A k a r /Masih adakah?/

5 0 0
                                    


Plagiat harap minggir🔪🔪🔪………..

Seorang gadis menuruni anak tangga dengan senyuman polosnya yang sellau terukir jelas di bibirnya. Ia telah bersiap untuk berangkat ke sekolah pagi ini. Sesekali melirik kearah ruang keluarga ia melihat sang ayah yang selama beberapa tahun ini telah menjaga dirinya dengan baik. Jika kalian bertanya dimana bundaku maka akan kujawab. Bundaku sekarang sedang berada diluar negeri untuk menggantikan sepupunya yang tengah mengandung.

Gadis itu berjalan mendekati ayahnya yang tengah beradu tatapan dengan huruf-huruf yang terukir dikertas.

"Pagi yah,"

Ayah menurunkan kacamatanya dan menyapa kembali putri semata wayangnya itu. "Pagi sayang, udah siap?"

"Siap yah, ini mau berangkat, tapi nunggu abang lama banget," ungkapnya memberenggut kesal.

Ayah terkekeh pelna melihat tingkah putrinya tersebut dan berkata, "Biarkanlah, mari ayah antar,"

Binar di mata cokelat terangnya kini bersinar ketika mendengar ucapan sang ayah, "Asik, yuk yah,"

Gadis itu menarik tangan ayahnya pelan agar ia berdiri. Tetapi suara bariton seorang lelaki menghentikan aktivitasnya.

"Kamu bareng aku dek, yuk,"

"Ih, enggak mau, lagian ayah mau anterin aku," balasku cuek.

Sang abang menghela nafasnya pelan seraya menatap ayahnya agar ia diberi kemudahan, "Lain kali aja kamu bareng ayah, lebih baik kamu sama bang Rio aja,"

"Ih, ayah, kok gitu sih?"

Ayahnya hanya menggeleng begitu pula Rio yang ditatap oleh sang adik. "Udah ah, yuk berangkat."

Alhasil merekapun berangkat dengan perasaan dongkol yang masih menempel dihati gadis itu.

<<>>

Di mobil

Suara keheningan mewakili kedua manusia yang sedang berdiam diri didalam mobil tersebut. Sesekali menatap kearah luar jendela gadis itu bersenandung kecil.

"Dek," panggil Rio.

Adiknya menoleh dan berkata, "Apa bang?"

"Aku mau nanya sama kamu, tapi kamu janji jangan marah ya?" Ungkap Rio meminta izin kepada adiknya.

Arum dibuat bingung dengan ungkapan dari Rio lantas, "Nanya apa sih?"

"Emmm,"

"Emmm, apa sih bang enggak jelas banget," ungkap diriku menirukan apa yang diungkapkan oleh Rio.

"Ini serius, jadi jangan marah,"

"Iya bang, udah cepet cerita aja si,"

"Kita batalin aja yah?"

"Ha? Batalin? Batalin apa bang," balasku bingung.

"Kita batalin rencana yang udha kamu susun selama ini, karena menurut abang itu enggak baik."

"Enggak bisa gitu lah bang, aku juga pengen tenang, aku enggak mau kalau aku dihantui terus sama pikiran aku yang aneh-aneh," ungkap diriku mencoba bersabar.

"Abang tau dek, tapi, itu sama aja kita buat sedih orang tua kamu, walaupun kita enggak tau sebenarnya," balas abangnya pasrah. "Abang sih terserah kamu aja, tapi kalau suatu saat nanti ada yang jangal, abang mohon berhenti,"

Diam. Arum hanya diam tanpa menanggapi dan membuat Rio menghela nafasnya pelan. "Kalau memang pelakunya dia, enggak mungkin juga kan dia masih ada disekitar kita? Coba deh kamu pikir lagi," Rio mengambil nafas dengan pelan dan tersenyum kearah adiknya.

"Dan kamu juga harus inget, kalau sebelum kejadian masa lalu itu terjadi, kamu sempat hilang ingatan karena ulah penjahat itu," ungkap Rio mengingatkan kembali mas alalu kepadanya.

