Semakin bertambahnya hari, tentunya usia kehamilan Rosé pun semakin bertambah pula. Selama itu pun tidak jarang Rosé mengalami hal wajar seperti ibu hamil pada umumnya, ia pernah mengalami saat ketika ia begitu menginginkan sesuatu yang dimana bisa saja hal itu adalah sesuatu yang wajar sampai hal yang paling aneh sekalipun.
Wanita itu pun juga tak jarang mengalami serangan mual di pagi hari yang kerap disebut morning sick. Membuat Jimin lebih sering menunda untuk datang ke kantor tepat waktu karena Rosé yang tidak kunjung juga terhenti dari mualnya.
Seperti apa yang kebanyakan orang katakan pula, emosi ibu hamil seringkali berubah-ubah, layaknya seorang wanita yang tengah kedatangan tamu bulanannya. Rosé bukan tak pernah merasakan emosinya terus berubah-ubah, melainkan ia sering sekali mengalaminya. Hal itu pula berdampak pada sang suami, dimana apa yang dilakukan Jimin selalu salah dimata Rosé.
Dan akhir-akhir ini, entah mengapa Rosé jadi sering memikirkan bagaimana jika sebenarnya Dahyun menyimpan dendam dan rasa tidak suka yang suatu hari nanti bisa saja wanita itu berniat untuk merebut Jimin darinya?
Ia tahu, Jimin memang mencintainya. Namun tidak akan pernah ada yang tahu bagaimana isi hati seseorang yang sebenarnya. Rosé tidak tahu apakah Jimin benar-benar telah menghapus bayang-bayang Dahyun dari hatinya, ataupun belum sama sekali melakukannya. Rosé tidak pernah tahu tentang itu.
Walaupun pada setiap harinya Jimin selalu melakukan sesuatu yang menunjukkan jika pria itu mencintai dirinya, dan tak jarang pula ungkapan cinta itu keluar dari belah bibirnya, Rosé tetap saja khawatir. Bagaimanapun, Rosé tahu betul apa yang Jimin rasakan kepada Dahyun dulu bukanlah sebuah perasaan main-main, melainkan pria itu benar-benar mencintai Dahyun.
Bagaimana jika suatu hari nanti Dahyun datang kembali ke kehidupan bahagia mereka kemudian berusaha membuat Jimin kembali kepada Dahyun lagi? Memang tidak baik memikirkan hal-hal buruk seperti ini, namun wajar saja bukan jika Rosé merasa takut dan khawatir akan kemungkinan yang bisa saja terjadi?
Seluruh pemikiran itu menyebabkan Rosé tenggelam dalam lamunannya, sampai tidak menyadari jika pisau yang ia gunakan untuk memotong buah kini perlahan mulai mengiris jarinya. Namun karena Rosé tengah melamun, wanita itu tidak menyadari rasa sakitnya yang dimana luka itu telah mulai mengeluarkan cairan kental berwarna merah, bersamaan dengan bau amis yang menguar.
Jimin yang baru saja kembali dari ruang kerjanya setelah mengambil beberapa dokumen penting yang akan ia kerjakan dirumah hari itu menghampiri Rosé yang tengah berada di dalam dapur. "Sayang?"
Begitu melihat adanya darah yang terus mengalir keluar dari luka pada jari wanitanya, Jimin segera meletakkan dokumen itu asal lalu menghentikan pergerakan tangan Rosé disana. "Roséanne! Apa yang kau lakukan?!" Seruan panik itu membuat Rosé tersadar dari lamunannya.
Kemudian ia merasakan tubuhnya diangkat untuk dibawa menuju kursi di dalam dapur tersebut. Rosé mendongak untuk dapat melihat wajah khawatir Jimin disana. "Jimin.."
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE [✔]
Fanfiction[M] "It's not about love. It's just about us being lost in our lust." *** Semuanya, bermula dari sebuah pesta. Pesta dimana menjadi tempat bagi Rosé dan Jimin saling mengenal untuk yang pertama kalinya. Hingga akhirnya, suatu kejadian fatal membawa...