Chapter 3 : CUMBU

222 25 6
                                    

Mata mereka saling mengunci, saling mencoba menundukkan pandangan lawannya selama mungkin, menimbulkan riak yang kuat dan kokoh, yang hanya bisa dilakukan oleh dua orang Sannin seperti mereka.

Sakura mengerti bahwa sang lelaki menunggunya untuk mundur dari maksud tersirat ucapannya barusan. Atau Sasuke hanya menunggu langkah apa yang si gadis ambil selanjutnya, Sakura tidak yakin yang mana.

Kedua mata Sasuke yang berlainan, satu hitam pekat dan yang satu ungu terang, tampak menggelap hingga berwarna lebih kelam, nuansa yang belum pernah Sakura lihat sebelumnya, dan memancarkan gelombang panas. Hasrat, juga kilatan keyakinan diri dan kepiawaian yang mengingatkan sang kunoichi akan Sasuke-nya, namun pada saat bersamaan mengisyaratkan akan sesuatu yang lebih.

Sasuke tampak tenang namun tetap menunggu -yang membuat kepercayaan diri Sakura meluap, karena bagaimanapun juga, ini Uchiha Sasuke, dan lelaki itu kini jelas-jelas menginginkannya- dan di bawah tatapan tajam Sasuke, tubuhnya terasa disulut api. Tangannya sedikit gemetar, bukan karena gugup, melainkan karena tidak sabar. Dan ketika Sakura berpikir dirinya cukup dekat untuk bisa menyentuhkan bibirnya ke bibir Sasuke, jantungnya berdetak sangat cepat, lebih dari makhluk aneh apapun yang pernah di-summon-nya.

Seperti merasakan keraguan dari sang gadis, Sasuke pun ikut mendekatkan diri, hingga paha dalamnya menyentuh tungkai luar Sakura. Pemilik rambut gulali itu pun menunduk, melihat ke titik dimana tubuh mereka bertemu. Ketika pandangannya perlahan kembali naik ke atas, Sakura berhenti sejenak untuk mengagumi tenggorokan Sasuke. Mungkin hanya imajinasinya, atau Sakura benar-benar melihat urat nadi sang pria yang berdenyut-denyut ketika jakunnya bergerak turun naik dengan sangat perlahan.

Sakura merasakan telapak tangannya berkeringat, tapi dia tidak mau menyekanya dan menunjukkan kegelisahannya - Sakura mungkin tidak punya pengalaman dalam hal ini, akan tetapi dirinya tangguh dan Sasuke harus tau itu. Kunoichi tersebut juga menyadari akan panas yang terpancar dari tungkai gagah yang mengurung tubuh bawahnya, juga bau samar tanah, keringat dan aroma khas Sasuke, juga tarikan tipis bibir ketika sang pria mencoba untuk tidak menyeringai.

Tarikan bibir itulah- yang biasanya tajam dan terbatas dalam kata-kata- membuat Sakura ragu memberikan hadiah.. atau hukuman.

Satu tangan Sakura menjangkau ke atas dan menyentuh pipi Sasuke dengan lembut, ibu jarinya mengusap bibir sang pria, kemudian turun ke dagunya. Setiap sentuhan diresapinya seakan-akan ini akan menjadi kali pertama sekaligus terakhir. Ketika Sakura mulai menyapu garis rahang Sasuke, dia memberi kesempatan pada sang lelaki untuk mundur. Sakura akan menghormati pilihan Sasuke jika pria tersebut ingin berhenti dan menarik diri. Namun ketika tidak ada yang terjadi, sang gadis pun membawa bibirnya menyentuh bibir Sasuke.

Sakura mendengar nafas Sasuke tercekat ketika bibir mereka akhirnya bertemu, mungkin karena sang shinobi tidak menyangka hal ini benar terjadi, lalu kemudian dia merasakan sesuatu yang asing dan pekat. Sesuatu yang Sakura pernah dengar - atau baca sebelumnya, namun belum pernah dia rasakan langsung. Riak demi riak lahar panas mengalir dan menjalar di seluruh pembuluh darahnya, berdenyut dan menyebar, membakar tubuhnya. Dimulai dari bibirnya, dan kemudian merambat ke bawah, turun dan terus turun, menggelitik hingga ke seluruh sudut badan. Sakura menyadari buah dadanya kembang kempis, putingnya terasa kebas sebelum gelombang panas tersebut semakin merambat ke bawah.

Bibir mereka bergerak seirama, seakan terbiasa menarikan cumbuan yang dituntun sang lelaki ini sejak lama. Terasa aroma mint dari mulut Sasuke, dan Sakura teringat teh peppermint yang dia berikan kepada pria tersebut sebelumnya, ketika sang pangeran masih setengah sadar. Gadis itu juga merasakan suatu rasa lain yang tidak bisa dia sebutkan, namun terasa amat candu seperti halnya ciuman ini. Bibir Sakura membuka tanpa sadar, dan Sasuke memanfaatkan kesempatan ini untuk menyelipkan lidahnya ke dalam mulut kekasihnya.

The Red Loop -Simpul Merah-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang