Vote + Komen yaa 💕
◎❀◎
Setelah hari dimana insiden Jimin yang datang ke Apartement-nya dalam kondisi kacau juga hal yang ia lakukan untuk mencegah Jimin dan Dahyun bertemu pada pagi harinya, Rosé merasa bersalah. Bersalah karena sudah dengan sengaja melakukan hal yang seharusnya tidak berhak untuk ia lakukan.
Sikap egoisnya pada hari itu membuatnya begitu menyesal, tidak seharusnya ia mengaktifkan mode silent hingga Jimin tidak mengetahui jika Dahyun menghubungi dan mengiriminya pesan. Rosé tidak ingin sikap mementingkan dirinya sendiri kembali menguasainya.
Dengan begitu, Rosé harus melakukan sesuatu agar hal ini tidak terjadi lagi. Ya, dia harus menjauh dari Jimin. Selain itu, ada juga satu hal yang menjadi alasannya ingin menjauh dan berhenti menjadi partner seks pria itu. Perasaannya, setiap hari ia bertemu pria itu rasa cintanya seakan terus bertambah besar saja dihatinya.
Semakin membesarnya perasaan itu, Rosé takut jika ia suatu hari nanti akan bertekad untuk memiliki Jimin dan membolehkan segala cara jahat untuk mendapatkan pria itu. Dan sekali lagi, Rosé tidak ingin hal itu terjadi padanya. Ia masih memiliki harga diri untuk tidak melakukan hal keji tersebut agar ia dapat memiliki pria yang dicintainya.
Debaran jantung wanita itu berdetak tak beraturan tatkala posisi mereka yang kini tidak lagi memiliki jarak, sebagaimana Jimin saat ini tengah menghimpit tubuhnya dengan bibir milik pria itu yang terus membubuhkan kecupan pada lehernya. Debaran yang juga dibersamai dengan denyut sakit yang kini tengah mendominasi dirinya.
Rosé terus memikirkan bahwa ia harus menghentikan semuanya sekarang juga, ia tidak bisa bertahan lebih lama lagi untuk terus berhubungan dengan Jimin seperti ini yang dimana pria itu membuatnya merasa senang berada di dekatnya, namun pria itu juga lah yang menorehkan rasa sakit itu pada hatinya.
Setelah sekian lama berdebat di dalam pikirannya sendiri, Rosé benar-benar yakin akan keputusannya yang ingin menjauh dari pria itu. "Hentikan." Rosé mendorong tubuh Jimin untuk menjauh darinya, namun Jimin tetap menghimpit tubuhnya dengan mengencangkan tangannya yang menggenggam sisi meja.
Untuk yang kedua kalinya, Rosé kembali mendorong tubuh Jimin hingga akhirnya hisapan pria itu pada lehernya terhenti, begitupun tubuh mereka yang kini terbentang jarak cukup lebar diantaranya. "Ayo akhiri semuanya Jimin, aku ingin kita berhenti melakukan pengkhianatan ini."
Jimin tampak mengerutkan keningnya disana, merasa heran dengan Rosé yang tiba-tiba saja ingin berhenti. "Apa maksudmu?" Rosé menghela nafas, kemudian bergerak untuk menegakkan tubuhnya. Sembari menggigit kecil bibirnya berusaha untuk menahan air matanya agar tidak meluruh.
"Aku memiliki kekasih."
Ucapan Rosé dengan suara rendahnya dapat terdengar jelas pada pendengaran Jimin, yang dimana ucapan dengan suara rendah itu seakan dapat mengiris hatinya. Rosé menundukkan kepalanya, tidak ingin memandang Jimin yang kini tengah menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE [✔]
Fanfiction[M] "It's not about love. It's just about us being lost in our lust." *** Semuanya, bermula dari sebuah pesta. Pesta dimana menjadi tempat bagi Rosé dan Jimin saling mengenal untuk yang pertama kalinya. Hingga akhirnya, suatu kejadian fatal membawa...