38

2.2K 315 67
                                    


"Lah udah confess? Kapan?!"

Airi duduk di bangkunya, "Pas sabtu kemarin."

"Terus pacaran kan?! Ri! Ri! Pj nya bayarin kursus ballet ya!"

Abis itu kepala Siyeon ditoyor sama Karina dari samping. Aura emosi di kepala Karina mau meletus-letus denger manusia nggak tau diri ini. "Lo kaya, banyak duitnya! Nggak usah ngelunjak."

Karina akhirnya balik natap Airi lagi. "Pacaran beneran Ri?"

"Belum? Nggak ngajak pacaran dia, jadi ya belum."

Airi awalnya emang mikir bakal ditembak sama Yoshi, ternyata enggak. Tapi Airi biasa aja sih, toh mereka pacaran nggak pacaran pun. Si Yoshi tetep aja brengsek, buktinya setelah confess nggak ada yang berubah diantara mereka.

Sebenernya Airi juga sadar sama keadaan Yoshi yang lagi nggak ngenakin, dan ya Airi milih nggak ngomong apapun kalau Yoshi emang belum mau.

Siyeon berdiri terus naruh dua tangannya dipinggang sambil masang muka emosi ke arah tempat duduk Airi. "Parah banget tuh sahabat gua digantung! Mana orangnya, sini biar gua gantung kepalanya!"

"Kemaren muja-muja si Yoshi, sekarang orangnya mau digantung. Gimana sih lu cabe perempatan!"

"Enak aja cabe perempatan! Cabe Mall nih! Lu jangan asal ngomong ya Rin, bisa jatoh harga diri cabe-cabean gua!" Airi cuma bisa liatin Siyeon aja, udah nggak heran. Soalnya Siyeon biasa lebih parah.

Akhirnya Karina bangun, dan narik tangan Siyeon buat ke meja nya lagi. "Stop dulu, itu Hwall mau piket."

Cowok kulit putih itu senyum manis, "Eh? Makasih Karina."

Nggak lama, tiba-tiba Aisha dateng dan berdiri di samping Hwall sambil senyam-senyum. "Hwall! Biar aku aja!"

Jujur Hwall nggak mau pusing pagi-pagi, apalagi cewek di kelasnya ini rata-rata suaranya bisa sampai kantin. Jadi Hwall langsung ngasihin aja sapu nya ke Aisha dan milih kabur.

Pas Hwall keluar, Siyeon langsung nyipitin matanya sambil pasang muka ngeselin.

"Idih aku aku."

Ini kalau nggak Aisha tahan, nih sapu udah kelempar kali ke muka Siyeon. "Bacot lu."

"Hwall harusnya ngeliat tuh, aslinya begitu."

"Nyenyenye." Bodo amat sama Siyeon yang emang hobi ngibarin bendera perang, Aisha milih kabur ke meja belakang buat dibersihin.

Karina ngeliatin aneh Siyeon yang masih masang muka ngeselinnya, "Temen berantem lo banyak banget dah."

Nganggukin kepala pake gaya sok, Siyeon meremin matanya sambil ceramahin Karina. "Pertemanan tanpa saling memaki itu hambar Tuan Putri Karina."

"Anjing lo."

"LAH NGEGAS?"

"Barusan gua baru menjalin pertemanan sama lo."

Ribut terus, tapi kalau nggak ketemu pasti saling nyariin. Gitu tuh Siyeon sama Karina. Airi yang udah ketawa akhirnya ikutan juga. "Nggak salah tuh, Karina."

"Bangsat kamu juga, Ri." Siyeon ngucap pake penekanan kata, supaya ngumpatnya kerasa di hati Airi.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MOE | Kanemoto Yoshinori Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang