Chapter 2 : TERHUBUNG

220 26 1
                                    


Hitam, itulah hal pertama yang disadarinya. Sasuke memicingkan matanya dan berusaha melihat sekelilingnya dengan jelas, namun dia kembali tak sadarkan diri setelah mendengus keras.

Kedua kalinya dia sadar, Sasuke langsung merasakan luka di tubuhnya. Bau antiseptik samar dan rasa perih yang menyengat ketika dia mencoba bergerak, yang biasanya dia rasakan saat ada luka baru, meyakinkannya. Walaupun, lukanya tidak sesakit yang seharusnya, yang membuat Sasuke bertanya-tanya, tetapi dia sedang tidak bisa berpikir. Semuanya terasa sulit, butuh upaya yang besar hanya untuk bergerak, dan dia merasa sangat lelah. Kali ini putih yang dia lihat, dengan kilasan warna merah dan mungkin, hijau. Setelah itu, dia kembali tidak sadarkan diri lagi.

Ketiga kalinya dia membuka mata, semuanya terlihat jelas. Pria Uchiha ini berkedip beberapa kali, rasa pusing di kepalanya perlahan hilang ketika dia mencoba fokus dan menilai keadaan sekitar.

Melihat sekelilingnya, Sasuke menyadari ada bayangan yang menari di langit-langit kayu pohon ek yang berwarna gelap, menandakan adanya perapian yang menyala. Tangannya yang tinggal satu itu meraba bagian atas badannya, merasakan kain linen kasar yang membalut dada dan bahunya.

Seseorang menemukannya. Dan juga merawatnya.

Ingatannya kembali kepada pertarungan terakhirnya melawan sesuatu (atau seseorang, dia tidak ingat jelas), sebelum kesadarannya hilang. Jika saja dia tidak sibuk melindungi benda yang ia temukan -yaitu gulungan langka yang keramat, yang mudah hilang dalam pertarungan sengit-, mungkin dia tidak akan terluka.

Samar-samar sang kepala klan Uchiha ini merasakan dirinya dikelilingi kertas peledak saat itu, tapi dia tidak bisa menggambarkannya dengan jelas.

Lalu, setelah itu dia ingat dirinya berlari secepat mungkin, mencoba membuka gerbang portal sambil mengingat rumah, mungkin tanpa sadar ia berharap dapat bertemu dengan istrinya kembali.

Sakura..

Suara gemerincing yang terdengar di dekat situ membuat Sasuke tersadar dari lamunannya. Mencoba mengenali sekitarnya, Sharingannya diaktifkan, dan hatinya langsung menghangat melihat sebuah sosok familiar. Ah, itu dia, Sasuke pikir. Saat chakra khas milik sang sosok dia rasakan, ketegangan diri Sasuke pun sirna. Ternyata dia yang menemukanku.

Sekarang Sasuke hanya terpisah beberapa meter dari istrinya.

Lelaki itu pun kemudian berdiri perlahan dengan keanggunannya sebagai seorang shinobi terlatih, hendak memberikan kejutan sekaligus berterima kasih kepada sang istri.

Sasuke tidak bisa berhenti berpikir, sudah berapa lama waktu berlalu semenjak terakhir kali dia melihat istrinya. Berapa lama sejak terakhir dia memeluknya. Dan jika dipikir bahwa sang istri lah yang menemukannya kembali, seperti mengukuhkan jalinan ikatan yang mereka miliki. Hal ini membuatnya merasakan sesuatu yang membakar geloranya, menjadikannya serupa monster yang posesif dan penuh dengan gairah, siap untuk menerkam dan mengklaim apa yang memang miliknya.

Lelaki itu melangkah tanpa bersuara dan perlahan, penuh perhitungan. Yang terlihat di matanya hanyalah kilasan warna merah muda, tidak ada yang lain.

Dalam sekejap Sasuke menghimpit targetnya, dada bidangnya menempel ketat di punggung Sakura. Tangannya mencengkram pinggul sang istri, hingga jarinya menekan otot Sakura dengan kuat sementara hidungnya menciumi leher sang wanita. Dengan perlahan, Sasuke menggesekkan kejantanannya yang sudah mengeras, menunjukkan kepada Sakura seberapa besar dia menginginkan, tidak.,. membutuhkan istrinya.

Bibirnya memohon, menyebutkan nama sang kunoichi dengan putus asa. Suaranya yang serak tenggelam, terhalangi rambut yang berwarna seperti harum manis, dan Sasuke menikmati reaksi tubuh Sakura yang gemetaran. Dicumbunya helaian merah muda yang halus itu, dan turun, turun terus hingga ke pangkal leher, hingga bibirnya menyentuh garis rahang sang istri. Dihirupnya aroma tubuh istrinya, wangi manis rumah yang amat dirindukannya..-

The Red Loop -Simpul Merah-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang