8

1.8K 419 9
                                    


Yoshi sekarang makin gencar deketin Lia, bahkan disekolah aja berduaan terus berasa dunia milik berdua.

Airi sebenernya nggak terlalu ngerasa sakit, karna dari awal Airi udah tau nggak akan ada harapan kalau Airi tetep lanjut suka sama Yoshi. Tapi ya, tetep aja perih dikit.

Yoshi sama Airi itu udah satu paket, sahabat yang lebih merunjuk ke sodara. Yoshi udah nganggep Airi kayak kembarannya sendiri, dan ya perasaan nggak ada yang tau kan. Airi malah jatuh sama pesona Yoshi.

"Berduaan mulu hih." Siyeon dari tadi udah sumpah serapah aja ngeliat Yoshi sama Lia yang mesra-mesraan dikantin sekolah.

"Ya wajar, yang nggak wajar tuh kalo Yoshi sama Jeno." Karina ngacungin dua jempolnya setelah denger omongan Airi.

"Lebih nggak wajar lagi kalau Yoshi tiba-tiba sama lu Ri." Airi malah keselek setelah Siyeon ngomong begitu.

"Iyalah, kenal aja nggak. Bisa-bisanya malah sama Airi, ngaco otak lu." Karina langsung ngedorong jidat Siyeon biar sadar.

Diem-diem Airi ngelirik ke arah Yoshi dan Lia yang lagi duduk dipojok sana, keliatan bahagia banget.

Diem-diem Airi ngelirik ke arah Yoshi dan Lia yang lagi duduk dipojok sana, keliatan bahagia banget

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Ayo anter gua!" Airi hanya bisa pasrah jemarinya diseret paksa oleh Karina menuju perpustakaan. Padahal Airi dan Siyeon juga belum meminjam buku untuk referensi, tetapi ya Karina si anak pintar ini pasti sudah cepat-cepat ingin menyelesaikan tugasnya.

"Na, kalo tangan gua copot tanggung jawab. HEHH!" Karina malah semakin menarik kencang lengan Airi. Dan membawanya masuk ke perpustakaan yang pintunya sudah terbuka, sepertinya habis dipakai kelas.

Ada beberapa anak yang masih berada didalam perpus, padahal sebentar lagi istirahat. Jam kelas Airi untungnya sedang kosong, karena gurunya sedang sakit.

Airi melirik ke kumpulan siswa yang sedang menulis, ada Yonghee, Yeji, Nakyung dan Jeno disana. Kelas XII MIPA1, kelasnya Yoshi. Pantas saja tidak berisik, kelas anak-anak rajin ternyata.

"Untung Siyeon nggak mau ikut, pasti berisik nih kalau liat Jeno deketan sama Yeji." Karina menggerutu pelan sambil melirik kekasih sahabatnya.

"Hush, udah makanya ayo cari! Bahaya kalau Siyeon nyusul." Airi langsung mendorong tubuh Karina ke rak didepannya. Dengan cepat Karina mencari buku yang kemarin sudah sempat ia lihat sekilas, Airipun ikut mencari buku untuk referensi tugasnya.

"Yah cuy, tinggi lagi. Itu Ri, yang warna biru! Buset tinggi amat kenapa sih!" Airi langsung noleh ke arah Karina yang mendongak ke atas. Karina mencoba berjinjit sambil meraih buku yang ia inginkan.

"Pendek sih." Ucapan Airi langsung membuat Karina menatapnya tajam.

"Lu lebih pendek dari gua ya asu." Ia kembali bergelut dengan tenaganya untuk mengambil buku.

Sampai akhirnya Karina menyerah dan menoleh ke kanan kiri untuk meminta bantuan.

"Lu disini dulu, gua mau minta tolong Jeno." Karina langsung pergi dengan seenaknya, untung temen.

Airi akhirnya diam sambil menatapi buku yang dimaksud Karina, mau membantu juga tidak sampai. Jadi lebih baik Airi lihati bukunya agar langsung menunjuk jika ada orang yang bisa membantunya.

"Permisi, ojek."

Setiap tempat sepi pasti ada makhluk itu, makhluk kasar tidak beradab.

Airi melirik ke sampingnya sebentar dan melihat ke bukunya lagi.

"Yang mana? Buruan nanti kita kepergok berduaan, terus tiba-tiba dinikahin mau kau? "

Airi langsung mukul orang disampingnya, nggak habis pikir sama jalan pikir otak Yoshi.

"Itu yang sampulnya biru."

Yoshi mengangguk dan langsung mengambil bukunya, Yoshi itu terlampau tinggi. Tanpa berjinjitpun, jemarinya langsung sampai.

Enggak mungkin segampang itu sih, Airi tau Yoshi enggak sebaik itu.

"Nih."

Airi natap malas lengan Yoshi yang terangkat ke atas sambil megang bukunya, ck ngajak ribut ini namanya.

"Gelut di lapangan aja lah yok ci!" Sumpah Airi mau bersumpah serapah tapi dia harus tahan karna lagi diperpus.

"Pendek sihh~"

Tanpa berpikir panjang, Airi langsung menggelitik pinggang Yoshi sampai orang itu ketawa lumayan keras.

"HWAHAHAH IYA UDAH RI AHAHA UDAAHHHH!!" Airi malah semakin gencar menggelitik pinggang Yoshi, bahkan tidak sadar kalau buku yang dipegang Yoshi sudah terjatuh dari jemari pemuda itu.

"Mampus lo! Mampus!"

"HAHAHA IYA RI AMPUN!! HWAAAA MAMAAHH AHAHHA UDAAAH!!"

"Eh? Airi? Yoshi? Ngapain?"

Airi langsung berdiri tegap menatap Karina dan Jeno yang sedang melihat ke arah mereka bingung. Yoshi yang merasa terancampun langsung tersenyum sopan ke arah mereka dan pergi dari tempat kejadian meninggalkan Airi yang harus mencari alasan, memang sialan Yoshi.

Karina mendekat ke arah Airi dengan tatapan curiga, "Lu nggak main belakangkan sama Yoshi?"

Airi cuma ketawa-ketawa canggung, "Ahaha yakali? Enggak lah! Itu tadi si Yoshi ketabrak rak terus tiba-tiba ketawa ngakak, kayaknya ikut miring deh otaknya. Ehehe."


MOE | Kanemoto Yoshinori Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang