A k a r /Jedag jedug/

3 0 0
                                    


Plagiat harap minggir 🔪🔪🔪

Suasana kantin sekarang telah ramai. Apalagi ditambah dengan segerombolan 3A dan 1R disana. Tidak lupa juga Arum yang mengikuti jejak abangnya itu.

Kok kamu enggak jelas banget Thor? -Netizen

Gak jelas gimana? -Author

Katanya 3A, kan ini nambah 1R😒 -Netizen

Maap bep, author lupa😁 -Author

Ok. Skip.

"He, Bar, ngapain lo tadi halangin jalan gw hah! Mau gw sleding tuh kepala lo!" Kesal Rio seraya menusuk-nusuk bakso yang berada di mangkuknya.

Akbar mengecilkan bahu acuh, dan pastinya mengundang tawa ketiga orang yang berada disampingnya saat ini.

"Apa Lo ketawa? Mau gw tampol hah!" Ungkap Rio sarkas.

Mereka semua menggelengkan kepalanya sempurna yang membentuk cengirna seraya mengangkat kedua tangannya seakan-akan ia tengah mengalah.

"Kamu, juga dek, kenapa nggak keluar," ucap Rio.

Arum menatap abangnya itu bingung, "Keluar? Keluar dari mana bang? Lagian kan tadi aku juga ada diluar, enggak dimobil, ngapain keluar,"

"Astaghfirullah, adek, lama-lama aku tenggelemin kamu ke laut juga, mau kamu?" Ungkap Rio menodongkan sendok kearahku.

"Ih, abang bisnaya cuma ngancem, ya udha sih emang aku juga enggak bisa ngancem ha? Palingan nanti juga abang yang digantung idup-idup!" Balas diriku santai.

Rio melototkan matanya lebar-lebar, "Ya ampun dek, canda kali, gitu aja baperan,"

Aku hanya memutar bola mata malas dan melanjutkan makananku.

"Eh, Yo, ngomong-ngomong soal adek Lo ini, kapan sekolah, kayaknya gw baru liat deh," ucap Agus. Dianggguki oleh Anam. Terkecuali Akbar yang sedang memainkan ponselnya.

"Oh, baru aja kemaren," balas Rio dianggguki kepala oleh mereka.

"Pantesan, kemarin juga gw liat adek Lo!" Ucap Anam. "Heh kamu, masih inget gak sama kita bertiga?"

"Aku, masih lah, kan kalian yang kemarin aku tabrak, tapi enggak sengaja kok," balas diriku.

"Iyaa, kenalin gw Anam, dan ini Agus, dan,"
"Yang lagi main gadget itu namanya Akbar," ungkap Anam memperkenalkan dirinya dan kedua temannya terkecuali Rio.

Aku mengangguk mengerti, dan melirik kearah Akbar sekilas. Tadinya pengen sekilas, tapi ketika aku tau apa yang sedang dilakukan oleh Akbar itu salah, aku merebut handphone miliknya dan berteriak heboh, "Astaghfirullah, ka Akbar, ngapain kamu bunuh ini orang semua!!! Kaka enggak punya hati yah!"

Seluruh murid membelalakkan matanya kaget, ketika mendengar teriakan dari seorang remaja yang baru-baru ini menjadi hot new disekolahnya.

"Apa sih dek, ribut deh," balas Rio.

"Iya, ada apa?" Tanya Anam dan Agus.

"Ih, kakak-kakak ganteng, tapi masih lebih gantengan abang aku, sini yah aku kasih tau, kenapa kalian membiarkan seseorang membunuh, bukankah itu melanggar aturan dan itu harus dilaporkan ke polisi!" Ungkap menjelaskan dan menghirup nafas dalam-dalam.

"Astaghfirullah adek gemes, ngomongnya jangan asal, mana ada temen kami bunuh orang!" Ucap Agus menenangkan suasana kantin yang sedikit heboh.

"Ihh, ka Agus enggak percaya, nih aku liatin," lalu aku memperlihatkan sebuah layar handphone yang didalamnya terdapat sebuah permainan Mobile Legend dimana tadi Akbar telah membunuh salah satu musuhnya. Sedang Akbar sedaritadi hanya diam mematung akibat ulah Arum yang sekejap.

A k a rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang