"Baby.."
Suara lembut milik Roséanne memasuki gendang telinga sang pria, seakan panggilan itu sangatlah penting baginya, Jimin yang kini tengah memijat kaki jenjang Rosé sembari menonton serial televisi kesukaannya dibuat langsung menoleh. Melihat sang istri disana sedang mengusap perut buncitnya.
"Kau menginginkan sesuatu?"
Rosé mengangguk, sedikit beranjak untuk menegakkan tubuhnya. "Aku ingin bulgogi." Jimin diam-diam menghela nafas lega, merasa aman dengan permintaan Rosé kali ini, wanita itu tidak meminta sesuatu yang aneh seperti sebelum-sebelumnya.
"Baiklah, setelah check up kondisi kandunganmu kita beli, ya?" Rosé menjawab pertanyaan itu dengan gelengan kepalanya. Membuat Jimin mengira jika Rosé akan meminta suatu cara yang tidak wajar untuk memakan ataupun mendapatkan bulgogi tersebut. "Aku tidak mau membelinya, lebih baik memasaknya sendiri."
Jimin akan kembali menghembuskan nafas leganya sebelum kemudian Rosé kembali bersuara pula. "Tapi aku ingin kau yang memasaknya." Pergerakan tangan Jimin yang tadinya tengah memijat kaki Rosé terhenti, sorot matanya kini menunjukkan ketidak yakinan di dalamnya.
Akan sehancur dan seburuk apa rasa dan bentuk bulgogi-nya jika Jimin yang memasak? Ia memasak air saja tidak bisa, apalagi bulgogi. "S-Sayang, tapi kan kau tahu aku tidak bisa─" Rosé menyidekapkan tangannya, menunjukkan raut kesal disana. "Kalau kau tidak mau yasudah."
Melihat raut merengut pada wajah Rosé, Jimin lantas beranjak mendekat. "Bukan aku tidak mau sayang, aku malah khawatir jika kau memakan bulgogi buatanku nantinya. Kalau kau dan anak kita keracunan karena memakannya, bagaimana?"
Penjelasan itu tidak mempengaruhi apapun pada perubahan raut kesal Rosé, ia tetap ingin Jimin memasakkan bulgogi untuknya. "Tidak akan, pokoknya aku tetap ingin kau yang memasak bulgoginya!" Rengekan itu terdengar sembari sang wanita menendang-nendangkan kedua kakinya ke udara. Selayaknya anak kecil yang memberontak karena tidak diberi apa yang diinginkannya.
"Tapi─"
Rosé tahu, pasti Jimin akan kembali menolak keinginannya. Sang wanita pun segera memotong ucapannya. "Sudahlah, bilang saja kalau kau tidak mau memasakkannya untukku. Lebih baik aku memasaknya sendiri sekalian mencari daddy baru untuk anakku."
Rosé akan beranjak meninggalkan Jimin disana, namun langkahnya tertahan ketika Jimin segera mencegahnya dengan menahan pergelangan tangannya. Membuat Rosé kembali terduduk diatas sofa. "Jangan begitu, sayang. Aku tidak bisa memasak, bulgoginya pasti akan terasa sangat tidak enak kalau aku yang memasaknya."
Sang wanita mempoutkan bibirnya, merasa tidak suka dengan jawaban yang Jimin berikan. "Huh, tapi ini keinginan anak kita. Kau tega mengabaikan keinginannya?" Jimin menelan ludahnya susah payah. Yah, pada akhirnya pun, Jimin tidak memiliki pilihan lain selain menyutujuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESIRE [✔]
Fanfiction[M] "It's not about love. It's just about us being lost in our lust." *** Semuanya, bermula dari sebuah pesta. Pesta dimana menjadi tempat bagi Rosé dan Jimin saling mengenal untuk yang pertama kalinya. Hingga akhirnya, suatu kejadian fatal membawa...