Rio mengerem mobilnya tepat di parkiran sekolah. Dan sebelum keluarpun ia berkata kepada adiknya, "Jaga diri baik-baik, dan ingat pesan abang, jangan terlalu percaya sama mereka yang udha kamu sayang, ok?"

Lalu Rio meninggalkanku yang masih berada diparkiran. Seraya berjalan Rio mengacungkan jempolnya dan tersenyum dan dibalas pula senyumannya oleh diriku.

<<>>

Istirahat telah tiba, sampai sekarang aku masih mengingat jelas ucapan dari abangku. Karena aku tidak mau larut dalam pikiran yang membuat diriku pusing, akupun bergegas keluar dari kelas untuk membeli cemilan untuk dikelas.

Melewati koridor kelas 11 adalah hal biasa, namun hal tidak biasanya adalah ketika aku harus selalu melewati seseorang yang sangat dibenci olehku. Mungkin hanya sekedar benci, namun rasa ini sudah ada diujung tanduk.

Sepanjang jalan hanya ada cengiran dan senyuman yang selalu terukir jelas di bibirku. Sesekali membalas mereka yang berlalu lalang di hadapanku.

Sampai dikantin aku mengambil beberapa cemilan, dan minuman. Lalu kubawa pesananku ke ruang kelas. Mungkin bagi mereka sudah tidak aneh jika aku dikenal dengan sebutan polos. Karena aku sempat hilang ingatan, dan membuatku lupa pribadiku dulu, begitu pula seseorang yang dulu selalu menemaniku.

Aku berjalan dengan membawa dua botol akua dan tangan satunya ku gunakan untuk memainkan ponselku dan tanpa sengaja aku menabrak seseorang yang tak ku kenali sekalipun.

Srukk

Sebuah cairan kental berwarna putih tumpah begitu saja ketika lelaki itu membawanya. Membuat noda di sepatu miliknya itu. Ingin menggeram namun, dia ingat kalau dia sedang berhadapan dengan seseorang yang membuatnya benci setengah mati.

Dia Akbar, cold boynya SMA Antartika.

Udah keliatan juga sama nama sekolahannya yah? _Author.

Biarin aja sih thor sirik ae lu!

Skip.

"Eh, maaf ka enggak sengaja," ungkap diriku. Toh emang aku enggak sengaja.

Tidak ada sahutan, yang ada hanya keheningan yang membuat suasana kantin begitu tegang.

Lalu aku mendongak keatas, dan melihat siapakah yang aku tabrak tadi. Lelaki itu hanya menatapku malas tanpa ekspresi dan berlalu begitu saja meninggalkan diriku.

"Astaghfirullah Akbar, orang minta maaf juga malah ditinggalin," komentar sahabatnya yang bernama Agus.

"Ho'oh, kan kasian dedeknya," balas Anam dramatis.

"Jyjyk lu, dah ah males sama lo mah," balas Agus. Dan meninggalkan Anam yang maish berdiri menamani diriku.

"Ampun deh sahabat gw, gak ada yang waras semua kecuali gw," balas Anam berkomentar terhadap dirinya.

"Eh, maaf ya dek sama sikap Akbar, dia emang gitu jadi maklum yah, dan enggak usah dimasukin hati yah," ucap Anam meminta maaf kepada diriku atas kesalahan sahabatnya.

Aku mengangguk menyetujuinya, "Iya ka ga papa,"

"Ya udah, kaka mau nyusul temen Kaka dulu ya, bye," pamit dirinya.

Aku mengangguk dan berlalu menuju kelas kembali, "Huh, masih ada ternyata spesies kayak begitu, aku pikir cuma dinovel aja," ujarku mengedikkan bahu acuh.

Yey, part 1 udah jadi…
Jangan lupa vote sama comment!!!
Luv buat kalian yang baca hehe:D
Yang belum baca? Ya baca dong biar dapat Salam dari aku xixi.

Salam uwuw

RA🐼

A k a rTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang