13

369 36 9
                                    


HAPPY READING!

Suasana yang dingin akibat hujan mengguyur ibu kota membuat Gladis mempererat pelukannya ditubuh pria yang tak lain Angkasa.pria itu sudah bangun sejak 30 menit yang lalu dan kini sedang menatap kearah langit-langit kamar hotel itu.Angkasa membiarkan Gladis memeluknya bukan karena menyukai wanita itu.Angkasa hanya menjalankan rencananya dan kali ini Angkasa beruntung karena sepertinya cinta Gladis masih ada meski tidak sedalam dulu.

Suara ponsel Angkasa yang berbunyi membuat pria itu segera mengangkat panggilan masuk atas nama Diandra.

Dengan suara lembut pria itu terus menerus membuat Anak diseberang telpone tersenyum.Pria itu juga tidak lupa untuk mengatakan selamat pagi .Hampir satu jam Angkasa mengobrol dengan wanita dan Anak perempuan diseberang telpone.

Gladis yang baru membuka mata samar-samar mendengar suara Angkasa.

"Papa sayang Diandra,"Gladis merasa sesak mendengar suara lembut itu.Jadi selama ini Angkasa sudah menikah dan mempunyai Anak.

Angkasa yang merasakan pergerakan dibelakang tubuhnya menoleh dan menatap Gladis yang diam dengan bulir air mata dipipinya.Angkasa yakin jika Gladis mendengar perbincangannya dengan sang putri.Gladis bahkan tidak melihat jika kini Angkasa sudah berdiri dan memungut pakaiannya.pria itu berjalan kearah pintu setelah menyadarkan Gladis dari pikirannya yang berkelana dengan sebuah lumatan singkat yang membuat tubuh Gladis terasa panas.

"Ambil dan hubungi nomor ini saat sesuatu terjadi,semalam gue nggak pakai pengaman."setelah mengucapkan itu Angkasa pergi meninggalkan Gladis yang kembali menangis .

Samar-samar Gladis mendengar jika Angkasa sudah mendapatkan uang untuk biaya rumah sakit.itu Artinya Angkasa benar-benar menjadikan perasaan Gladis untuk kepentingan pria itu.Gladis menatap nanar tubuhnya yang dipenuhi bekas cumbuan Angkasa.tapi jika pria itu tidak memiliki uang lalu kenapa Angkasa memiliki kartu nama .Gladis benar-benar bingung sekarang.

*****

"Papa!!"teriak Anak perempuan itu membuat Angkasa tersenyum dan memeluk putrinya.

"Mama mana sayang?"tanya Angkasa membuat gadis berusia sekitar 5 tahun itu menunjuk kearah Dapur.

Angkasa menghela nafas dan tersenyum melihat sudah ada perubahan dari wanita yang begitu berarti dalam hidupnya.

"Papa mau kebandung selama satu Minggu ,kamu baik-baik dirumah sama mama dan Bi sum."pesan Angkasa membuat Gadis kecil berponi itu mengangguk.banyak yang Angkasa alami selama 6 tahun ini.

Setelah mencium pipi gembil Diandra,Angkasa menemui wanita yang hanya duduk diam memperhatikan pembantunya itu memasak.Angkasa mencium kening wanita itu sebelum pergi.

Setelah tiba di mobilnya Angkasa menatap kartu ATM yang diberikan Gladis itu sekilas sebelum membelokkan mobilnya menuju salah satu rumah sakit.

Seorang perawat tersenyum melihat kedatangan pria itu.

"Bagaimana keadaan mama saya ?"tanya Angkasa .

"Sudah ada peningkatan Mas,ibu Diana sudah lebih baik."ujar perawat itu membuat Angkasa bernafas lega.

Angkasa lelah, banyak beban yang harus ditanggung nya.belum lagi dendamnya kepada Gladis membuat Angkasa menghilang bertahun-tahun . Angkasa duduk disofa memperhatikan seorang paruh baya yang sedang tertidur pulas.Kepingan kejadian semalam mengingatkan Angkasa dengan kenangan masa lalu.Ada rasa yang tidak bisa Angkasa utarakan saat mengingat kejadian semalam.Milik Gladis yang masih begitu sempit tentu membuat Angkasa tahu jika wanita itu tidak tidur dengan pria manapun selama ini.Angkasa sengaja tidak menggunakan pengaman semalam , Angkasa hanya ingin memberikan Gladis sesuatu yang pernah Wanita itu minta bertahun-tahun lalu.Ingatam itu masih jelas saat dimana Gladis tersenyum dan memeluk lengan kekarnya dan mengatakan ingin memiliki Anak dengannya.tapi Saat itu Angkasa malah menampar Gladis dan menyuruh teman-temannya untuk menyentuh Gladis sesuka hati.Malam itu Gladis berlari sekuat tenaga menjauhi tempat itu dengan rasa sakit yang tidak bisa lagi Gladis tahan.Sebelum teman-teman Angkasa melakukan hal-hal yang tidak Gladis inginkan wanita itu mengemudikan mobilnya dengan airmata yang membasahi pipinya.rasa muak dan benci Gladis teriakkan sepanjang jalan hingga mobilnya menabrak pembatas jalan dan koma selama dua tahun.

*****

Gladis memasuki rumahnya dan disambut pelukan hangat mamanya.Lena memeluk putrinya sambil membisikkan kata maaf berulang kali.

"Gladis baik-baik saja ma."ujar Gladis membuat Lena menuntun putrinya itu ke meja makan.

Bram tersenyum dan memeluk putrinya juga.pria itu juga mengungkapkan kata maaf berulang kali.Galen yang melihat itu hanya diam memakan makanannya.

"Gladis baik-baik saja pa,"ujar Gladis tersenyum lembut dan ikut duduk dimeja makan.

Setelah Acara sarapan pagi selesai.Gladis memilih kekamarnya.pikirannya melayang mengingat ucapan Angkasa.Ada rasa senang saat pria itu memberikan kartu namanya . ucapan Angkasa diartikan Gladis jika pria itu akan bertanggung jawab.Gladis tanpa sadar mengusap perutnya.tapi mengingat panggilan papa yang dilontarkan Angkasa membuat Gladis kembali murung.Entah apa yang Angkasa inginkan.

*****

Sudah satu Minggu berlalu dari kejadian hari itu.kini Gladis mulai menjalani rutinitasnya seperti biasa.hari ini sangat melelahkan bagi wanita berkulit putih itu.tak terasa setelah menjalani pemotretan ,Gladis membawa Miranda ke salah satu kedai ice cream .Mereka berdua menikmati ice creame ditengah cuaca panas ibu kota.

Ditempat nya duduk Gladis memperhatikan sekeliling.banyak Anak-anak yang merengek minta dibelikan ice creame.seulas senyuman terpatri diwajahnya tak kalah melihat sosok gadis kecil yang sedang bercoloteh panjang lebar dan ditanggapi serius oleh pria yang gadis kecil itu panggil papa.

"Mbak Ayo pulang!"Miranda sudah berdiri membuat Gladis ikut berdiri .

"Mereka terlihat sangat bahagia,"guman Gladis tanpa sadar .

Miranda yang tidak mendengar itu berjalan lebih dulu menuju mobil.meninggalkan Gladis yang diam dengan wajah terluka saat melihat jika pria yang sedang dipanggil papa oleh gadis tadi adalah Angkasa.disamping Angkasa Gladis baru lihat jika ada wanita yang duduk diam menatap kedepan.Gladis merasakan nyeri di dada nya,wanita itu melangkah menjauh dengan bulir-bulir air mata yang terus menerus berjatuhan meski berulang kali Tangan lembut itu mengusapnya.

Berharap adalah kebodohan yang paling sering manusia lakukan.Gladis terlalu banyak berharap akibat ucapan Angkasa hingga membuatnya kembali terluka.bertahun-tahun dalam keadaan hilang ingatan pun Gladis masih begitu mencintai pria itu padahal Gladis sudah pernah mengatakan jika Angkasa tidak lagi berarti dalam hidupnya tapi semuanya hanya omongan karena nyatanya hati Gladis masih menyimpan harap untuk pria itu.

menurut kalian siapa gadis kecil yang memanggil Angkasa papa?

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!

GLADIS [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang