bagian dari hidup aku, dan kamu udha ninggalin aku tanpa jejak! Apa mungkin karena kejadian masa lalu itu?" Ungkap Akbar lagi dan lagi. Lalu ia memeluk erat bingkai tersebut seolah-olah dia adalah hal yang harus dijaga dengan ketat.

<<>>

Siang yang terik kali ini, telah berganti dengan senja yang datang sesaat. Seorang gadis muda berjalan kearah danau yang tidak jauh dari arah rumahnya. Ia berjalan pelan, seperti siput. Ah, tapi dia bukan siput.

Selalu saja begini, Arum selalu berkunjung ke danau ini. Entah apa yang selalu membuat dirinya tertarik, namun hati ini selalu menarik dirinya kesini setiap senja telha datang. 

Bahkan, smapai sekarang ia tidak pernah berpikir, apakah yang membuat dirinya seperti ini? Kata bunda aku sempat hilang ingatan! Tapi kenapa? Dan apa sebabnya?

Dari sekian banyaknya keluarga aku tidak pernah mendengar seorangpun membicarakan tentang dia yang dimasa lalu.

"Hai, hari ini aku dateng lagi danau. Apa sih yang bikin kamu menarik aku terus kesini? Lama-lama aku nanti jatuh cinta loh sama kamu danau? Emang kamu mau tanggung jawab?" Ungkap diriku terkekeh sendiri

Ada-ada aja lo -Author

Diem deh Thor, sirik banget lu!

😒 -Author

Ok. Skip.

"Disini aku ngerasa ada hal yang istimewa, tapi apa? Bisakah kamu jawab danau? Andai kamu bis abicara, mungkin aku akan bertanya suatu hal sama kamu!"

"Tapi-" aku menjeda kalimat yang akan kulontarkan.

"Mungkin itu hanya angan," ungkapku menghela nafas.

"Udah yah, aku pulang dulu! Kapan-kapan aku bakal kesini lagi buat mencurigakan hatiku ketika semuanya selesai," pamit diriku kepada danau itu dan tidak lupa melambai kearahnya.

Apakah sebegitu kejamnya mereka terhadapmu? Sampai mereka menyembunyikan segalanya? Batin seseorang yang tengah memperhatikan aktivitasku tadi.

<<>>

Sekarang Arum telah sampai dirumahnya. Karena ia mampir di danau, ia pun pulang dengan jalan kaki. Toh, jaraknya pun dekat. Karena keadaan rumah yang sepi, ia sempat bingung.

"Hallo, apa ada orang??" Teriak diriku.

"Kemana sih mereka?"

"Bang Rio, kamu dimana?" Ungkapku memberenggut kesal.

"Apa dek, gak usah teriak!"

"Ih, lagian abang yang salah, kenapa nggak jawab aku,"

Rio hanya bis pasrah toh, enggak akan ada akhirnya nanti, "Iya iya, abang salah, udah ah cepet ganti baju sana udah sore,"

A k a rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang