A k a r /Minggu/

4 0 0
                                    


Plagiat harap minggir 🔪🔪 🔪

Satu Minggu lamanya Arum bersekolah di SMA  Antartika ternyata tidka seburuk yang ia bayangkan. Namun, sampai saat ini ia belum juga menemukan petunjuk. Jadinya ia masih menikmati hari-harinya bersama abangnya 3A yang selalu menemani mereka. Begitu pula denganku, sekarang aku sudah bisa dekat dengan ka Akbar. Walaupun dia masih agak canggung dengan diriku. Namun aku selalu memaksa.

Hari ini adalah hari Minggu, dan aku sekarang masih bergelut dengan mimpi yang ada didalam tidurku. Suara seorang remaja laki-laki membuat tidurku tidak nyaman. Ia menggedor-gedor pintu kamar dengan jeras dan menimbulkan kebisingan.

"Adek bangun, dicariin ayah, dek bangun woyy," teriak Rio masih dengan menggedor-gedor pintu kamar.

Aku mengajak rambutku frustasi dan berjalan kearah pintu dengan perasaan dongkol dan kesal. "Apa sih bang, aku lagi ngantuk ini,"

"Eh, udah bangun toh, sana turun dicariin ayah!" Ucap Rio.

"Ih, ini maish pagi bang, ga mau ah pengen tidur lagi," ungkap diriku yang masih Ngantung dan cemberut.

"Udah sih, sana turun orang mau diajak jalan kok," ucap Rio jahil padahal kan enggak mau kemana-mana!

Arum langsung mengerjakan matanya bahagia dan segera turun kebawah tanpa peduli jika ada abangnya yang masih setia didepna pintu.

"Dasar bocah,"

<<>>

Arum menuruni anak tangga dan melihat ayahnya yang sedang melakukan kegiatan rutinitasnya. Arum menghampiri ayahnya dan memeluknya dengan erat.

"Eh, putri ayah, kenapa tiba-tiba peluk?" Tanya Dion ayahnya terkejut.

"Ih, ayah enggak suka yah dipeluk aku," ungkapku kesal dan melepaskan pelukannya.

Aduh kok Arum baperan sih heran deh sama yang nulis!😒 -Netizen

Banyak ngomong lo netizen, diam elah!!! -Author

Ok.
Skip.

"Eh eh, kok dilepas pelukannya, ayo dong sini peluk lagi," ucap Dion kembali dan merentangkan tangannya. Arum tersenyum sumringah dan membalas pelukan dari ayahnya.

"Aduh, pagi-pagi udah manja aja kamu dek," ungkap seseorang yang baru turun kebawah, Rio.

"Ih abang, sirik banget," ungkapku malas.

"Siapa yang sirik, udah cepat ayo kita olahraga sekalian sama temen abang!"

Ada binar kebahagiaan muncul dimata Arum dan berkata, "Beneran bang? Oke, aku ganti baju dulu!!"

"Iya beneran makanya cepet tuh mereeka udah pada nungguin,"

"Iya bang benatr, udah enggak sabar aku bang, tungguin!" Teriak Arum yang sedang menaiki anak tangga buru-buru.

"Dasar bucin," ucap Rio menepuk jidatnya sendiri.

Dion yang sedaritadi memperhatikan interaksi kedua anaknya hanya tersenyum, ternyata putrinya sudha dewasa. "Bucin sama siap yo,?"

"Ih ayah kepo," ucap Rio tak sopan.

"Hemm, terserah kalian, yang penting kalian menjaga adikmu itu!" Ucap Dion dan melanjutkan aktivitasnya.

"Bang ayok," ucap Arum tersenyum dna menarik tangan Rio untuk cepat-cepat pergi.

"Ayah, aku izin!" Ucapku yang sudha berada diluar dengan teriak.

<<>>

Terlihat banyak ornag berlalu lalang dipekarangan olahraga. Aku dan abangku berjalan menyusuri taman mencari keberadaan 3A.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A k a rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang